Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pendarahan pada Anak di Miss V karena Kekerasan Seksual?

Radian Nyi Sukmasari & Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Selasa, 02 Oct 2018 19:37 WIB

Pendarahan pada anak di area genital seperti vagina bukan nggak mungkin bikin orang tua panik.
Ilustrasi pendarahan pada anak/ Foto: iStock
Jakarta - Pendarahan pada anak bisa saja terjadi. Terlebih, orang tua bakal panik bukan main ketika pendarahan terjadi di area genital. Pikiran nggak keruan dapat terbesit misalnya apakah anak mengalami kekerasan seksual.

Bicara pendarahan pada anak di area genital, dikatakan dr Minerva Riani Kadir SpA penyebab paling sering adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK). Untuk memastikan pendarahan pada anak akibat ISK kata dr Minerva perlu dilakukan pemeriksaan urine rutin dan lengkap.

"Kedua, pendarahan pada anak di area genital bisa saja akibat kekerasan seksual. Jadi tetap harus dievaluasi. Nggak bisa dibilang nggak mungkin ya, makanya harus dievaluasi," tutur dr Minerva saat ngobrol dengan HaiBunda.

dr Minerva menambahkan bisa aja anak mengeluh sakit di area genitalnya karena infeksi yang dipicu kekerasan seksual. Atau bisa juga anak mengalami ISK yang dipicu kekerasan seksual, Bun.



"Pendampingan orang tua pastinya sangat penting. Orang tua harus lebih aware pada anak apakah ada perubahan sikap atau nggak. Tapi secara objektif tetap diperiksakan ke dokter anak, dokter umum, bidan, atau dokter kebidanan misalkan kita perlu visum atau apa gitu," kata dr Minerva.

Gimana dengan sering menahan pipis, bisakah meningkatkan risiko ISK pada anak? Kata dr Minerva, sering menahan pipis dan kurang minum bisa juga menyebabkan ISK. Seperti kita tahu, ISK disebabkan bakteri dan risikonya berhubungan dengan perilaku sehari-hari, Bun.

Ilustrasi pendarahan pada anakIlustrasi pendarahan pada anak/ Foto: Thikstock
Untuk penatalaksanaan ISK, harus dilihat juga jumlah kumannya berdasarkan pemeriksaan urine rutin. Kemudian, dilihat juga apakah ada darah atau nggak di urine. Bisa aja secara mikroskopik darah nggak keluar terlihat warna urine tapi dalam pemeriksaan lebih dengan ekstrak urine didapat eritrosit atau perlukaan.

"Perlukaan ini juga bisa karena penggunaan diaper, kadang alergi atau gatal dan digaruk berlebihan. Waspadai juga gangguan ginjal yaitu sindrom nefrotik akut. Biasanya buang air kecil anak seperti kola. Jangan-jangan yang dikira flek atau pendarahan pada anak di area genitalnya urine yang seperti kola. Makanya perlu cek ke medis," tutur dr Minerva.

Dikutip dari detikcom, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih, yaitu:

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti celana.
2. Usahakan selalu menyediakan segala keperluan saat mengganti celana untuk mencegah anak berjalan-jalan atau menyentuh permukaan lain.
3. Pastikan anak selalu berada dalam kondisi tubuh yang bersih dan tidak lembap.
4. Saat melepas celana, bersihkan seluruh permukaan kulit secara merata dari depan ke belakang untuk menghindari infeksi. Usahakan untuk selalu membersihkan lipatan-lipatan pada kulit.
5. Jika terdapat ruam, hentikan penggunaan popok dan oleskan salep untuk menghilangkan ruam.
6. Buang tisu atau kapas yang digunakan untuk membersihkan kulit dengan benar.
7. Sering-sering mengganti celana dan usahakan untuk selalu menjaga agar celana tidak terlalu basah atau tetap kering.

(rdn/nwy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda