HaiBunda

PARENTING

Nak, Berbeda Itu Biasa Kok

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Jumat, 24 Nov 2017 19:03 WIB
Ilustrasi ibu dan anak/ Foto: Wirsad Hafiz
Jakarta - Masing-masing orang berbeda. Ketika kita bisa menerima perbedaan, toleransi lebih gampang dilakukan, setuju nggak, Bun? Supaya anak-anak bisa menerima perbedaan yang ada dalam hidup ini, bisa lho kita membiasakan mereka sejak usia di bawah lima tahun alias balita.

Kata psikolog keluarga Dessy Ilsanty, kita bisa mengajari anak kalau berbeda itu biasa sejak balita. Padahal, nggak sedikit ya, Bun, orang bahkan kita sendiri ngira kalau anak balita belum tahu apa-apa. Tapi, kata Dessy jangan dikira anak nggak tahu dan jangan kita remehkan kemampuan anak untuk berpikir.

"Ajari perbedaan itu biasa ke anak bisa dilakukan dari kecil kalau kamu anak laki-laki dan kamu anak perempuan. Bedanya ini, itu. Ini terus dimasukkan tiap hari ke pemikiran anak," kata Dessy di sela-sela Perayaan 95 Tahun Frisian Flag di Gandaria City, Jakarta Selatan, Jumat (24/11/2017).


Dalam keseharian, kita juga bisa masukkan perbedaan itu dalam bentuk diskusi misalnya anak dan temannya warna kulitnya berbeda. Tapi, jangan lupa tekankan perbedaan itu memang ada dan ini oke-oke aja kok. Nggak ada yang lebih baik atau buruk ketika kita berbeda. Dessy menambahkan, pemahaman soal perbedaan bisa memicu kecemburuan.

Ketika anak cemburu pada temannya karena kondisi fisiknya lebih oke misalnya, saat itu dia merasa lebih inferior sehingga anak ingin menjadi seperti teman yang membuatnya iri. Dengan kata lain, ketika nggak ada perbedaan derajat anak dengan temannya yang lain, nggak masalah.



"Kita sebagai orang tua juga jangan membanding-bandingkan anak. Karena, ketika kita menekankan ke anak kalau perbedaan itu memang ada dan dia merasa nyaman dengan dirinya apalagi orang tuanya menerima dia dengan kondisi seperti itu, anak nggak akan merasa cemburu sama temannya," tutur Dessy.

Hadir dalam kesempatan sama, sosiolog Prof Dr Paulus Wirutomo bilang jangan sekali-sekali kita membandingkan anak dengan saudaranya atau anak lain. Soalnya, Bun, kata Prof Paulus, sekali aja kita bandingin anak sama anak lain, itu bisa bikin harga dirinya jatuh dan kesedihan yang dirasa anak bisa amat mendalam.

"Kasih kepercayaan diri dan jangan bandingkan anak dengan yang lain. Sekali aja kita melakukan itu, waduh mendalam sekali itu efeknya buat anak," ujar Prof Paulus.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

7 Potret Rumah Rossa yang Modern dan Asri, Mushola hingga Kolam Renang Curi Perhatian

Mom's Life Annisa Karnesyia

Waspada! Ini Daftar Barang Elektronik yang Tak Boleh Dicolok Bersamaan di Satu Stopkontak

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Ashanty Ultah, Ucapan Aurel Hermansyah Haru Ingat Pertama Kali Minta Jadi Ibu Sambung

Mom's Life Annisa Karnesyia

Terpopuler: Potret Kayra Miendra Putri Tora Sudiro jadi Model

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Bisakah IQ Seseorang Meningkat dan Berubah? Ini Penjelasan Psikolog

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ayah Berpengaruh Besar pada Mental Anak Perempuan & Sikap Disiplin Anak Laki-laki, Ini Penjelasannya

Penelitian Ungkap: Risiko Autisme Lebih Tinggi pada Anak yang Ibunya Terkena COVID-19 saat Hamil

7 Potret Rumah Rossa yang Modern dan Asri, Mushola hingga Kolam Renang Curi Perhatian

Bisakah IQ Seseorang Meningkat dan Berubah? Ini Penjelasan Psikolog

5 Resep Orek Tempek Basah, Nikmat Disantap dengan Nasi Hangat

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK