Jakarta -
Kehilangan orang tua tentu meninggalkan duka mendalam untuk seorang anak. Terlebih ketika orang tua meninggal karena bunuh diri. Ya, seperti yang terjadi pada desainer asal New York,
Kate Spade, Bun.
Ibu satu anak ini diketahui meninggal di kamar apartemennya setelah menggantung diri memakai scarf berwarna merah. Dikutip dari People, Kate Spade dilaporkan sudah lama mengalami depresi. Kate meninggalkan seorang suami dan seorang anak berumur 13 tahun, Frances Beatrix. Mengetahui hal ini, terlintas di pikiran saya gimana dengan kondisi Beatrix yang tahu bundanya meninggal karena bunuh diri?
Hiks, pastinya Beatrix sedih dan shock ya, Bun. Terlebih, Kate Spade meninggalkan sepucuk surat untuk putrinya itu. "Nak, aku selalu mencintaimu. Ini bukan salahmu. Bertanyalah ke ayahmu," tulis Kate Spade dalam suratnya.
Soal anak yang mengetahui orang tuanya meninggal karena bunuh diri, sudah pasti ini bukan hal yang mudah. Psikiater Harold S. Koplewicz, MD bilang anak bisa mengalami perasaan yang nggak bisa mereka terima ketika tahu orang tuanya meninggal karena bunuh diri. Untuk itu, mereka berusaha menolak atau memblokir perasaan itu dengan tidak membicarakan atau berpikir tentang orang tuanya.
"Anak-anak bisa merasa orang tuanya sudah mengkhianatinya atau menolak dia. Tapi, supaya anak bisa berduka dengan cara yang sehat kita perlu membuat mereka mengakui perasaan sedih dan dukanya. Kemudian, anak perlu ingat kalau orang tuanya yang sudah tiada adalah orang yang amat mereka cintai," kata Harold.
Saat Anak Kehilangan Ortunya yang Meninggal karena Bunuh Diri /Foto: Thinkstock |
Harold mencontohkan, ketika ibu meninggal karena depresi yang perlu dilakukan adalah menekankan ke
anak kalau sang bunda meninggal karena ada sakit yang dialami. Nggak perlu kita fokus pada gimana usaha yang sudah kita lakukan untuk menyelamatkan si ibu. Kata Harold, ini nggak lepas dari perasaan yang lumrah dialami anak-anak.
Ketika ada masalah dengan orang tua termasuk sampai mereka memutuskan bunuh diri, anak bisa merasa bersalah. Ya, di pikirannya anak bisa mengatakan seandainya dia bersikap baik pasti orang tuanya nggak akan melakukan itu. Sehingga, penting banget buat kita menekankan ke anak bahwa apa yang terjadi pada orang tuanya bukan salah mereka. Ini terjadi karena bundanya sakit.
"Ini bukan penjelasan yang bisa diberikan sekali lalu anak mengerti. Kita perlu menekankan ini berulang kali," ujar Harold dikutip dari Child Mind Institute.
Kemudian, yang bisa kita lakukan adalah menerima perasaan anak. Nggak menutup kemungkinan anak juga merasa marah dan dikhianati oleh orang tuanya. Harold bilang ini normal dirasakan anak, Bun. Tapi, kita perlu sampaikan ke anak apa yang dilakukan orang tuanya itu bukan karena mereka mengkhianati cinta si kecil.
"Jika
anak sudah paham bahwa orang tuanya memang mengalami masalah mental, dia mungkin bisa lebih legowo menerima kenyataan itu dan yang perlu dilakukan adalah biarkan anak merasakan, juga mengutarakan apa yang dia rasa," kata Harold.
(rdn)