Jakarta -
Bermain adalah salah satu bentuk
stimulasi kecerdasan buat anak. Tapi nggak perlu juga kok beli mainan yang mahal. Soalnya nih, kita bisa lho memanfaatkan isi kulkas.
Seperti yang dilakukan bunda dengan empat anak, Ilma Rineta. Menurut dia, bahagia itu sesimpel main bareng anak. Dan untuk main bareng anak, dia hanya perlu melakukan hal-hal sederhana. Jadi cuma buka kulkas lalu mengeluarkan beberapa sayuran yang ada di dalamnya. Apakah buat dimakan bersama atau dimasak bersama? Ternyata nggak.
Lalu diapain dong Bun, sayuranya? "Saya potong kentang, wortel, brokoli. Lalu pakai cat, dipakai untuk melukis di kertas," ujar Ilma di sela-sela Cerita Bunda yang digelar HaiBunda dan Morinaga di Harlequin Bistro, Kemang, Jakarta Selatan.
Selain itu, Ilma memanfaatkan kertas yang sudah nggak terpakai untuk bermain bersama emoat buah hatinya. Jadi mereka melipat kertas alias origami bersama-sama.
Baca juga:
Cerita 'Gado-gado' Ilma Rineta Menyusui Empat AnaknyaIlma mengaku dirinya memang nggak membatasi rasa penasaran anaknya akan berbagai hal. Karena menurutnya hal itu penting banget untuk mengembangkan imajinasi anak.
Oh iya, empat anak juga pasti punya kesukaan masing-masing. "Anak pertama dan kedua punya beda kesukaan, yang satu tokoh princess dan yang satu tokoh super hero, Thor. Nggak pernah saya batasi sih kalau mereka penasaran akan hal apa tapi tetap saya dan suami awasi," papar Ilma.
Nah, saat anaknya mulai menyukai tokoh tertentu, Ilma pun menjelaskan bahwa karakter tersebut punya sisi yang positif. Misalnya nih, princess adalah karakter-karakter yang baik, pemurah dan penyayang sedangkan Thor merupakan super hero yang punya semangat bagus dan bertanggung jawab. Jadi hal positif itu diharapkan turut diteladani anaknya,
"Walaupun dibebaskan tapi nggak dilepas juga kok, tetap diarahkan. Perhatikan apa sih yang anak lagi kembangkan, biarkan anak-anak berimajinasi. Karena dari imajinasi itulah muncul rasa penasaran," sambungnya.
Ilma sadar benar bahwa bermain merupakan salah satu bentuk stimulasi otak anak. Maka itu ketika membelikan mainan anak pun, ada pesan yang ingin dia sampaikan.
"Anak saya ada yang suka mobil-mobilan, saya beliin mobil-mobilan dengan berbagai warna. Dari situ selain main, anak juga belajar berbagai warna kan. Dapat informasi dari bermain sekaligus belajar bereksplorasi," kata Ilma.
Ilma mengatakan, karena jarak usia anak-anaknya berdekatan, stimulasinya pun lebih mudah. Ia pun sampai membuatkan ruang bermain sendiri untuk anak-anaknya, jadi ketika anak punya waktu kosong mereka dapat bermain bersama.
Baca juga:
Ingat ya, Bun, Stimulasi Agar Anak Cerdas Bukan dengan Gadget"Kalau Renzo sama Naira lebih ke mainan outdoor, dan 2 anak terakhir, Emir dan Hugo stimulasinya lebih ke mainan di rumah kayak mainan pasir yang bisa main di rumah," terang Ilma.
Pada kesempatan yang sama psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi MPsi mengatakan saat anak bermain, peran orang tua tetaplah penting. Jangan biarkan anak bermain sendiri, bisa ditambahkan dengan teman dan main bersama atau orang tua ikut bermain bersama anak untuk interaksi dan melengkapi proses stimulasi yang baik.
"Anak bermain dengan stimulasi sambil belajar warna. Bermain juga sangat efektif untuk stimulasi otak si kecil, nggak hanya itu, dengan bermain kreativitas orang tua juga lebih terbentuk," papar Ratih.
Ratih juga menambahkan, metode bermain untuk
stimulasi otak anak haruslah sedini mungkin. Karena 5 tahun pertama adalah masa periode emas anak, namun bukan berarti setelah usia 5 tahun anak sudah dilepas begitu saja dan tidak distimulasi lagi.
"Banyak kok stimulasi otak yang bisa dilakukan dengan anak. Misal, lewat auditori, perdengarkan anak dengan musik atau lagu daerah atau lagu anak-anak, biar interaksi dengan anak lebih optimal akan lebih baik kalau orang tua yang nyanyi bareng anak bukan memutar lagu melalui video di handphone," ungkap Ratih.
Baca juga:
Alasan Stimulasi Kecerdasan Anak Perlu Dilakukan Minimal 30 Hari (aml)