Washington DC -
Mantan istri pertama Presiden
Amerika Serikat Donald Trump,
Ivana Trump (69), berbagi pengalamannya membesarkan ketiga anaknya yakni Donald Jr (40), Ivanka (36), dan Eric (34). Meski tergolong keluarga yang berada, ia bukan tipe yang suka memanjakan anak-anaknya dengan memberikan banyak uang kepada anak-anaknya, Bun.
Ivana bilang, ia berusaha mendidik anaknya dengan disiplin dan sengaja memberikan sedikit uang untuk ketiga anaknya.
"Jika memberi uang, mereka pergi berbelanja," kata Ivana kepada
Us Weekly."Kemudian mereka punya uang untuk membeli obat-obatan, dan alkohol," imbuh Ivana.
Selain itu Bun, pengusaha Ceko tersebut juga menyarankan agar anak-anak mengikuti jadwal harian yang ketat untuk mempersempit kesempatan melakukan hal yang buruk, Bun.
"Anda harus dibuat sibuk, sibuk, sibuk. Mereka pergi ke sekolah, lalu mereka memiliki aktivitas setelah sekolah, mereka pulang, dan mengerjakan PR," kata Ivana seperti dilansir
dailymail.
Donald Trump (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst) |
Menurut wanita yang dulunya model itu menjelaskan bahwa jika anak-anak mematuhi jadwal semacam itu, mereka akan tidur pada pukul 19.30.
Ivana memamg senang berbagi tips pengasuhannya kepada wartawan dan ini bukan pertama kalinya ia membuka tentang kesuksesannya sebagai seorang ibu. Dalam bukunya tahun 2017, Raising Trump, Ivana mengklaim dia - bukan Donald - adalah orang yang diacungi jempol karena membesarkan 'anak-anak hebat.'
"Saya bertanggung jawab membesarkan anak-anak kami sebelum perceraian kami, dan saya memiliki hak asuh tunggal mereka setelah perpisahan," Kata Ivana dalam bukunya.
Ivana menyadari, perekonomian keluarga yang terbilang sukses bisa membuat anak-anaknya salah arah Bun. Namun, Ivana berusaha mengingatkan anak-anaknya, 'Jangan berbohong, menipu, atau mencuri. Jangan merokok, minum obat-obatan terlarang, atau minum alkohol. '
Ivana Trump/ Foto: Getty Images |
"Saya membuat keputusan tentang pendidikan, kegiatan, perjalanan, perawatan anak, dan tunjangan mereka. Ketika masing-masing selesai kuliah, saya berkata kepada mantan suami saya, 'Ini produk yang sudah jadi. Sekarang giliran Anda," tutur Ivana.
Selain itu, Ivana juga menceritakan kesuksesannya membesarkan anak-anak yang tinggi langsing. Sehingga tak mengalami obesitas yang saat ini begitu mengancam.
Bagaimana caranya? Menurutnya, anak-anak itu makan sesuai apa yang orang tua sajikan. Kesibukan orang tua membuatnya tak sempat masak sehingga memberikan makanan sampah yang tak sehat. Alhasil, anak-anak menjadi gemuk.
Ia mengaku tak pernah melakukan hal semacam itu, Bun. Meskipun tidak punya banyak waktu untuk memasak buat anak-anaknya karena terlalu sibuk bekerja, dia masih menemukan cara untuk anak-anak makan dengan benar.
"Tidak ada anak saya yang gemuk. Mereka semua tinggi, langsing, tampan, dan cerdas. Cucu-cucunya persis sama, gen yang bagus," katanya.
Ivana dan Donald Trump berpisah pada tahun 1992. Donald (72) dan Marla (54) sebelum bercerai tahun 1999 dan memiliki seorang anak, Tiffany. Presiden juga memiliki seorang putra 12 tahun, Barron, dengan istrinya saat ini, First Lady Melania Trump.
Dalam buku Bobbi Rebell 2016, How To Be Financial Grownup, anak perempuan Ivana,
Ivanka Trump, ingat betul bagaimana ibunya mengajarinya pelajaran penting tentang uang ketika dia masih berusia 14 tahun. Ivanka menjelaskan ketika mereka bepergian bersama, ia dan saudara-saudaranya malah berangkat dengan kelas ekonomi, bukan kelas satu dengan ibu mereka.
Ivana Trump/ Foto: Getty Images |
"Dengan kecemasan remaja, saya menyatakan ketidaksenangan dengan pengaturan tempat duduk kami. Dia mengatakan kepada saya bahwa saya dipersilakan untuk menggunakan uang saya sendiri untuk naik kelas (di penerbangan)," tulis Ivanka.
"Dia kemudian mengingatkan saya bahwa saya harus bersyukur atas kesempatan untuk melakukan perjalanan ini," katanya.
Anna Surti Ariani, psikolog anak, beberapa waktu lalu pernah bilang, ada banyak aspek yang memengaruhi
kesuksesan anak, termasuk bagaimana karakter yang kita bentuk ke anak sejak dini. Ini bukan berarti kita harus galak atau ngatur 'keharusan' sama anak, atau malah takut anak masih terlalu kecil untuk menerima aturan.
"Ada begitu banyak karakter atau porsi yang bisa kita bangun untuk anak misal, berani ambil langkah tertentu, self dicipline, gimana dia ngerjain tugas atau peduli sama orang lain atau empati," kata psikolog yang akrab disapa Nina ini.
(nwy/nwy)