HaiBunda

PARENTING

Ini yang Bisa Dilakukan untuk Lindungi si Kecil dari Penculikan

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Sabtu, 16 Sep 2017 11:02 WIB
Ini yang Bisa Dilakukan untuk Lindungi si Kecil dari Penculikan/ Foto: thinkstock
Jakarta - Baru-baru ini seorang siswa SD di kawasan Jakarta Barat mengaku hampir menjadi korban penculikan. Terlepas dari benar tidaknya hal itu, kita kembali diingatkan bahwa bahaya penculikan masih bisa saja terjadi.

Apalagi sebelumnya kita beberapa kali mendengar kabar adanya penculikan anak di kawasan rumah atau sekolah. Amit-amit jangan sampai ada lagi penculik yang tega merenggut kebahagiaan keluarga kita.

Nah, untuk itu kita perlu mengantisipasi agar anak nggak jadi korban penculikan. Lalu apa saja yang bisa kita lakukan?


1. Beri Informasi yang Jelas pada Anak

Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi menyarankan kita sebagai orang tua perlu memberikan informasi yang jelas kepada anak, supaya anak mengerti dengan baik. Misalnya informasi untuk menjauhi orang asing dan orang yang tidak dikenal, baik ketika mereka bertanya atau mendekati sang anak. Namun jangan lupa beri tahu juga ke anak soal batasan kecurigaan mereka ya, Bun.

Baca juga: Mengajarkan 'Good Touch' dan 'Bad Touch' ke Anak

Kita bisa lebih jelaskan, jika anak bersama dengan orang dewasa lain (misal guru atau orang tua temannya) yang dikenalnya ketika ia bertemu orang asing, anak tidak perlu cemas atau panik berlebihan. Namun misal jika ada kasus, anak tengah sendiri dan orang asing yang mengaku sebagai suruhan orang tuanya yang diminta menjemput anak, minta anak untuk memastikan hal tersebut. Caranya adalah dengan masuk kembali ke sekolah dan meminjam telepon sekolah atau biarkan pihak sekolah bertemu langsung dengan orang tersebut.

Intinya Bun, kita jangan hanya tanamkan prasangka ke anak tanpa menjelaskan secara detail bagaimana keadaan yang sebenarnya. Takutnya anak tidak bisa membedakan mana kejadian yang membahayakan dan mana yang tidak membahayakan. Jika anak salah paham dan salah persepsi kemudian telanjur melaporkan hal yang salah bisa jadi anak malah dianggap pembohong. Nah, hal itu bisa lebih membahayakan kepribadian anak dalam tumbuh kembangnya.

2. Kasih Tahu Ciri 'Orang Baik' dan 'Orang yang Tidak Baik'

Jangan gambarkan ke anak bahwa orang yang nggak baik itu hanya orang asing saja, Bun. Jelaskan bahwa bukan orangnya melainkan perilaku juga bisa nggak baik. Misalnya saja nih, jika ada temannya yang mengajak bolos si anak, maka itu termasuk orang tidak baik. Jika ada teman yang mengajak mengambil barang orang lain, maka itu juga termasuk orang tidak baik.

Baca juga: Ini yang Perlu Kita Lakukan Agar Anak Aman Saat Internetan

Bantu anak untuk lebih mengenali dengan ciri yang lebih detail supaya anak tidak langsung 'menghakimi' bahwa 'oh ternyata orang asing itu nggak baik', 'oh kalau ditanya orang asing di jalan itu udah pasti bukan orang baik' dan lain sebagainya. Kita perlu membantu anak untuk lebih menganalisis situasi dan orang lain, bukan malah mendramatisir keadaaan.

3. Perbanyak Ngobrol dengan Anak

Yuk, kita bentuk komunikasi yang positif dengan anak, sehingga anak bisa mengatakan apapun yang mereka alami di luar rumah dengan rasa percaya dan tanpa didasari rasa takut pada orang tuanya. Soalnya terkadang ada anak yang takut lho, Bun, untuk ngomong ke orang tua karena takut dimarahi, takut dianggap bohong dan ketakutan lainnya.

Baca juga: Tips 'Menjaga' Anak dari Paparan Konten Porno di Gadget

Jika anak percaya pada orang tua, tentu mereka tidak perlu mencari 'orang lain' ketika ingin mengadukan sesuatu. Lain halnya ketika anak tidak menemukan sosok yang bisa dipercaya dan aman untuk cerita, maka anak malah curhat di sosial media atau ke orang lain.

Yuk, Bun, kita tanamkan kepercayaan pada anak, agar anak bisa berkata jujur tanpa mendramatisir, berprasangka atau malah takut pada orang tuanya sendiri.

4. Tanamkan pada Anak untuk Tidak Tergiur Pemberian Orang Asing

Sebaiknya kita tanamkan ke anak jika bertemu orang asing dan kemudian menawarkan makanan atau mainan, untuk tidak menerimanya. Katakan pada anak untuk menolak dengan halus sambil mengatakan 'terimakasih', lalu segeralah menjauhi orang tersebut.

Jika anak memang sangat mengiginkan makanan atau mainan tersebut, sebaiknya meminta dan mendiskusikannya dulu kepada kita sebagai orang tuanya.

5. Ajarkan Anak untuk Tidak Memisahkan Diri Saat di Keramaian

Terkadang tempat ramai juga bisa jadi sasaran aksi penculik. Karena itu saat berada di keramaian, misalnya mal atau suatu festival, ajarkan pada anak untuk tidak memisahkan diri dari kelompok, rombongan, orang tua, pengasuh ataupun saudara.

Saat berada di lokasi, kita bisa beri tahu petugas-petugas atau tempat informasi yang bisa didatangi anak kalau-kalau tanpa sengaja terpisah atau diajak pergi oleh orang asing yang mencurigakan. (aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Pevita Pearce Liburan Bareng Suami Malaysia Naik Kapal Yatch, Ini Potret Kemesraannya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

7 Manfaat Makan Tomat Mentah untuk Wajah, Jarang Disadari Bun

Mom's Life Amira Salsabila

Pemain Timnas Rizky Ridho dan Istri Umrah setelah Nikah, Ini Potret Kebahagiaannya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Ini 3 Dosa yang Menghapus Pahala sebesar Gunung

Mom's Life Amira Salsabila

Mengenal Orang Tua Overprotektif: Ciri-ciri, Bahaya, dan Cara Mengatasinya

Parenting Kinan

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Pevita Pearce Liburan Bareng Suami Malaysia Naik Kapal Yatch, Ini Potret Kemesraannya

7 Manfaat Makan Tomat Mentah untuk Wajah, Jarang Disadari Bun

5 Potret Ryu Kyung Soo, Pemeran Han Se Jin Pria Green Flag di Drakor Our Unwritten Seoul

Terpopuler: Potret Wendi Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan

Pemain Timnas Rizky Ridho dan Istri Umrah setelah Nikah, Ini Potret Kebahagiaannya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK