Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Sering Dikomentari Saat Liburan? 6 Kalimat Ampuh Mengatasinya

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Jumat, 28 Nov 2025 06:00 WIB

Asian Chinese family on a vacation. Walking on airport with luggage.
Ilustrasi liburan / Foto: Getty Images/svetikd
Daftar Isi
Jakarta -

Liburan seharusnya menjadi momen yang membawa kebahagiaan. Namun, bagi sebagian orang, hal ini justru mendatangkan stres dan dinamika keluarga yang menegangkan.

Terapis pasangan mengaku sering mendengar pertanyaan yang sama setiap tahu, “Apa yang harus saya katakan ketika kerabat saya memberikan komentar kritis atau berlebihan?”

Konflik dengan keluarga besar adalah salah satu alasan paling umum pasangan merasa jatuh dan saling membenci. Ketika datang ke terapis, mereka ingin tahu cara menetapkan batasan yang jelas dan tidak kembali ke pola lama.

6 Kalimat yang dapat disampaikan untuk menjawab komentar orang lain

Terkadang, kebanyakan orang meninggalkan komentar dalam unggahan momen liburan Bunda di media sosial. Meskipun ada yang memberikan pujian, ada pula yang menyampaikan kata-kata negatif atau mungkin membuat Bunda merasa bersalah.

Namun, Bunda tidak perlu khawatir lagi karena ada beberapa kalimat yang dapat disampaikan ketika dikomentari saat liburan. Berikut di antaranya:

1. “Kami mengasuh anak dengan cara yang berbeda dari yang kamu pilih, dan itu tidak apa-apa”

Bunda bisa menggunakan ini ketika ada orang mengatakan sesuatu seperti membesarkan anak. Bunda akan akan mengundang perbedaan tanpa mengundang perdebatan.

Lebih lanjut, mungkin Bunda juga dapat menawarkan percakapan lain dengan bertanya, “Apakah kamu berminat mendengar lebih lanjut tentang penelitian pola asuh yang sedang kami ikuti?”.

Jika anggota keluarga tidak tertarik mendengar hal ini, atau terus berdebat dari sudut pandangnya, hindari terlibat dalam percakapan seputar pilihan pengasuhan.

Kalimat ini juga dapat disampaikan ketika mendapat komentar buruk tentang cara Bunda menikmati liburan.

2. “Saya tahu liburan itu berat. Kami berusaha sebaik mungkin untuk bertemu semua orang, dan itu berarti harus berkompromi”

Dilansir dari laman CNBC Make It, gunakan respons ini jika ada keluarga yang mulai membandingkan, dengan kalimat seperti “Kamu menghabiskan lebih banyak waktu dengan pihaknya” atau “Tapi kita selalu merayakan bersama”.

Banyak pasangan saat ini mendefinisikan ulang liburan dan memilih istirahat, kehadiran, dan koneksi daripada kewajiban dan tugas.

Singkirkan anggapan bahwa ada cara yang benar untuk menghabiskan liburan. Buatlah keputusan berdasarkan nilai-nilai yang Bunda anut sebagai pasangan.

3. “Kami berada di tim yang sama, jadi kami tidak membicarakan satu sama lain seperti itu”

Gunakan kalimat ini ketika ada saudara atau keluarga yang merendahkan pasangan dengan komentar seperti, “Kamu tahu dia seperti apa…” atau “Dia tidak pernah pandai dalam hal itu”.

Komentar yang mengadu domba Bunda dengan pasangan memang halus, tetapi merusak. Komentar tersebut mengundang triangulasi, di mana salah satu pihak dipaksa untuk memihak. Hal ini pada akhirnya merusak ikatan pasangan.

Batasan ini menegaskan kembali persatuan, Bunda dan pasangan adalah sekutu, bukan musuh. Batasan ini juga mengajarkan mertua bahwa pernikahan Bunda adalah sistem keluarga tersendiri yang patut dihargai.

4. “Itu bukan sesuatu yang ingin saya bahas saat ini”

Ini adalah pernyataan umum yang bagus untuk menghadapi pertanyaan dari orang tak dikenal dengan topik-topik sensitif seperti politik, kesuburan, keluarga berencana, atau citra tubuh.

5. “Kami adalah orang tuanya dan kami memutuskan bagaimana kami menyikapi makanan sebagai sebuah keluarga”

Bunda dapat mengandalkan respons ini ketika ada orang asing atau keluarga yang ikut liburan memaksakan aturan makan kepada anak-anak. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang berkomentar tentang bagaimana liburan Bunda.

Komunikasi yang tegas dan penuh hormat tidak hanya memperkuat batasan, tetapi juga menjadi contoh bagi anak-anak untuk menghargai diri sendiri.

6. “Liburan memang sulit untuk dijalani bersama. Kami bersyukur bisa menikmati waktu bersama ini”

Gunakan kalimat ini saat rasa bersalah muncul dalam bentuk kalimat, seperti “Sayang sekali kamu tidak bisa tinggal lebih lama”.

Bunda bisa berbelas kasih tanpa harus menanggung kekecewaan orang lain. Rasa bersalah seringkali menjadi cara orang mengekspresikan kerinduan atau kehilangan. Akui perasaan itu tanpa menyerapnya.

Banyak keluarga yang konsisten dan dapat diprediksi. Jika mereka pernah melakukan sesuatu sebelumnya, kemungkinan besar mereka akan melakukannya lagi.

Ketika berhenti mengharapkan mereka berubah secara tiba-tiba, Bunda dapat fokus pada apa yang dapat dikendalikan, seperti persiapan, batasan, dan kehadiran.

Nah, itulah beberapa contoh kalimat yang mungkin dapat Bunda sampaikan ketika dikomentari saat liburan. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda