Jakarta -
Ketika terjadi
perceraian anak memang bisa kena dampaknya. Salah satunya dia dilabeli anak broken home. Padahal, belum tentu kayak gitu lho, Bun.
Saat perceraian terjadi, berbagai macam dampak dan label-label seperti anak broken home bukan nggak mungkin didapat anak. Tapi, menurut psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi, sebenarnya anak yang orang tuanya bercerai belum tentu bisa dikatakan anak broken home lho, Bun.
Malah ada lho anak yang meski orang tuanya bercerai bisa lebih menyikapi hal di sekitarnya dengan lebih dewasa. Ya, walaupun itu semuanya kembali pada bagaimana pengasuhan orang tuanya.
Anak broken home menurut Ratih adalah anak yang lebih digambarkan ketika keadaan rumahnya tidak menyenangkan bagi dia, orang tua sering cekcok tanpa solusi yang jelas, kemudian antara anak dan orang tua juga sering ribut. Jadi, kita nggak bisa langsung menyebut anak yang orang tuanya bercerai berarti anak broker home.
Ada pula suatu kasus di mana anak di rumah kalem namun ternyata di sekolah atau di lingkungan luar anak bertingkah atau berulah. Alhasil orang sekitar akan melabeli anak tersebut bisa berperilaku kayak gitu gara-gara orang tuanya cerai. Padahal belum tentu juga lho, Bun.
"Sebenarnya ada beberapa anak yang secara bersamaan mencari perhatian, baik pada anak yang orang tuanya bercerai maupun nggak bercerai. Kemungkinan besar orang tua di sini harus tahu nih apa kebutuhan anak sebenarnya," papar Ratih yang ngobrol dengan HaiBunda.
Dikatakan psikolog dari RaQQi Human Development and Learning Centre ini,
orang tua harus cari tahu lebih dalam kenapa sih anak bisa berperilaku seperti itu. Caranya beri perhatian lebih ke anak dan ajak dia ngobrol dari hati ke hati.
"Jelasin ke anak situasi sebenarnya. Walaupun keadaannya orang tua bercerai, bagaimanapun jika anak berbuat salah harus diberikan konsekuensi. Kadang orang tua tuh masih menyembunyikan statusnya sama anak," ungkap Ratih.
Orang tua perlu lho memberi tahu apa yang terjadi pada hubungan mereka ke anak. Tapi, bukan berarti kita cerita kondisi sebenarnya atau istilahnya buka aib ke anak kok, Bun.
Dampak lain yang terjadi pada anak yang orang tuanya bercerai menurut Denia Putri prameswari, praktisi pendidikan anak usia dini yaitu anak jadi merasa berbeda dari yang lain karena perceraian itu kan nggak dirasakan semua orang. Sebagai kaum minoritas, anak bisa merasakan sedikit-sedikit insecure atau nggak dimengerti orang lain.
Hal tersebut tersebut menurut Denia yang bisa menyebabkan anak tidak percaya diri, atau merasa menjadi penyebab perceraian dari orang tua. Selain itu, penceraian juga bisa mengganggu pendidikan dan kesehatan sang anak.
"Terakhir, gangguan secara sosial seperti anak menjadi susah dekat dan percaya bahwa ada orang-orang yang lebih baik. Ini karena orang yang dekat dengan dia malah meninggalkan dia dan gak menutup kemungkinan kalau orang baru juga akan meninggalkan dia," kata Denia seperti dilansir detikHealth.
Selain itu, ketika terjadi perceraian, jangan menyuruh anak untuk langsung memilih untuk ikut ayah atau ibunya ya, Bun.
"Jangan menyuruh seperti 'Adek mau pilih siapa?' karena kalau begitu seperti menyerahkan semuanya ke anaknya langsung. Seolah-olah anak-anak yang masih kecil apalagi usia 5 tahun ke bawah sudah bisa memilih keputusan seperti itu," kata Kristi Poerwandari, psikolog klinis Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Kristi menyarankan, apabila orang tua bercerai sebaiknya mengajak
anak berdiskusi lebih lanjut untuk tinggal bersama ayah atau ibunya. Cara tersebut untuk menjaga emosi si kecil.
(rdn)