Jakarta -
Data GLOBOCAN 2018 menunjukkan, kematian akibat kanker serviks mencapai 18.279 per tahun. Artinya, 50 perempuan Indonesia meninggal setiap harinya karena
kanker serviks.
Perwakilan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta, dr.Venita M.Sc, mengatakan bahwa penyebab utama kanker serviks 99,7 persen adalah virus HPV. Itu sebabnya, sebelum kanker serviks menyerang, sebaiknya lakukan
vaksinasi HPV. Tidak hanya untuk perempuan, laki-laki pun boleh.
"Laki-laki memang tidak bisa kena kanker serviks, tapi perempuan bisa kena kanker serviks dari laki-laki yang terjangkit HPV," tutur Venita saat acara Pameran Foto
#IAmTrulyWoman di Plaza Indonesia, Jakarta, baru-baru ini.
Venita lalu menjelaskan, selain melindungi dari kanker serviks, vaksinasi HPV juga dapat melindungi dari berbagai macam penyakit yang disebabkan virus HPV, seperti kutil kelamin, kanker vulva dan vagina, kanker mulut dan tenggorokan. Sedangkan untuk laki-laki, bisa melindungi dari kanker penis.
"Jadi, kalau laki-laki terlindungi dari HPV, itu juga akan mengurangi kejadian kayak gini, pun dia juga melindungi pasangannya," kata Venita.
 Talkshow cegah kanker serviks dengan vaksin HPV bersama Yuki Kato dan Cinta Laura /Foto: Yuni Ayu Amida |
Baik laki-laki maupun perempuan, Venita menerangkan, sama-sama melakukan vaksinasi tiga kali. Untuk laki-laki, vaksinasi bisa dimulai sejak usia 11 tahun, sedangkan perempuan 9 tahun. Tapi, kalau melakukan vaksinasi di usia dini, hanya butuh dua kali vaksin ya, Bun.
Venita lalu berpesan agar para perempuan menyadari perannya sangat penting, karena akan menjadi istri, ibu, bahkan pemimpin di tempat kerja. Namun, perempuan juga harus ingat, bentuk cintanya terhadap keluarga adalah dengan melindungi diri sendiri. Salah satu caranya dengan vaksinasi HPV agar terhindar kanker serviks.
Sedangkan untuk laki-laki, Venita menegaskan tentang pentingnya dukungan sistem dari suami untuk istri. Suami harus mengingatkan istrinya untuk menjaga diri dan izinkan melakukan vaksinasi HPV.
"Pernah ada suami takut, kalau istrinya habis vaksin, nanti enggak bisa berhubungan berapa lama, padahal enggak ada pengaruhnya," tutup Venita.
[Gambas:Video 20detik]
(yun)