Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Saat Anak dan Keluarga Korban Gempa Seperti Pasha Ungu Mengungsi

Niken Widya Yunita   |   HaiBunda

Minggu, 30 Sep 2018 16:02 WIB

Belasan ribu orang dewasa dan anak-anak mengungsi akibat gempa di Palu. Wakil Wali Kota Palu, Pasha Ungu dan istrinya, Adelia Wilhelmina, juga mengungsi.
Saat Anak dan Keluarga Korban Gempa Seperti Pasha Ungu Mengungsi (Foto: Instagram)
Jakarta - Belasan ribu orang dewasa dan anak-anak mengungsi akibat gempa di Palu. Termasuk Wakil Wali Kota Palu, Pasha Ungu dan istrinya, Adelia Wilhelmina.

Seperti dikutip dari detikcom, terlihat Pasha dan Adel tidur di tengah-tengah warga di tenda pengungsian. Posisi Pasha yang membelakangi Adel terlihat mengenakan kemeja dan celana cokelat yang sekilas terlihat seperti baju dinas.

Sementara Adel berbaring di samping Pasha mengenakan kemeja hitam dan hijab bercorak abu-abu. Adel juga menggunakan celana panjang cokelat yang senada dengan yang dipakai Pasha.

Keduanya tidur bareng warga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Mereka seperti berada dalam satu ruangan yang dipakai untuk mengungsi.



Data terbaru korban gempa Palu dan Donggala dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban meninggal mencapai 832 orang. Kepala Pusat Data dan Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah itu terdiri dari 821 orang di Palu dan 11 orang di Donggala.

Nah, Bun, anak-anak yang mengungsi butuh perhatian ekstra, lho. Trauma sudah pasti dialami mereka. Nigel Latta, psikolog keluarga dari Selandia Baru, menyebutkan lima tips mengatasi trauma pada anak.

Pertama memberi tahu anak apa yang terjadi. Dorong mereka untuk mengekspresikan emosi. Menyatakan kalau dirinya ketakutan dan kesedihan adalah cara anak menyesuaikan diri dengan apa yang ada terjadi.

Kedua, komunikasi tetap terbuka. Ungkapkan apa yang dialami mereka juga sama dengan orang dewasa. Cara ini akan mencegah anak-anak menyalahkan diri mereka sendiri dan merasa tertekan.



Ketiga, dorong mereka untuk terus beraktivitas seperti bermain, mengeksplorasi, dan tertawa saat mereka mau. Apalagi, anak-anak sering lebih mudah mengalihkan pikiran dari trauma daripada orang dewasa.

Keempat, luangkan waktu dan membangun 'intimacy' dengan anak misalnya dengan membuat acara setelah bencana alam terlewati. Ini penting karena kesenangan adalah kunci penting dari penyembuhan trauma. (nwy/nwy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda