Jakarta -
Seorang anak berusia tiga tahun,
Anisa Suci Ardiwibowo diculik dari sebuah masjid di Bekasi, Jawa Barat. Dilansir detikcom, penculikan Anisa terekam kamera CCTV. Saat itu Anisa sedang bermain di masjid, tak lama datang seorang wanita paruh baya memanggilnya.
Nenek Anisa yang kala itu bersamanya menceritakan kronologi kejadian. Awalnya Anisa hanya mengintip lalu akhirnya menghampiri. Tak lama Anisa diajak jajan ke warung dan kembali ke masjid. Setelah diberi makan minum, pelaku menggendong Anisa dan membawanya pergi.
"Saya coba cari dia di masjid. Tapi saya lihat sandalnya ada, orangnya enggak ada. Saya buka kamar mandi masjid, saya tanya marbot di sana. 'Bang lihat anak umur 3 tahun enggak?' 'Oh iya saya lihat tadi digendong sama ibu-ibu'," ujar Sri.
Sri mencari Anisa keliling komplek, namun tak membuahkan hasil. Hingga kini Anisa belum kunjung ditemukan oleh polisi dan keluarga. Kita doakan semoga Anisa segera kembali bertemu keluarganya ya, Bun.
 Foto: dok.istimewa |
Belajar dari kasus penculikan anak, ada beberapa hal yang kita perlu terapkan pada anak agar terhindar dari
penculikan.
1. Beri informasi yang jelas pada anakPsikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi menyarankan kita sebagai orang tua perlu memberikan informasi yang jelas kepada anak, supaya anak mengerti dengan baik. Misalnya informasi untuk menjauhi orang asing dan orang yang tidak dikenal, baik ketika mereka bertanya atau mendekati sang anak. Namun jangan lupa beri tahu juga ke anak soal batasan kecurigaan mereka ya, Bun.
Kita bisa lebih jelaskan, jika anak bersama dengan orang dewasa lain (misal guru atau orang tua temannya) yang dikenalnya ketika ia bertemu orang asing, anak tidak perlu cemas atau panik berlebihan. Namun misal jika ada kasus, anak tengah sendiri dan orang asing yang mengaku sebagai suruhan orang tuanya yang diminta menjemput anak, minta anak untuk memastikan hal tersebut. Caranya adalah dengan masuk kembali ke sekolah dan meminjam telepon sekolah atau biarkan pihak sekolah bertemu langsung dengan orang tersebut.
 Foto: Isal Mawardi-detikcom |
2. Kasih tahu ciri 'orang baik' dan 'orang yang tidak baik'Jangan gambarkan ke anak bahwa orang yang enggak baik itu hanya orang asing saja, Bun. Jelaskan bahwa bukan orangnya melainkan perilaku juga bisa enggak baik. Misalnya saja nih, jika ada temannya yang mengajak bolos si anak, maka itu termasuk orang tidak baik. Jika ada teman yang mengajak mengambil barang orang lain maka itu juga termasuk orang tidak baik.
3. Perbanyak ngobrol dengan anakYuk, kita bentuk komunikasi yang positif dengan anak, sehingga anak bisa mengatakan apapun yang mereka alami di luar rumah tanpa didasari rasa takut pada orang tuanya. Soalnya terkadang ada anak yang takut lho, untuk ngomong ke orang tua karena takut dimarahi.
Takut dianggap bohong dan ketakutan lainnya. Jika anak percaya pada orang tua, tentu mereka tidak perlu mencari 'orang lain' ketika ingin mengadukan sesuatu.
4. Tanamkan pada anak untuk tidak tergiur pemberian orang asingSebaiknya kita tanamkan ke anak jika bertemu orang asing dan kemudian menawarkan makanan atau mainan, untuk tidak menerimanya. Katakan pada anak untuk menolak dengan halus sambil mengatakan 'terima kasih', lalu segeralah menjauhi orang tersebut.
Jika anak memang sangat mengiginkan makanan atau mainan tersebut, sebaiknya meminta dan mendiskusikannya dulu kepada kita sebagai orang tuanya.
5. Ajarkan anak untuk tidak memisahkan diri saat di keramaianTerkadang tempat ramai juga bisa jadi sasaran aksi
penculik. Karena itu saat berada di keramaian, misalnya mal atau suatu festival, ajarkan pada anak untuk tidak memisahkan diri dari kelompok, rombongan, orang tua, pengasuh ataupun saudara.
Saat berada di lokasi, kita bisa beri tahu petugas-petugas atau tempat informasi yang bisa didatangi anak kalau-kalau tanpa sengaja terpisah atau diajak pergi oleh orang asing yang mencurigakan.
[Gambas:Video 20detik]
(aci/som)