HaiBunda

PARENTING

Semangat Anak-anak Korban Tsunami Meski Bersekolah di Tenda Darurat

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Senin, 07 Jan 2019 15:00 WIB
Semangat para siswa MI Darussalam di Desa Sukaraja, Kabupaten Lampung Selatan bersekolah di tenda darurat/ Foto: Antara Foto
Jakarta - Awal pekan ini, sebagian besar anak-anak sudah harus kembali ke sekolah. Begitu juga dengan anak-anak di daerah terdampak tsunami, yang melanda pesisir pantai di Selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu.

Gelombang tsunami, yang merenggut korban jiwa lebih dari 400 orang di wilayah Banten dan Lampung Selatan, juga menghancurkan berbagai bangunan dan fasilitas umum.


Salah satunya adalah SD Yayasan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darussalam Sukaraja, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung. Dilansir detikcom, para murid tetap bersemangat pergi ke sekolah meski harus belajar di tenda darurat.


Bangunan sekolah mereka rusak berat setelah diterjang tsunami dan belum diperbaiki. Di tenda darurat, anak-anak belajar tanpa bangku dan meja. Namun, mereka tetap antusias meski duduk hanya beralaskan terpal.

Terlihat juga dua siswa sedang mengangkut meja yang masih bisa diselamatkan dari sekolah mereka. Patut diacungi jempol ya, Bunda, kegigihan mereka untuk tetap sekolah dalam kondisi darurat.

Siswa MI Darussalam di Desa Sukaraja, Lampung Selatan, harus bersekolah di tenda darurat/ Foto: Antara Foto
Beberapa waktu lalu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengimbau pemerintah untuk membangun sekolah darurat di lokasi korban bencana. KPAI beralasan agar hak pendidikan anak-anak korban bencana tetap terpenuhi.

"KPAI mendorong agar diselenggarakannya sekolah-sekolah darurat dengan menggunakan tenda-tenda darurat di halaman sekolah," ujar Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti, dalam keterangannya kepada detikcom.


Retno menambahkan, bangunan sekolah yang rusak membutuhkan waktu lama untuk diperbaiki. Menurutnya, pemerintah harus melakukan penilaian kalaikan bangunan sekolah setelah terdampak bencana, sehingga menghindari adanya korban tertimpa reruntuhan bangunan.

Ia pun mengharapkan partisipasi masyarakat demi kelangsungan proses belajar mengajar. "Mengingat proses pembangunan sekolah membutuhkan waktu lama, maka penyelenggaraan sekolah darurat harus melibatkan banyak sektor termasuk partisipasi masyarakat," imbuhnya.

(muf/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Rumah 4 Lantai Sarwendah, Intip Potret Mewahnya Dilengkapi Salon & Kolam Renang di Rooftop

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Paspor Malaysia Kini Sekuat Amerika, Kok Bisa? Ini Bedanya dari Indonesia

Mom's Life Aisyah Khoirunnisa

Aurelie Moeremans Pamerkan USG Janin yang Bikin Ia Yakin sedang Hamil Bayi Laki-Laki

Kehamilan Amrikh Palupi

Bolak-balik Sakit Batuk-Pilek-Gejala COVID-19: Ada Apa dengan Kondisi Saat ini, Bun?

Mom's Life Tim HaiBunda

Siapkan Masa Depan Anak: Sekolah Coding Terkemuka dari Singapura, Coding Lab Kini Hadir di Indonesia

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Kisah Bunda 2 Kali Alami Hiperemesis Gravidarum, Trauma Psikologis untuk Hamil Lagi

Rumah 4 Lantai Sarwendah, Intip Potret Mewahnya Dilengkapi Salon & Kolam Renang di Rooftop

Siapkan Masa Depan Anak: Sekolah Coding Terkemuka dari Singapura, Coding Lab Kini Hadir di Indonesia

Aurelie Moeremans Pamerkan USG Janin yang Bikin Ia Yakin sedang Hamil Bayi Laki-Laki

Bolak-balik Sakit Batuk-Pilek-Gejala COVID-19: Ada Apa dengan Kondisi Saat ini, Bun?

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK