Jakarta -
Kasus
kanker serviks di Indonesia cukup mengkhawatirkan, Bun. Data terkini GLOBOCAN 2018 menunjukkan bahwa kasus kanker serviks di Indonesia mencapai 32.469, atau 17,2 persen dari perempuan pengidap kanker di Indonesia. Mirisnya, ada 50 perempuan Indonesia meninggal dunia setiap hari akibat kanker serviks.
Menanggapi hal ini, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta,
Fery Farhati Ganis memberi pesan pada seluruh wanita Indonesia. Istri Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, ini berharap agar wanita melakukan pencegahan kanker serviks sejak dini.
"Saya berharap, semua yang hadir di sini dapat lebih peduli terhadap kesehatan pribadi dan turut serta mengajak perempuan di sekitarnya untuk bersama-sama melawan kanker serviks," tutur Fery, dalam Konferensi Pers Pameran Foto #
IAmTrulyWoman di Plaza Indonesia, Jakarta, baru-baru ini.
Fery mengatakan, seharusnya dengan media sosial yang sudah sangat kuat saat ini, kasus
kanker serviks dapat menurun karena informasi yang tersebar luas. Namun, kenyataan tidak demikian, karena dengan penyebaran informasi belum tentu kesadaran pun meningkat.
 Fery Farhati Ganis/ Foto: Yuni Ayu Amida |
|
"Jadi, marilah kita jadi
influencer kepada teman-teman terdekat kita, pada sahabat, keluarga, tetangga, untuk mulai peduli dengan kesehatannya," ujarnya.
Lebih lanjut, Fery mengatakan bahwa ada sebuah penelitian menunjukkan, kebahagiaan sebuah kota itu sangat ditentukan dengan salah satu faktor tertingginya adalah keharmonisan keluarga. Keharmonisan keluarga itu kuncinya ada di perempuan, yakni ibu.
"Kalau ibunya sehat,
Insyaallah bisa menjaga keharmonisan keluarga, dan akan memiliki dampak lebih luas ke kotanya, ke bangsanya," kata Fery.
Dalam kesempatan yang sama, dr.Venita M.Sc., selaku perwakilan dari YKI DKI Jakarta, mengatakan bahwa
kanker serviks bisa menyerang semua wanita, tak hanya usia lanjut, namun usia produktif bahkan yang terbilang muda. Itu sebabnya, perempuan harus ikut mencegah, karena kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi HPV.
"Sebelum perempuan berisiko di usia lebih lanjut, sejak dini dia sudah harus dicegah," ucap Venita.
Venita juga menuturkan, vaksin HPV sebaiknya dilakukan di usia 9 - 13 tahun. karena penelitian membuktikan, respons imun pada imun perempuan di rentang usia tersebut terhadap vaksin jauh lebih baik dibanding usia lebih dari itu. Rentang usia 9 - 13 tahun juga diyakini belum terpapar risiko.
"Makanya, di usia 9 - 13 tahun vaksinya cukup dua kali. Di atas 13 tahun, bisa suntik tiga kali," jelas Venita.
[Gambas:Video 20detik]
(yun)