Jakarta -
Cacar monyet sedang jadi topik perbincangan hangat setelah terjadi pertama kalinya di
Singapura. Dilaporkan, virus ini menginfeksi seorang warga Nigeria.
Dilansir
detikcom Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa pasien yang terinfeksi adalah seorang warga Nigeria, berusia 38 tahun yang tiba di negara tersebut pada akhir April lalu. Saat ini, penyelidikan sedang berlangsung. Sebanyak 23 orang telah diidentifikasi sempat melakukan kontak fisik dengan pria itu.
"Meskipun risiko penyebarannya rendah, Kementerian Kesehatan mengambil tindakan pencegahan," kata kementerian.
Sebelum tiba di Singapura, pria itu menghadiri pernikahan di Nigeria dan bisa jadi makan daging liar yang menjadi sumber transmisi virus. Daging yang dimaksud bisa jadi simpanse, gorila, kijang, burung, atau hewan pengerat.
Sementara itu, pihak Kementerian Kesehatan RI mengatakan tidak ada perlakuan khusus jika seseorang hendak bepergian ke Singapura. Namun, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Anung Sugihantono mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga kebersihan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
"Perlakuan khusus ada di Batam namun selebihnya tidak ada," kata Anung, mengutip
detikcom.
Nah, Bunda, berikut ini lima fakta tentang cacar monyet yang penting untuk diketahui seperti dikutip dari laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO):
1. PenyebabMonkeypox atau cacar monyet adalah virus zoonosis yakni penyakit yang ditularkan dari
hewan ke manusia. Penularan bisa terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, lesi kulit atau mukus hewan yang terinfeksi. Infeksi pada manusia dicatat melalui penanganan monyet, tikus dan tupai raksasa Gambia, serta hewan pengerat yang kemungkinan besar menjadi media menyebarnya virus.
2. Gejala Saat seseorang terinfeksi virus monkeypox, gejala yang muncul antara lain demam, sakit kepala intens, lymphadenopathy (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, dan kekurangan energi.
Gejala ini bisa berlangsung selama 14 - 21 hari. Kemudian, seringnya muncul ruam di area wajah lebih dulu, kemudian menyebar ke bagian tubuh lain. Awalnya ruam datar, Bun, kemudian menjadi lepuhan berisi cairan hingga saat sudah pecah akan menimbulkan bekas seperti kerak.
3. DiagnosisDari ruam, biasanya tenaga medis menduga lebih dulu apakah itu disebabkan cacar, cacar air, campak, infeksi bakteri di kulit, scabies, atau penyakit lain terkait alergi. Cacar monyet bisa didiagnosis melalui pemeriksaan laboratorium khusus, termasuk sampel cairan yang keluar dari lesi kulit.
4. PengobatanBelum ada pengobatan spesifik atau vaksin untuk cacar monyet. Namun, pemberian vaksin cacar terbukti 85 persen efektif mencegah cacar monyet. Pengobatan lebih ditujukan untuk meningkatkan imunitas pasien dan pemberian obat guna meredakan keluhan penyerta, misalnya pemberian obat penurun panas dan pereda nyeri.
5. PencegahanHindari kontak dengan hewan pengerat dan primata, termasuk hindari kontak dengan darah dan daging yang tak dimasak matang. Hindari kontak fisik terlalu dekat dengan orang yang terinfeksi atau sesuatu yang terkontaminasi.
Sarung tangan dan alat pelindung lain harus dipakai ketika menangani hewan yang sakit serta pasien. Petugas medis dan orang yang kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi sebisa mungkin mendapatkan
vaksin cacar.
[Gambas:Video 20detik]
(rdn/rap)