parenting
Bao, Film Animasi Pendek Pemenang Oscar yang Sarat Makna
Selasa, 26 Feb 2019 12:01 WIB
Jakarta -
Film besutan sutradara dan animator asal China-Kanada, Bao berhasil membawa pulang Piala Oscar 2019. Film garapan Domee Shi tersebut memiliki makna yang mendalam bagi banyak penonton. Terutama, anak-anak yang dibesarkan dengan budaya Asia lho, Bun.
Berdurasi selama delapan menit lebih, Bao menceritakan hubungan antara seorang wanita China tua yang kesepian dan sebuah bayi pangsit. Shi menggambarkan bayi pangsit itu adalah putra si wanita yang selalu dijaga dan dikekang dengan berbagai aturan.
Terinspirasi oleh hubungannya dengan ibunya sendiri, Shi sebelumnya berbicara tentang kebanggaan yang dia rasakan dalam mewakili warisan dan budayanya melalui film.
Kemenangan Bao mendapat banyak ucapan selamat dari komunitas Asia di seluruh dunia lewat media sosial. Seorang ibu dari San Fransisco, menulis di Twitter bahwa Bao memiliki makna yang keras dan jernih, sang ibu sampai menitikan air mata. Demikian dikutip dari BBC.
"Bao adalah sesuatu yang sangat relevan bagi saya karena saya seorang putri dari ibu asal Korea dan saya tumbuh seperti ini, sangat terlindungi dan diawasi," kata seorang pengguna Facebook, Janice Bouhaja.
Janice yang menontonnya bersama anak-anaknya mengaku menangis hampir sepanjang film.
Penggemar lainnya, Hoang Vy Nguyen dari Vietnam, menggambarkan perselisihan antara 'norma sosial Oriental kuno dan nilai-nilai keluarga' yang tergambar dalam cerita Bao. Dia menambahkan bahwa film tersebut benar-benar juara.
Bao mengalahkan tiga nominasi lain dalam kategori pendek animasi yakni Animal Behavior oleh direktur Vancouver David Fine, dan Alison Snowden, serta Weekends oleh Trevor Jimenez.
Bagi Bunda yang sudah menonton Bao pasti bisa menghubungkannya dengan pola asuh yang dilakukan oleh kebanyakan orang tua di Asia. Bubun pun merasa seperti itu, namun ketika berbicara yang namanya pola asuh. Kita yakin orang tua memiliki cara sendiri untuk mengasuh anaknya.
Tapi, buat Bunda yang masih bingung dengan tugasnya sebagai orang tua baru, pernah nggak sih timbul pertanyaan di benak 'pola asuh kayak gimana sih yang tepat untuk anakku'
Menurut psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo M.Psi, kalau membahas soal pola asuh yang tepat untuk anak, memang enggak ada 'resep' pastinya seperti apa. Ibaratnya, enggak ada formulanya untuk menerapkan aturan yang paling benar ke anak-anak, ungkap psikolog yang biasa disapa Anas tersebut.
"Tapi, pola asuh yang ideal adalah yang sensitif dan responsif. Kita perlu sensitif sama kebutuhan anak nih. Misalnya untuk anak 0-18 bulan, mereka lagi membentuk kepercayaan sama lingkungan. Misalnya dia nangis, langsung kita respons, berarti kan ada yang memperhatikan," kata Anas waktu ngobrol bareng HaiBunda.
Bertindak dalam memenuhi kebutuhan anak, dicontohkan Anas seperti pas makan atau mandi, yang perlu memasukkan unsur kehangatan dan kasih sayang. Lalu, pola asuh yang ideal yaitu juga yang responsif. Menurutnya, saat anak nangis jangan dibiarkan lama-lama. Dalam kondisi kayak gitu, anak lagi mengalami masa krisis. Ketika kita nggak memperhatikan anak, tidak menutup kemungkinan anak jadi nggak percaya sama lingkungan dan orang di sekitarnya.
