Jakarta -
Kalau dengar kanker testis, umumnya Bunda bakal ngebayangin yang mengalaminya adalah pria dewasa. Kayaknya, nggak mungkin deh anak-anak kena
kanker testis. Benar nggak, Bun? Tapi, inilah yang terjadi sama balita bernama Jason Takor ini.
Jason sudah didiagnosis kanker testis saat umurnya 3 tahun. Saat ini, di usia lima tahun, Jason disebut sebagai survivor kanker testis termuda di dunia. Ibu Jason, Zuzana Takor (34) mulanya menemukan benjolan seukuran jeruk satu bulan setelah Jason genap berumur 3 tahun. Sebagai ibu pastinya Zuzana sedih dan ketakutan saat tahu anaknya kena kanker testis.
Tapi, Zuzana mencoba tenang dan nggak berpikir macam-macam. Bahkan, sebisa mungkin dia menahan diri untuk nggak menangis di depan Jason. Duh, kebayang kan, Bun, gimana 'perjuangan' Zuzana waktu itu? Perasaannya hancur dan kalut mendengar kabar putranya tapi di sisi lain, dia harus kuat demi Jason.
"Ketika saya pertama kali mendengar kabar itu, seperti ada sebuah lubang hitam besar yang terbuka di hati saya," kata Zuzana seperti dilansir Dailymal.
Menurut Zuzana, 'sangat langka' bagi anak seusia putranya kena kanker testis. Makanya, Jason dikategorikan kelompok berisiko tertinggi. Meski dokter sudah mengangkat kanker di
testis kanannya, Jason yang masih berusia balita itu juga harus menjalani pengobatan kanker lainnya yakni radioterapi dan kemoterapi karena sel kankernya sudah menyebar.
Jason juga harus melakukan pemeriksaan, Bun, setiap tiga bulan sekali setelah kankernya sudah dinyatakan bersih pada tahun lalu, yakni bulan Oktober 2016. Kini orang tuanya berharap bisa mengumpulkan uang untuk membuatkan Jason kamar sendiri.
"Dia baru berusia lima tahun dan dia akan senang memiliki kamar tidurnya sendiri dan tidak harus berbagi dengan adik perempuannya," kata Zuzana.
Lantas bagaimana dengan Jason menghadapi penyakitnya? "Obat itu membuat rambutku rontok tapi sakarang aku hanya ingin terus berjalan menghadapinya," kata Jason.
Menurut guru musiknya, Jason nggak pernah mengeluh. Ia positif menghadapi cobaan yang dihadapinya. "Dia sangat menakjubkan, berani, dan hampir tidak pernah mengeluh tentang apapun," tulis sang guru di halaman JustGiving.
Prof Thomas Powles, ahli kanker testis selama 20 tahun dari London bilang kasus Jason amat langka dengan perbandungan satu banding satu miliar lebih. Menurut Prof Thomas, faktor genetik bisa berkontribusi pada anak laki-laki yang terkena kanker testis pada usia ini.
Kanker testis merupakan pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar) yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantong zakar). Kebanyakan kasus
kanker testis terjadi pada usia 15-40 tahun.
(rdn)