Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kenapa Sih Anak-anak Suka Memukul Saat Berantem?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 06 Jan 2020 09:45 WIB

Bunda memperhatikan enggak kalau si kecil berantem dengan saudaranya, mereka gampang banget memukul. Kenapa sih anak sering memukul saat berantem?
Ilustrasi anak memukul saat marah/ Foto: iStock
Jakarta - Ketika kakak dan adik main di rumah, bukan enggak mungkin keduanya ribut, berantem, sampai saling pukul. Kenapa sih anak-anak sering memukul saat berantem? Bunda simak yuk penjelasan ahli.

Padahal, saling pukul bisa mengganggu kebahagiaan keluarga. Demikian yang dituliskan psikolog Lynne Kenney dan konsultan kesehatan mental anak usia dini Wendy Young dalam bukunya yang berjudul 50 Panduan Mengasuh Anak yang Sulit Diatur.



"Memukul adalah cara anak-anak menyampaikan perasaan dan pengalaman sensorik internal mereka. Ketika anak-anak mulai memukul, perilaku mereka memberitahu kita bahwa mereka tidak memiliki cara lain untuk memecahkan masalah," kata Kenney.

Namun, tidak semua anak yang memukul karena penyebab yang sama, Bun. Kata Kenney, beberapa anak ada yang memukul pada saat bahagia. Sebenarnya, seorang anak yang memukul ingin meminta bantuan orang tua.

"Mengamati bahasa tubuh, ruang, dan kata-kata anak membantu Anda memberinya perilaku alternatif sebelum terjadi tindakan pemukulan," ujar Kenney.

Dalam banyak kasus, kata Kenney, memukul merupakan bentuk komunikasi karena anak merasakan sesuatu yang tidak benar. Salah satunya anak merasa wilayah atau ruang mereka telah diserang. Bicaralah dengan anak-anak tentang menggunakan badan yang aman.

Kenney bilang, orang tua bisa menunjukkan arti ruang pribadi ke anak-anak dengan memintanya mengangkat siku kanan dan kiri di samping badan. Tunjukkan kepada anak-anak, ketika bermain mereka harus tetap berada pada jarak selebar siku.

Kalau anak gampang lepas kendali, Kenney mengatakan orang tua perlu menjadi otaknya. Korteks otak anak kecil belum berkembang. Ini artinya, anak sulit berpikir alternatif lain yang bisa diterima sosial ketika ingin mendapat mainan yang disukai.

Ilustrasi anak mukulIlustrasi anak mukul/ Foto: iStock

Maksud meminjamkan korteks ini, kata Kenney, yakni pengendalian bersama dengan membantu anak mempelajari keterampilan memecahkan masalah, sambil mencontohkan sikap yang tenang dan santai.

"Pada dasarnya, anak Anda dibajak oleh otak emosionalnya. Dia ingin mendapatkan sesuatu saat itu juga. Dia melakukan tindakan fisik sebagai jalan tercepat untuk mewujudkan keinginannya," katanya.



Sementara itu, Pendiri Situs Gentleparenting yang juga Spesialis Metode Gentle Parenting, Sarah Ockwell-Smith, menjelaskan, anak-anak akan memukul atau menendang jika ada yang memicu mereka. Anak akan memasuki mode fight or flight dan tubuh anak dibanjiri bahan kimia yang mendorong untuk berkelahi, ketimbang menghindar.

"Ketika anak-anak berada dalam keadaan ini, tidak ada gunanya mencoba berbicara tentang perilaku mereka. Kondisi siaga tinggi yang mereka alami akan menghambat kemampuan anak untuk mendengarkan orang tua dan merasionalisasi perilaku mereka," kata Sarah.

Cek kaitan emosi dan lapar di video ini, Bunda. 

[Gambas:Video Haibunda]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda