Jakarta -
Diare merupakan gangguan di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair setidaknya 3 kali dalam 24 jam. Penyakit ini cukup berbahaya bila dialami oleh anak-anak, karena jika tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan dehidrasi berat, bahkan kematian, Bun.
Dijelaskan dr Emma Nurhema SpA, dokter spesialis anak RSUP Persahabatan, ada beberapa hal yang menyebabkan diare pada anak seperti, keracunan makanan, mengonsumsi makanan tertentu, salah minum obat, stres dan infeksi bakteri.
"Untuk anak yang sudah mulai sekolah, bisa jadi anak tersebut malas mencuci tangan sebelum makan. Selain itu bisa juga karena ia sering jajan sembarangan," imbuh dr Emma dilansir
detikcom.
Biasanya serangan diare hanya berlangsung beberapa hari dan akan hilang dengan sendirinya tanpa perawatan apa pun. Namun, Stephen Bickston MD, profesor kedokteran internal dan direktur program penyakit radang usus di Virginia Commonwealth University Health Center, Richmond mengatakan, diare dengan skala berat, bisa berlangsung beberapa hari atau berkepanjangan dan itu biasanya perlu penanganan ahli.
"Penting diingat bahwa penanganan diare untuk orang dewasa, terutama soal obat-obatan, tidak sama dengan penanganan anak-anak, jadi perlu periksa dengan dokter anak sebelum orang tuanya memberi obat apapun," ungkap Stephen dikutip dari
Everyday Health.Hal ini diamini oleh Dr Josh Axe DC DNM CNS, dokter chiropractic dan pengobatan alami bersertifikat serta ahli gizi klinis yang mengatakan tidak aman untuk memberi bayi atau anak kecil obat anti diare yang sama dengan orang dewasa. Kata dia, bayi sangat rentan terhadap dehidrasi saat diare.
"Bayi atau anak-anak juga cenderung diare karena alergi atau sistem kekebalannya belum kuat. Diperkirakan tiga persen bayi alergi terhadap protein yang ditemukan dalam susu. Karena itu, tidak aman memberi bayi atau anak dengan obat antidiare untuk orang dewasa," tutur Josh dalam websitenya
Dr Axe.
Nah, Josh menyarankan beberapa cara penanganan anak
diare. Cek halaman selanjutnya ya Bunda.
(aml/rdn)