parenting
Usia Tepat Mengajari Anak Puasa
Sabtu, 04 May 2019 14:00 WIB
Jakarta -
Mengajarkan makna bulan Ramadan pada anak bisa dilakukan sedini mungkin, Bun. Salah satunya dengan mengajari anak berpuasa bersama.
Mengajari anak berpuasa adalah pembelajaran penting agar anak bisa menahan godaan dan rasa lapar. Demikian disampaikan Dr.Waleed Abd EL-Hamid Hassan, dokter anak spesialis gizi dari Abo Elrish Children's Hospital. Dia menambahkan, perlu diperhatikan beberapa hal sebelum mengajak anak puasa, salah satunya adalah kesehatan anak.
"Anak-anak diharuskan berpuasa saat memasuki usia pubertas. Jika ingin mengajari anak puasa sebelum usia pubertas, harus diperhatikan kesehatan, gizi, dan sikap anak," kata Hassan, dilansir Cairo West Publications.
Hassan menyarankan, bagi anak di bawah 6 tahun, orang tua baiknya mengajak anak puasa sebagai pengenalan.
"Orang tua bisa membiarkan anak berpuasa selama beberapa jam untuk mengajarkannya menahan rasa lapar," ujar Hassan.
Sebenarnya, mengajak anak berpuasa bisa dilakukan saat anak berusia lima tahun, Bun. Karena di usia itu, tumbuh kembangnya sudah optimal, namun tetap perhatikan kondisi kesehatannya ya.
"Anak mau belajar puasa boleh-boleh saja. Asalkan anak sehat, tumbuh kembangnya tidak terganggu, di atas 5 tahun anak sudah boleh diajari berpuasa dan bertahap ya," kata Dr.dr.Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK, dikutip dari detikcom.
Orang tua bisa mengajak anak ikut sahur tapi tidak terlalu pagi, sehingga mereka tahu bahwa ada kegiatan berpuasa. Sebaliknya, jika anak sedang sakit dan tumbuh kembangnya terganggu, bisa tunda mengajarkannya berpuasa, Bun.
Menurut wanita yang akrab disapa Fias ini, orang tua harus memperhatikan status gizi anak sebelum mengajaknya puasa. Jangan sampai anak masuk status risiko kekurangan gizi, karena bisa mengganggu tumbuh kembangnya.
"Untuk melihat anak sehat dan tumbuh kembangnya tidak terganggu, ada hitungannya sendiri. Berdasarkan grafik tumbuh kembang, kalau status anak ada di grafik bagus, warnanya hijau. Kalau masuk ke area kuning jangan ajak puasa, karena nanti ada risiko kekurangan gizi," ujar Fias.
(ank/rdn)
Mengajari anak berpuasa adalah pembelajaran penting agar anak bisa menahan godaan dan rasa lapar. Demikian disampaikan Dr.Waleed Abd EL-Hamid Hassan, dokter anak spesialis gizi dari Abo Elrish Children's Hospital. Dia menambahkan, perlu diperhatikan beberapa hal sebelum mengajak anak puasa, salah satunya adalah kesehatan anak.
"Anak-anak diharuskan berpuasa saat memasuki usia pubertas. Jika ingin mengajari anak puasa sebelum usia pubertas, harus diperhatikan kesehatan, gizi, dan sikap anak," kata Hassan, dilansir Cairo West Publications.
Hassan menyarankan, bagi anak di bawah 6 tahun, orang tua baiknya mengajak anak puasa sebagai pengenalan.
"Orang tua bisa membiarkan anak berpuasa selama beberapa jam untuk mengajarkannya menahan rasa lapar," ujar Hassan.
Baca Juga : Jenis Hidangan Berbuka Puasa untuk Anak |
![]() Anak dan ibu berdiskusi |
Sebenarnya, mengajak anak berpuasa bisa dilakukan saat anak berusia lima tahun, Bun. Karena di usia itu, tumbuh kembangnya sudah optimal, namun tetap perhatikan kondisi kesehatannya ya.
"Anak mau belajar puasa boleh-boleh saja. Asalkan anak sehat, tumbuh kembangnya tidak terganggu, di atas 5 tahun anak sudah boleh diajari berpuasa dan bertahap ya," kata Dr.dr.Fiastuti Witjaksono, MSc, MS, SpGK, dikutip dari detikcom.
Orang tua bisa mengajak anak ikut sahur tapi tidak terlalu pagi, sehingga mereka tahu bahwa ada kegiatan berpuasa. Sebaliknya, jika anak sedang sakit dan tumbuh kembangnya terganggu, bisa tunda mengajarkannya berpuasa, Bun.
Menurut wanita yang akrab disapa Fias ini, orang tua harus memperhatikan status gizi anak sebelum mengajaknya puasa. Jangan sampai anak masuk status risiko kekurangan gizi, karena bisa mengganggu tumbuh kembangnya.
"Untuk melihat anak sehat dan tumbuh kembangnya tidak terganggu, ada hitungannya sendiri. Berdasarkan grafik tumbuh kembang, kalau status anak ada di grafik bagus, warnanya hijau. Kalau masuk ke area kuning jangan ajak puasa, karena nanti ada risiko kekurangan gizi," ujar Fias.
(ank/rdn)