Tapi ingat, untuk bertindak responsif, kita harus sesuaikan juga sama kebutuhan anak ya. Kalau memang anak menangis karena ngantuk, yuk ajak dia tidur.
(aci/rap)
Berdurasi selama delapan menit lebih, Bao menceritakan hubungan antara seorang wanita China tua yang kesepian dan sebuah bayi pangsit. Shi menggambarkan bayi pangsit itu adalah putra si wanita yang selalu dijaga dan dikekang dengan berbagai aturan.
Terinspirasi oleh hubungannya dengan ibunya sendiri, Shi sebelumnya berbicara tentang kebanggaan yang dia rasakan dalam mewakili warisan dan budayanya melalui film.
Kemenangan Bao mendapat banyak ucapan selamat dari komunitas Asia di seluruh dunia lewat media sosial. Seorang ibu dari San Fransisco, menulis di Twitter bahwa Bao memiliki makna yang keras dan jernih, sang ibu sampai menitikan air mata. Demikian dikutip dari BBC.
"Bao adalah sesuatu yang sangat relevan bagi saya karena saya seorang putri dari ibu asal Korea dan saya tumbuh seperti ini, sangat terlindungi dan diawasi," kata seorang pengguna Facebook, Janice Bouhaja.
Janice yang menontonnya bersama anak-anaknya mengaku menangis hampir sepanjang film.
Penggemar lainnya, Hoang Vy Nguyen dari Vietnam, menggambarkan perselisihan antara 'norma sosial Oriental kuno dan nilai-nilai keluarga' yang tergambar dalam cerita Bao. Dia menambahkan bahwa film tersebut benar-benar juara.
Bao mengalahkan tiga nominasi lain dalam kategori pendek animasi yakni Animal Behavior oleh direktur Vancouver David Fine, dan Alison Snowden, serta Weekends oleh Trevor Jimenez.
Bagi Bunda yang sudah menonton Bao pasti bisa menghubungkannya dengan pola asuh yang dilakukan oleh kebanyakan orang tua di Asia. Bubun pun merasa seperti itu, namun ketika berbicara yang namanya pola asuh. Kita yakin orang tua memiliki cara sendiri untuk mengasuh anaknya.
![]() |
Tapi, buat Bunda yang masih bingung dengan tugasnya sebagai orang tua baru, pernah nggak sih timbul pertanyaan di benak 'pola asuh kayak gimana sih yang tepat untuk anakku'
Menurut psikolog anak dari Tiga Generasi, Anastasia Satriyo M.Psi, kalau membahas soal pola asuh yang tepat untuk anak, memang enggak ada 'resep' pastinya seperti apa. Ibaratnya, enggak ada formulanya untuk menerapkan aturan yang paling benar ke anak-anak, ungkap psikolog yang biasa disapa Anas tersebut.
"Tapi, pola asuh yang ideal adalah yang sensitif dan responsif. Kita perlu sensitif sama kebutuhan anak nih. Misalnya untuk anak 0-18 bulan, mereka lagi membentuk kepercayaan sama lingkungan. Misalnya dia nangis, langsung kita respons, berarti kan ada yang memperhatikan," kata Anas waktu ngobrol bareng HaiBunda.
Bertindak dalam memenuhi kebutuhan anak, dicontohkan Anas seperti pas makan atau mandi, yang perlu memasukkan unsur kehangatan dan kasih sayang. Lalu, pola asuh yang ideal yaitu juga yang responsif. Menurutnya, saat anak nangis jangan dibiarkan lama-lama. Dalam kondisi kayak gitu, anak lagi mengalami masa krisis. Ketika kita nggak memperhatikan anak, tidak menutup kemungkinan anak jadi nggak percaya sama lingkungan dan orang di sekitarnya.
Tapi ingat, untuk bertindak responsif, kita harus sesuaikan juga sama kebutuhan anak ya. Kalau memang anak menangis karena ngantuk, yuk ajak dia tidur.
(aci/rap)