
parenting
Psikolog Ungkap 5 Kata Penyelamat Emosi Bunda Saat Anak Bikin Marah
HaiBunda
Selasa, 01 Jul 2025 17:50 WIB

Daftar Isi
Anak sering bikin marah dan emosi Bunda cepat naik? Psikolog ungkap ada kalimat 'penyelamat' yang bisa diucapkan segera. Kata-kata ini dipercaya bisa membantu Bunda lebih tenang dalam menghadapi Si Kecil.
Ledakan emosi orang tua salah satunya paling sering terjadi ketika anak tidak mau mendengarkan ucapan orang tua. Anak mungkin akan berespons dengan mengeluh, menggerutu, menunda-nunda, membantah, atau mungkin memaki.
Jika emosi orang tua tak terkendali, bentakan atau teriakan mungkin terjadi. Namun setelah itu, Bunda kemudian segera menyesali perilaku tidak terkontrol tersebut.
Kata 'penyelamat' redakan emosi menurut psikolog
Dilansir dari Pure Wow, psikolog klinis berlisensi, Dr. Bethany Cook (PsyD, MT-BC), membagikan satu mantra sederhana yang bisa dijadikan pegangan saat anak-anak benar-benar membuat kewalahan.
Sarannya adalah mengulang kalimat sederhana ini dalam hati: “Kalau mereka bisa, pasti mereka akan melakukannya.”
Mungkin di rumah, Si Kecil belum mau menghentikan waktu bermainnya saat waktunya berangkat sekolah. Bisa jadi juga anak belum bisa memotivasi diri untuk mengambil air minum sendiri, sementara Bunda sudah kewalahan.
Dalam skenario-skenario ini, Cook menyebutkan bahwa mantra, “Kalau mereka bisa, pasti mereka akan melakukannya” akan berlaku. Bagaimana cara kerja kalimat ini?
Hal yang penting untuk dipahami, kalimat ini disarankan oleh Cook bukan untuk membiarkan anak lepas dari tanggung jawab. Contohnya, kamar anak tetap harus dibersihkan.
"Namun, gagasan di balik lima kata ini adalah menyadari bahwa lobus frontal anak belum cukup berkembang untuk memenuhi ekspektasi yang orang tua berikan," jelas Cook, seperti dikutip dari Pure Wow.
Lalu, bagaimana mantra ini membantu orang tua memahami bahwa hal-hal yang dianggap seharusnya mudah tapi bisa terasa sangat berat bagi anak-anak?
Nah, dengan mengakui bahwa anak sebenarnya bisa maka mereka pasti akan melakukannya, Bunda menempatkan diri dalam kondisi tenang sebelum mulai mengeksplorasi alasan mereka bertindak seperti itu.
"Dengan cara ini, orang tua sedang mencontohkan empati dan kasih sayang kepada anak," imbuhnya.
Dari ketenangan dan rasa ingin tahu inilah, solusi bisa ditemukan secara kolaboratif. Selain itu, perlu dipahami bahwa respons penuh ketenangan ini sangat berdampak positif pada hubungan orang tua dengan anak.
"Hindari tindakan seperti berteriak, karena respons yang tenang dapat membangun hubungan yang sehat. Terutama karena orang tua mau menunjukkan pengertian atas keterbatasan anak," ujar Cook.
Tips tetap tenang saat berbicara dengan anak
![]() |
Anak merupakan peniru ulung, sehingga tindakan dan respons saat berkomunikasi juga sangat mungkin akan kembali dilakukan olehnya nanti.
Menurut praktisi pendidikan di Institute for Parenting, Doreen Miller, anak-anak sering merasa lelah karena banyaknya informasi yang mereka terima sepanjang hari.
"Akibatnya, mereka memutuskan untuk 'mematikan' pendengaran mereka, terutama ketika berada di rumah," ungkap Miller, seperti dikutip dari Parents.
Penelitian terbaru dari jurnal Child Development juga menunjukkan bahwa cara bicara dengan berteriak membuat anak-anak tumbuh jadi lebih agresif, baik secara fisik atau pun verbal. Hal ini membuat anak-anak takut dan membuat mereka merasa tidak aman.
Lalu bagaimana cara untuk tetap tenang dan tidak terpancing berteriak saat bicara dengan anak? Berikut tips-tipsnya, Bunda:
1. Sampaikan secara singkat dan jelas
Menyampaikan sesuatu terlalu lama atau terlalu detail dapat membuat anak jadi lebih mudah kehilangan fokus. Atur informasi yang hendak disampaikan menjadi lebih singkat dan jelas.
2. Perhatikan cara berbicara
Anak-anak akan lebih mudah mendengarkan jika Bunda melibatkan lebih dari sekadar pendengaran mereka. Gunakan juga pendekatan secara visual dan taktil untuk menarik perhatian anak.
Sebagai contoh, pastikan Bunda melakukan kontak mata langsung saat berbicara dan letakkan tangan di bahu anak. Dengan cara ini, anak lebih fokus pada apa yang Bunda katakan.
3. Tenangkan diri sejenak jika perlu
Jika merasa emosi sudah mulai naik dan makin sulit dikendalikan, ambil jeda dulu. Menjauh dari anak sekitar 10-30 menit, baru kemudian coba berbicara lagi.
Cara ini membantu menghindari konfrontasi yang bisa membuat suasana semakin tegang.
4. Pastikan untuk tidak mengulang informasi yang sama
Bagi anak, ucapan yang diulang-ulang sangat membosankan. Mereka cenderung akan lebih mendengarkan jika memahami bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi yang jelas.
Berikan instruksi dengan jelas dan maksimal hanya dua kali saja.
5. Atur pembagian kalimat saat bicara
Apabila Bunda memberikan banyak instruksi sekaligus, misalnya seperti: 'matikan televisi, ganti baju, sikat gigi dan cuci muka', maka anak kemungkinan hanya akan bisa mengingat satu atau dua langkah pertama saja.
Sebagai gantinya, atur permintaan Bunda menjadi beberapa bagian yang lebih mudah dipahami.
Misalnya, katakan terlebih dahulu agar Si Kecil mematikan televisi dan bersiap-siap tidur. Setelah itu, lanjutkan dengan mengatakan, 'sekarang waktunya menyikat gigi dan cuci muka', kemudian 'ayo ganti piyama'.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)ARTIKEL TERKAIT

Parenting
7 Cara Mengenali dan Mengasuh Anak Sensitif untuk Bantu Mengelola Emosinya

Parenting
4 Cara Tepat Mengajarkan Anak Kendalikan Emosi Marah Menurut Psikolog Anak

Parenting
4 Cara agar Anak Merasa Miliki Privasi, tapi Tetap Bisa Bunda Pantau

Parenting
6 Cara Mengendalikan Emosi pada Anak, Bunda Perlu Tahu

Parenting
3 Teknik Mengendalikan Emosi Bunda saat Memarahi Anak


7 Foto
Parenting
7 Potret Mima Shafa, Anak Mona Ratuliu yang Jadi Penggiat Isu Kesehatan Mental
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda