Jakarta -
Setiap orang tua pastinya punya cara mendidik masing-masing agar kelak sang buah hati menjadi orang sukses. Begitu pula dengan presenter Insert TV
Nadia Mulya.
Rupanya, salah satu hal yang diterapkan Nadia pada anak-anaknya adalah membiasakan mereka berbicara Bahasa Inggris sejak kecil. Belajar dari pengalaman waktu SMP, ibu empat anak ini pernah merasa kesulitan saat harus ikut ayahnya tinggal di luar negeri. Selain itu, karena dia dan suami juga berkomunikasi dengan Bahasa Inggris.
"Jadi, aku pikir ke anak-anak kalau mereka bisa diberi bekal dua bahasa dari kecil, diajarkan Bahasa Inggris dengan segala macam kesulitan tata bahasanya dari usia dini kan akan lebih enak buat perkembangan mereka ke depan, dan faktanya, Inggris adalah bahasa yang banyak sekali digunakan," tutur Nadia Mulya, saat
Intimate Interview HaiBunda baru-baru ini.
"Dan Bahasa Indonesia menurutku sangat mudah dipelajari, jadi dari bayi kita ajak bicara Bahasa Inggris, begitu mereka udah mulai jejek Bahasa Inggrisnya, mulai masuk deh Bahasa Indonesia," lanjutnya.
Istri Dastin Mirjaya Mudijana ini juga mengaku mendaftarkan anaknya kursus bahasa asing lain, seperti Bahasa Jepang dan Korea. Hal ini karena anak pertamanya sangat suka budaya Jepang atau Japanese pop (J-pop), dan anak keduanya menyukai K-pop.
"Si kakak les Bahasa Jepang, si adek aku ikutin les (Bahasa) Korea. Bahasa itu salah satu skill yang berharga banget terutama buat mereka dewasa," tuturnya.
Diakui runner-up Putri Indonesia 2004 ini, belajar bahasa tersebut murni keinginan anaknya tanpa dipaksa. Meski demikian, dia juga selalu berusaha untuk melihat minat dan bakat anaknya, yang kemudian dia diskusikan. Tapi, adakalanya pula dia harus tegas terhadap anak-anaknya.
"Aku juga tahu yang namanya anak itu pasti ada mood-nya, angot-angotnya, dan adalah tugas kita jadi ortu harus step in. Kamu udah komit, panas banget di awal pengen belajar ini, ya
you have to go through," ujarnya.
Ketegasannya ini bermaksud agar sang anak tak menyesal di kemudian hari. Selain itu, agar keempat anaknya menjadi pribadi yang teguh pendirian.
"Kayak aku waktu kecil les segala macam, aku bosan, orang tua ikut aja. Menyesalnya setengah mati, pas udah tua, aduh coba aja ortu lebih galak pas aku les piano, mungkin aku udah jadi pianis terkenal. Penyesalan tuh datang di akhir. Terus kedua, biar anak juga belajar, jangan karena anak bosan, mereka merasa enggak bisa, kemudian
give up," jelas wanita kelahiran Jakarta ini.
Tak sampai di sana, wanita 39 tahun ini juga memasukkan anaknya kursus
tari tradisional. Ia akui, untuk les tari ini adalah keinginannya karena berharap, anaknya bisa menguasai tari tradisional dan juga sebagai bentuk kepedulian terhadap budaya Indonesia yang menurutnya memang harus dilestarikan.
"Untuk minat dan bakat anak, ya memang ada dua, kita ikut anak maunya apa, sama kita sebagai orang tua yang notabene memiliki pengalaman hidup lebih panjang daripada anak, dan kita tahu
what the best for them harus kita paksa sedikit," tegasnya.
(yun/muf)