Jakarta -
Saat Lebaran, biasanya anak-anak dapat
angpao Lebaran nih. Nah, ada perbedaan pada anak yang usianya balita atau sudah mulai duduk di bangku sekolah dasar dalam menyikapi jumlah uang yang mereka dapat.
Saya melihat keponakan saya yang umurnya 5 tahun happy banget ketika tasnya penuh dengan uang nominal Rp 2.000-Rp 5.000. Kalau saya hitung-hitung jumlahnya nggak lebih dari Rp 100 ribu, Bun. Sementara itu, sang kakak dapat angpao Lebaran Rp 150 ribu dengan pecahan uang Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu.
Nah, keponakan saya ini justru mengolok-olok kakaknya karena menurut dia si kakak mendapat angpao Lebaran lebih sedikit. Ya, kalau dari jumlah lembaran memang sedikit tapi kalau dilihat nominalnya jauh lebih besar si kakak kan, Bun? Tahu hal ini saya pun senyum-senyum sendiri. Terlintas di pikiran saya mungkin keponakan saya yang umurnya 5 tahun ini belum paham banget dengan konsep uang.
Terkait hal ini, psikolog anak dari Tiga Generasi Fathya Artha Utami mengatakan konsep uang sebetulnya udah bisa diketahui dan dikenal anak sejak usia dini, sekitar umur 4 tahun, Bun. Tapi memang pengetahuan anak masih sebatas berapa banyak jumlah koin atau kertasnya, belum sampai nominalnya.
"Memasuki usia sekolah sekitar usia 7-8 tahun, anak mulai memahami bahwa
uang Rp 2000 lebih kecil dari uang Rp 5.000," ujar Fathya. Hmm, ternyata apa yang dilakukan keponakan saya wajar ya karena di usianya yang masih 5 tahun dia belum terlalu paham dengan nominal uang, he-he-he.
Fathya menambahkan, terkait angpao Lebaran sebetulnya ini juga bisa dijadikan momen mengajarkan anak tentang uang lho, Bun. Selain itu kita juga bisa membangun kepercayaan anak pada ayah dan bundanya. Misalkan, ketika anak memberi angpao Lebarannya, orang tua bisa mengajak anak menghitung uangnya bersama-sama.
Di sini, anak belajar mengenal dan menghitung uang. Kemudian, orang tua juga bisa mengajak anak merencanakan uang tersebut bakal dipakai untuk apa. Saat merencanakan pemakaian uang, bunda atau ayah bisa mengajarkan anak tentang konsep perencanaan keuangan termasuk menabung. Setelah itu, kalau udah ada rencananya orang tua bisa mengajak anak membeli sesuatu sesuai dengan keinginan anak dan meminta dia membayarnya sendiri di kasir.
"Hal-hal tersebut selain mengasah kemampuan dan pengetahuan anak terkait nilai
uang dan fungsinya, anak juga merasa bahwa orang tua adalah pihak yang bisa ia percaya terkait masalah keuangan di kemudian hari," kata Fathya.
(rdn)