Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

ADVERTISEMENT

moms-life

7 Tanda Seseorang Terlalu Dermawan Menurut Psikiater

Aisyah Khoirunnisa   |   HaiBunda

Rabu, 26 Nov 2025 17:00 WIB

Ilustrasi volunteer
Ilustrasi tanda seseorang terlalu dermawan menurut psikiater/ Foto: Getty Images/SDI Productions
Daftar Isi

Bunda, memberi dan berderma tentu merupakan sifat mulia. Namun, tahukah Bunda bahwa ada istilah dalam psikologi untuk mereka yang memberi secara berlebihan? Dilansir dari Psychologytoday, kondisi ini disebut sebagai toxic generosity, over-giving, atau pathological altruism.

Orang yang terlalu dermawan ini melampaui batas memberi yang sehat, dan kebaikan berlebihan ini justru dapat merugikan diri mereka sendiri maupun orang yang menerimanya. Memberi yang berlebihan dapat menyebabkan pengabaian terhadap kebutuhan diri sendiri.

Lalu, apa saja tanda-tanda bahwa seseorang sudah menjadi terlalu dermawan? 

7 Tanda seseorang terlalu dermawan menurut psikiater

Berikut adalah 7 tanda orang dermawan yang berlebihan, berdasarkan analisis dari Dr. Christine B.L. Adams, seorang psikiater dan ahli di bidangnya.

1. Merasakan kelelahan berlebihan 

Orang yang terlalu dermawan akan cepat mengalami kelelahan dan keletihan yang berlebihan karena berusaha menjalankan terlalu banyak proyek "membantu" orang lain dalam jangka waktu yang lama.

Kelelahan ini dapat meningkatkan stres, dan memicu kesulitan psikologis, termasuk penyalahgunaan zat dan kesulitan tidur kronis. Mereka bahkan merasa bertanggung jawab atas pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh orang lain.

2. Perfeksionisme dan rasa bersalah 

Orang yang terlalu banyak memberi cenderung memiliki sifat perfeksionis. Mereka ingin memberikan perawatan kepada orang lain secara "sempurna." Karena ini mustahil, mereka mengumpulkan rasa bersalah psikologis ketika merasa gagal memenuhi standar tinggi mereka.

Mereka mengalami penyesalan diri dan merasa perlu meminta maaf karena merasa tidak memberi dengan benar secara sempurna.

3. Merawat orang lain, tetapi mengabaikan diri sendiri 

Salah satu ciri khas mereka yang memberi secara berlebihan adalah ketidakseimbangan antara perawatan yang diberikan kepada orang lain dan perawatan untuk diri sendiri.

Mereka sangat buruk dalam memenuhi kebutuhan dasar diri mereka sendiri, seperti kenyamanan, kesehatan, relaksasi, liburan, tidur, dan olahraga.

Mereka ahli dalam merawat kebutuhan yang sama untuk orang lain, tetapi memiliki standar ganda yang mengarah pada pengabaian diri sendiri.

4. Menghindari ketergantungan 

Orang yang terlalu dermawan tidak suka bergantung pada orang lain untuk mendapatkan bantuan atau perhatian. Mereka hanya ingin memberi.

Akibatnya, mereka cenderung mencari hubungan tanpa pamrih di mana orang lain menerima perawatan emosional mereka dan tidak memberikan imbalan apa pun.

Mereka bahkan mungkin tetap berkomitmen pada hubungan yang "mati" di mana tidak ada dukungan yang datang dalam waktu yang lama. Sifat ini rentan membuat mereka menjadi korban.

5. Fokus pada masalah orang lain 

Apa yang menjadi fokus orang yang terlalu dermawan dengan pemberian berlebihan mereka? 

Dr. Adams, penulis buku Living on Automatic: How Emotional Conditioning Shapes Our Lives and Relationships, menemukan bahwa mereka tertarik untuk mengendalikan masalah yang dimiliki orang lain.

Masalah yang coba mereka kendalikan bisa berupa perselisihan hubungan, cara memenuhi tenggat waktu pekerjaan, hingga hal-hal dasar seperti mencuci pakaian orang lain, membayar sewa, atau mengisi lemari penyimpan makanan dengan bahan makanan.

6. Berjuang dengan rendahnya harga diri 

Meskipun memberi bantuan besar dapat meningkatkan harga diri secara singkat, orang yang memberi secara berlebihan justru memiliki kekurangan harga diri dan kepercayaan diri yang khas terhadap aspek-aspek tertentu pada diri mereka.

Kurangnya harga diri ini berkaitan dengan kemampuan mereka untuk merawat diri sendiri, menghargai keinginan dan kebutuhan mereka, dan memiliki kepercayaan diri dalam keputusan yang menguntungkan diri mereka.

7. Risiko kematian yang lebih tinggi 

Penelitian tahun 2021 di Amerika Serikat (AS) tentang The balance of giving versus receiving social support and all-cause mortality telah menunjukkan bahwa orang yang terlalu banyak memberi justru memiliki dampak yang berbahaya bagi kelangsungan hidup mereka.

Dibandingkan dengan orang yang memiliki keseimbangan memberi dan menerima yang lebih banyak, mereka yang memberi secara berlebihan memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dari berbagai penyebab.

Memberi secara berlebihan ini seringkali merupakan sifat yang dipelajari sejak dini di masa kanak-kanak dan menjadi sifat kepribadian yang tidak fleksibel. Bahkan, anak-anak yang menunjukkan perilaku prososial yang tinggi, tetapi memiliki gejala emosional seperti kegugupan, kekhawatiran, dan kecemasan, mungkin menunjukkan awal dari altruisme patologis.

Bunda, itulah tujuh tanda orang dermawan berdasarkan psikiater. Apakah Bunda atau orang sekitar memiliki salah satunya? 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda