Jakarta -
Mengajarkan anak
puasa memang nggak semudah yang dibayangkan. Butuh proses ditambah kesabaran dari pihak orang tua maupun anak. Seperti yang dilakukan Zeezee Shahab di Ramadan tahun ini, Bun. Ia mulai mengajari anaknya, Fauzi Khaleev Putra Revolusi, berpuasa.
"Tahun ini karena saya hamil juga kemungkinan nggak puasa, saya lebih ngajarin Khaleev dulu untuk belajar puasa. Belajarnya yang setengah hari dulu, nutrisi pastinya harus terpenuhi," kata Zeezee saat ditemui usai sebuah acara di bilangan SCBD, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Zeezee bilang kalau anaknya nggak kuat puasa ya dibatalkan saja dulu. Jadi intinya Khaleev nggak dipaksa karena tahun ini puasa yang dilakukan Khaleev memang masih proses belajar. Diibaratkan Zeezee, Khaleev masih trial berpuasa nih, Bun. Karena dirinya sedang hamil, di bulan Ramadan tahun ini Zeezee mengaku punya lebih banyak me time.
"Saya bisa masak buat suami walaupun keseringan suami yang masakin saya. Jadi tantangannya tahun ini mengajari Khaleev berpuasa," kata Zeezee.
Vera Itabiliana, psikolog dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia menuturkan momen Ramadan itu memang waktu yang paling tepat untuk mengajarkan anak puasa. Jadi sifatnya latihan dulu, misalnya 3 jam dulu, atau setengah hari dulu.
Karena sifatnya latihan, anak tidak diharuskan puasa hingga selesai. Jika hanya mampu puasa selama setengah hari saja, maka bagi anak kecil hal itu merupakan prestasi lho, Bun, Jadi yang lebih diutamakan adalah mengenalkan suasana Ramadan kepada anak. Sehingga meski anak hanya puasa selama setengah hari, ia tetap diajak untuk ikut bangun saat sahur dan beribadah.
"Jadi anak tahu, oh kalau Ramadan ini ada sahur, ada berbuka, ada tarawih. Nanti dia pelan-pelan akan terbiasa lalu mencoba
puasa penuh sendiri," sambung Vera seperti dikutip dari detikHealth.
(rdn)