Jakarta -
Selama ini, Bunda mungkin selalu mengupayakan agar anak bisa mengenal huruf, kemudian bisa membaca kalimat. Sehingga, si kecil pun diajari
membaca. Tapi ingat, Bun, kita mengajari anak membaca ya, bukan mengeja.
Kata presenter sekaligus Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab, membaca dan mengeja adalah dua hal yang berbeda? Ketika anak sudah bisa mengeja, belum tentu dia bisa membaca lho, Bun.
"Membaca adalah upaya untuk menemukan makna," ujar Najwa Shihab di sela-sela 'The Reader Fest 2018' di Gedung Tjipta Niaga, Kota Tua, Jakarta, baru-baru ini.
Artinya, ketika anak bisa mengeja tulisan tapi ia belum menemukan makna tulisan tersebut, berarti anak belum sampai tahap membaca. Ya, anak baru sampai tahap mengeja huruf-huruf. Lalu, bagaimana sih cara mengetahui kemampuan anak membaca?
"Jadi kalau anak
membaca, orang tuanya kemudian tanya apa yang kamu baca? Boleh nggak diceritakan ulang? Jadi dia tidak cuma mengeja. Tapi dia bisa menceritakan ulang. Kalau dia bisa menceritakan ulang, berarti dia sudah menangkap pesan dari apa yang dia baca," jelas tokoh literasi, Maman Suherman ketika berbincang dengan HaiBunda dalam kesempatan sama.
Ilustrasi anak baca buku/ Foto: iStock |
Menurut Maman, jika anak sudah bisa menceritakan ulang atau menuliskan kembali isi buku yang dia baca, berarti anak sudah bisa membaca. Kata Maman, pada dasarnya anak-anak suka 'menemukan' sesuatu yang baru.
Maman mengatakan, "Tiba-tiba dia menemukan sesuatu lewat bacaan, menemukan sesuatu yang dia tidak pahami menjadi paham, itu akan mendorong anak untuk tidak berhenti melakukan hal tersebut."
Yuk, Bun jangan sekadar mengajarkan anak mengeja. Tapi juga mendorongnya
membaca dan menemukan makna yang ada dalam tulisan. Bunda bisa melatih anak membaca dengan memintanya menceritakan kembali apa yang mereka baca.
(rdn/rdn)