HaiBunda

MOM'S LIFE

9 Kalimat Boomer yang Diam-diam Bikin Generasi Z dan Milenial Menjauh Menurut Psikologi

Amira Salsabila   |   HaiBunda

Senin, 01 Dec 2025 22:40 WIB
Ilustras kalimat boomer yang diam-diam bikin generasi z dan milenial menjauh menurut psikologi/ Foto: Getty Images/ATHVisions
Jakarta -

Di tengah ketegangan antargenerasi seperti generasi Boomer dan generasi muda, hal-hal sepele seperti kalimat dalam percakapan atau kebiasaan kerap menjadi topik hangat.

Setiap generasi memiliki bahasa dan slang-nya masing-masing, tetapi pada akhirnya, satu sama lain merasa didengarkan dengan percakapan terbuka dan empati yang mendorong rasa percaya, koneksi, dan rasa hormat.

Generasi Boomer diketahui seringkali menggunakan beberapa kalimat yang mengandung kepahitan, membuat banyak generasi di bawahnya menutup diri.


9 Kalimat Boomer yang diam-diam bikin generasi Z dan Milenial menjauh

Bukan untuk mempermalukan, tetapi untuk menyadari bahwa pola yang membuat orang menutup diri, dan bertukar bahasa yang menjaga hubungan tetap hangat dan terbuka. Berikut beberapa kalimat yang sering disampaikan generasi Boomer.

1. “Aku hanya jujur”

Dilansir dari laman Vegout Mag, psikolog mengungkap bahwa kejujuran adalah suatu kebajikan, keterusterangan yang digunakan sebagai perisai bukanlah kebajikan.

Ketika seseorang mengatakan hal ini, biasanya mereka memberi isyarat, “Kebenaran saya lebih penting daripada perasaaan kamu”.

Kesenjangan itu, antara kebenaran dan kepedulian, berujung pada penghinaan, yang merupakan toxic bagi hubungan. Peneliti hubungan John Gottman pun pernah mengatakan penghinaan adalah asam sulfat untuk cinta.

2. “Dulu…”

Dilansir dari laman Expert Editor, kalimat ini mengubah percakapan menjadi persaingan, zaman siapa yang lebih keras, generasi siapa yang lebih berbudi luhur. Nostalgia itu dipersenjatai sebagai penilaian, ingatan disalahgunakan sebagai superioritas moral.

3. “Anak-anak zaman sekarang”

Mereka mengomentari beberapa generasi di bawahnya, dari Gen X hingga Gen Alpha, yang semuanya tergabung menjadi satu massa homogen, “anak-anak”.

Kalimat tersebut berhasil menyapu sekaligus meremehkan, mengubah pergeseran generasi yang kompleks menjadi kegagalan moral yang sederhana.

Setiap generasi pernah mengatakan hal ini tentang generasi setelahnya. Orang tua generasi Boomer sendiri pernah mengatakannya tentang mereka. Namun, entah bagaimana, setiap generasi percaya bahwa merekalah yang pertama kali menyadari kegagalan generasi muda.

4. “Itu menyebalkan”

Ungkapan ini terasa berbeda dari penanda negatif modern. Ketika atasan mengatakan sesuatu “Sangat mengecewakan”, rekan-rekan yang lebih muda tampak tersentak.

5. “Aku terlalu tua untuk berubah”

Ini adalah pola pikir tetap. Muncul saat suatu tugas masih baru, saat umpan balik terasa menyengat, atau saat hal yang tidak dikenal membuat kita merasa tidak mantap. Namun, kemampuan bukan suatu unit tetap yang habis seperti tinta printer.

Seperti yang ditulis oleh psikolog Carol Dweck, “Selama tiga puluh tahun, penelitian saya menunjukkan bahwa pandangan yang kamu anut terhadap diri sendiri sangat memengaruhi cara kamu menjalani hidup.”

6. “Orang-orang sekarang terlalu sensitif”

Emosi memandu bagaimana manusia belajar dan memutuskan. Kebanyakan generasi Boomer lebih intens memperhatikan sinyal negatif daripada positif.

Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian, “Keburukan lebih kuat daripada kebaikan” di banyak kehidupan, umpan balik, ingatan, hubungan, itulah sebabnya momen menyakitkan melekat dan memerlukan perawatan ekstra untuk memperbaikinya.

7. “Biarkan aku memberitahumu sesuatu”

Kalimat ini mungkin berfungsi sebagai peringatan. Kebijaksanaan yang tidak diminta datang. Kalimat ini mengasumsikan pendengar perlu diberi tahu, pengalaman secara alami diterjemahkan menjadi wawasan yang layak dibagikan.

8. “Di dunia nyata”

Kalimat ini mengungkap kesalahpahaman mendasar tentang bagaimana realitas itu sendiri telah bergeser.

Bagi generasi muda, dunia daring dan luring bukan ranah yang terpisah, melainkan pengalaman yang terintegrasi. Menyangkal kehidupan digital sebagai sesuatu yang tidak nyata ibarat mengabaikan percakapan sebagai omong kosong.

9. “Ketika kamu mencapai usiaku…”

Kalimat ini mengakhiri percakapan, menyiratkan bahwa pemahaman tidak membutuhkan pengalaman atau empati, melainkan hanya waktu.

Kalimat itu menggurui, dibalut dengan kebijaksanaan palsu, menganggap perjuangan saat ini sebagai fase yang akan dipecahkan oleh usia.

Nah, itulah beberapa kalimat yang sering disampaikan oleh generasi Boomer. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

Psikolog Ungkap 5 Kalimat Toxic yang Sering Diucapkan Orang Egois

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

9 Kalimat Boomer yang Diam-diam Bikin Generasi Z dan Milenial Menjauh Menurut Psikologi

Mom's Life Amira Salsabila

Cerita Remaja 16 Tahun Hidup Tanpa Kedua Ginjal, Idap Penyakit Langka Ini

Mom's Life Amira Salsabila

Momen Dante Putra Chelsea Olivia & Glenn Alinskie Ikut Turnamen Golf di Usia 5 Tahun

Parenting Nadhifa Fitrina

Hyperspermia: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Dampaknya bagi Kesuburan

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

7 Nama Bayi Sulung Perempuan Bermakna Keberuntungan

Nama Bayi Ajeng Pratiwi & Sutan Muhammad Aqil

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

73 Lagu Rohani Kristen Terbaik dan Terpopuler, Penyembahan & Pujian Syukur

Momen Seru Ariel Tatum Rayakan Ultah & Ungkap Rasanya Masuki Usia Jelang Kepala 3

Cerita Remaja 16 Tahun Hidup Tanpa Kedua Ginjal, Idap Penyakit Langka Ini

Hyperspermia: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Dampaknya bagi Kesuburan

9 Kalimat Boomer yang Diam-diam Bikin Generasi Z dan Milenial Menjauh Menurut Psikologi

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK