Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Inspirasi untuk Anak: Cerita Sukses 5 Kartini Masa Kini

Muhayati Faridatun   |   HaiBunda

Minggu, 21 Apr 2019 16:05 WIB

Kisah sukses lima 'Kartini masa kini' berikut ini bisa menjadi inspirasi untuk sang buah hati.
Hastu Wijayasari/ Foto: Instagram @hastuwijaya
Sosok ibu pasti sangat menginspirasi bagi anak-anaknya. Begitu juga dengan kisah sukses lima perempuan Indonesia, yang layak juga disebut sebagai 'Kartini masa kini'.

Pada peringatan Hari Kartini 21 April 2019 ini, HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, cerita di balik kesuksesan lima perempuan di bidangnya masing-masing.

Berhasil menjalani karier dan bisnisnya, mereka pun tak melupakan tugasnya untuk mengurus keluarga. Bahkan, keterbatasan fisik bukan halangan bagi salah satu 'Kartini masa kini' untuk tetap berkarya.


Yuk, simak kisah mereka, yang bisa menginspirasi si buah hati untuk meraih kesuksesan di masa depan.

Inspirasi untuk Anak: Cerita Sukses 5 Kartini Masa KiniSri Mulyani/ Foto: Dok. Kementerian Keuangan
1. Sri Mulyani

Pemilik nama lengkap Sri Mulyani Indrawati ini pernah menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia pada 2010 lalu. Semasa pemerintahan Presiden Joko Widodo, dia dipercaya sebagai Menteri Keuangan.

Perempuan kelahiran Bandar Lampung, 26 Agustus 1962, ini merupakan lulusan Universitas Indonesia, kemudian memperoleh gelar master dan doktor di bidang ekonomi dari University of Illinois at Urbana-Champaign, Amerika Serikat, pada 1992.

Sibuk dengan urusan ekonomi negara, bukan berarti Sri Mulyani lupa akan kodratnya sebagai ibu rumah tangga. "Sampai sekarang, saya dan suami saya masih sama-sama bersihkan kamar mandi," akunya, seperti dilansir CNBC Indonesia.

2. Eka Sari Lorena

Perempuan kelahiran Jakarta, 49 tahun silam, ini sukses menjalankan bisnis transportasi PT Eka Sari Lorena yang didirikan sang ayah, GT Soerbakti.

Eka pernah menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Organisasi Angkutan Darat (DPP Organda), pada 2010 - 2015. Peraih Young Entrepreneur of The Year 2007 ini membuktikan, perempuan bisa sukses menjalani bisnis yang identik dengan kaum pria.

"Saya tidak percaya kalau ada yang bilang, wanita tidak bisa sukses di dunia transportasi dan logistik. Selama kita memiliki passion di bisnis itu, just do it! Selama kita mau belajar, mau usaha, menurut saya tidak ada halangan," ujarnya kepada CNBC Indonesia.


3. Neneng Goenadi

Setelah 28 tahun bekerja di perusahaan konsultan ternama, Accenture, Neneng memutuskan hijrah ke dunia startup pada awal Februari. Saat ini, dia menjabat Managing Director Grab Indonesia.

Bagi Neneng, posisi tersebut sangat menyenangkan sekaligus menantang. Perjalanan kariernya pun tidak mulus dan sempat merasa bimbang, antara pilihan sebagai ibu dan wanita bekerja.

Dengan segenap keyakinan, Neneng akhirnya berhasil menjalani dua peran penting tersebut. "Hambatan itu datang dari kita sendiri," katanya kepada CNBC Indonesia.

Simak juga cerita dua 'Kartini masa kini' lain di halaman berikutnya ya, Bunda.

[Gambas:Video 20detik]

Difabel bukanlah halangan

Silvia Halim/ Foto: Sylke Febrina Laucereno

4. Silvia Halim

Nama Silvia mencuat ke permukaan setelah Moda Raya Terpadu (MRT) mulai beroperasi di Jakarta, pada Maret 2019. Ya, perempuan 36 tahun ini menjabat Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta sejak Agustus 2016.

Melansir dari Wikipedia, lulusan S1 Teknik Sipil Nanyang Technological University, Singapura, ini disebut-sebut sebagai satu-satunya srikandi yang membawahi 60 pegawai, yang mayoritas laki-laki.

Sebelumnya, Silvia pernah bekerja di Land Transport Authority (LTA) Singapura. Dikutip dari detikcom, dia berpengalaman dalam proyek pembangunan infrastruktur di Singapura selama hampir 12 tahun.

Setelah MRT Jakarta fase I (Lebak Bulus - Bundaran HI) diresmikan pada 24 Maret lalu, Silvia pun kembali dipercaya dalam perancangan, konsultasi desain pembangunan fase II, hingga koordinasi dengan pemilik lahan.


5. Hastu Wijayasari

Meski tak bisa mendengar sejak kecil, Hastu begitu bersemangat belajar dan bersekolah di sekolah umum. Ia memiliki hobi menggambar doodle, berbakat menari, dan suka dengan instalasi seni.

Hastu kini tercatat sebagai mahasiswi UIN Yogyakarta jurusan Teknik Informatika. Ia juga mengajar bahasa isyarat pada lebih dari 200 relawan di Pusat Layanan Difabel (PLD) di kampusnya.

Bersama teman-temannya, Hastu mengembangkan aplikasi Audio Book, yang membantu komunikasi kaum difabel (user) dengan mahasiswa relawan (service provider).

Hastu juga tergabung dalam Google Developer Students Club, dengan mengikuti beberapa workshop yang mengembangkan kamampuan teknisnya. Pada Hari Kartini ini, dia pun mengurai harapan lewat akun Instagram @hastuwijaya:

"Rasanya pengen deh kayak Kartini yang dulu bisa melawan ketidak Adilan, kemudian jasa-jasanya dikenang oleh banyak orang.
Kalo misal jadi Kartini masa kini, bisa apa?

Kartini masa kini itu ada, mereka merancang mimpi menjadi dunia nyata yang berperan sebagai perempuan yang bisa menyebar manfaat untuk orang lain."

[Gambas:Instagram]


Berbicara tentang perempuan yang sukses berkarier, sebuah studi inovatif pada 2015 memaparkan, anak perempuan dari ibu yang bekerja menjalani karier mereka lebih baik. Saat dewasa, mereka juga terbukti merasa bahagia sama seperti anak dari ibu yang tinggal di rumah.

Profesor Sekolah Bisnis Harvard, Kathleen McGinn, berharap temuan tersebut membuat lega para ibu bekerja. Terlebih, bagi mereka yang merasa bersalah karena harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup.

"Orang-orang masih punya keyakinan bahwa ibu bekerja akan merugikan anak-anak. Jadi, temuan kami bahwa pekerjaan ibu tidak memengaruhi kebahagiaan anak-anak di masa dewasa sangatlah penting," tutur McGinn, dikutip dari Harvard Business School Working Knowledge.


(muf/muf)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda