Jakarta -
Kamar anak berantakan bisa bikin beberapa orang tua nggak nyaman. Namun, bukan berarti kamar anak yang berantakan selalu bersifat negatif lho.
Seorang penulis dari India, Raksha Bharadia, dalam bukunya
Roots and Wings menuliskan beberapa orang tua meminta anak menjaga kebersihan anak berlebihan. Hal ini lantas bikin anak tertekan dan nggak mau mengasah kreativitasnya. Ya, soalnya anak ogah dimarahi.
"Untuk itu, anak lebih memilih diam dan nonton TV. Soalnya, saat dia berkreasi akan selalu ditanggapi dan diingatkan oleh orang tuanya. Anak memang perlu memperhatikan kerapian dan kebersihan. Tapi, ketika mereka dituntut terlalu rapi atau bersih, mreka bisa mengorbankan keinginannya berkreasi," tutur Raksha.
Terlalu cerewet pada anak soal kerapian menurut Raksha juga bisa mematahkan semangat anak melakukan hal baru. Selain itu, anak juga bisa nggak berani melakukan kesalahan. Padahal, menurut Raksha berani mengambil risiko diperlukan untuk menghasilkan karya yang segar dan asli.
Raksha mencontohkan kisah seorang ibu bernama Vinita. Saat
kamar anak-anak berantakan, Vinita biasanya langsung ngomel dan meminta si kecil merapikannya. Atau, Vinita langsung merapikan sendiri kamar anaknya.
"Tapi, saya lantas berpikir soal kamar berantakan sejatinya hanya tentang sudut pandang. Bagi saya kamar yang berantakan menyebalkan. Tapi bagi anak saya, kamar berantakan bisa jadi menyenangkan, membuatnya nyaman, dan merasa di rumah sendiri," tambah Vinita.
Ilustrasi kamar anak berantakan/ Foto: iStock |
Meski membiarkan kamar anaknya berantakan, bukan berarti Vinita menyarankan orang tua lain membiarkan kamar anaknya berantakam. Sebagai orang tua, pasti kita tetap perlu mengajari anak rapi dan memberi tahu manfaat hidup bersih. Hanya saja, kata Vinita coba sesekali kita lihat apa yang dilakukan anak dari sudut pandang anak, Bun.
Berangkat dari kisah Vinita, Raksha menyarankan orang tua untuk memberi anak pilihan. Dengan begitu, anak bisa lebih bebas berkreasi dan terlatih membuat keputusan serta menerima konsekuensi dari apa yang mereka lakukan.
Dikutip dari
detikcom, para ilmuwan dari University of Minnesota sebelumnya pernah menemukan orang yang kamar atau lemarinya berantakan cenderung suka dengan tantangan baru. Kata salah satu peneliti, Kathleen Vohs, berada di ruangan dengan suasana berantakan memicu kreativitas seseorang.
"Tapi jangan salah. Kamar atau ruangan berantakan dengan yang kotor itu berbeda.
Kamar berantakan ketika barang-barangnya tidak terorganisir dengan baik, atau ditempatkan asal-asalan. Sementara itu, kamar kotor tidak hanya berantakan, tapi juga banyak debu serta sampah berserakan," tutur Kathleen.
(rdn/rdn)