Jakarta -
Anak usia batita (di bawah tiga tahun) udah mulai hobi coret-coret nih, Bun. Apalagi, dia coret-coretnya di tembok, duh bisa bikin kita pusing ya Bun. Eits, tapi sebenarnya situasi anak yang 'hobi' coret-coret tembok bisa kita siasati kok.
Seperti dikatakan psikolog anak Dr Rose Mini, M.Psi, atau akrab disapa Bunda Romi, di usia batita memang anak lagi hobi mengeksplorasi lingkungannya. Nah, kalau anak coret-coret tembok, coba kita siasati dengan melapisi tembok pakai koran atau karton lebar.
Nanti, kalau kertasnya udah penuh coretan, tinggal kita ganti aja kertasnya. Terus, gimana kalau kita kasih kertas ke anak sama alat tulis buat dicoret-coret? Kalau anak pas dikasih 'perkakas' itu nggak masalah dan mau pindah 'lapak' untuk coret-coret, nggak apa-apa, Bun, lakukan aja.
"Cuma kadang anak dikasih kertas atau papan tulis yang kecil, dia nggak mau. Dikasih kertas yang agak lebar, kadang nggak mau," kata Bunda Romi di sela-sela Parenting Class 'Stimulasi Multiple Intelligence untuk Batita' yang diselenggarakan Klinik dr Tiwi dan Merries di Casa Grande, baru-baru ini.
"Bisa jadi memang buat dia lebih enak nih sambil jalan, sambil nggores pensil," lanjut Bunda Romi bergurau.
Nah, kita sebagai orang tua kata Bunda Romi juga perlu berempati sama anak dan berkiblat pada anak. Gimana maksudnya? Jadi, kita memang harus bisa memaklumi kalau di usia segitu anak masih hobi-hobinya bereksplorasi. Terus, kita juga perlu berkiblat sama anak di mana artinya kita yang memahami kalau kemampuan kognitif anak masih konkret operasional.
Ketika ada sesuatu yang bisa dicoret-coret, mereka akan mencoret-coret itu. Tapi, kita tetap perlu mengarahkan anak pelan-pelan hingga nantinya mereka paham kalau
coret-coret itu di kertas gambar, papan tulis, atau objek yang memang dijadikan bahan coret-coret.
Dikutip dari buku 'Anti Panik Mengasuh Bayi 0-3 Tahun' yang disusun tim Tiga Generasi, waktu anak coret-coret, selain ngasih kertas dan alat gambar, Bunda sama Ayah bisa menggambar di kertas hingga nantinya anak meniru apa yang dilakukan. Waktu anak
coret-coret, biarkan dia membentuk gambar dan memilih warna sesuai yang dia mau ya.
Dengan begitu, kita nggak menghambat kreativitas anak. Jangan lupa, setelah anak bikin hasil karyanya, kita puji mereka, Bun. Jadi, besok-besok anak tahu kalau coret-coret di kertas itu sesuatu yang baik dan membuat mereka dipuji dan disenangi lingkungab sekitarnya.
Ketika anak mulai coret-coret, gimana Bunda biasa menyikapinya? Ayo sampaikan pengalaman Bunda di kolom komentar.
(rdn)