Jakarta -
Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Kota Malang, Jawa Timur berinisial MS diduga di-
bully oleh teman-temannya. Tindakan
bully ini berujung petaka.
MS diduga di-
bully oleh kakak kelasnya di sekolah. Diduga, ada tujuh anak yang melakukan perundungan. MS sampai mengalami luka memar.
Video korban perundungan ini tersebar di media sosial. Jari MS memar dan ia terlihat kesakitan.
Bahkan, perundungan ini menyebabkan jari MS harus diamputasi. Hal ini dikonfirmasi oleh paman MS, Taufik. Ia diamputasi kemarin (4/2/2020) jam 6 sore.
"Jarinya sudah tidak berfungsi ujungnya, akhirnya kami dikonfirmasi bahwa dilakukan amputasi," kata Taufik dikutip dari
Antara.
Taufik mengatakan bahwa keponakannya itu adalah anak yang pendiam. Remaja usia 13 tahun tersebut tidak menceritakan kekerasan yang terjadi kepadanya.
"Keponakan saya itu anak yang pendiam, tidak suka mengadu," ujar Taufik.
Dari kasus ini, kita belajar bahwa
bully sangat berdampak negatif, bagi mental maupun fisik anak. Menerima kenyataan anak menjadi korban bully mungkin akan berat bagi Bunda dan Ayah.
Bunda pasti sangat marah dan terpukul ketika anak menjadi korban bully. Lalu, bagaimana sebenarnya orang tua harus bersikap ketika anak menjadi korban bully?
Psikolog anak dan remaja, Yashinta Indrianti, M.Psi mengatakan, ada bentuk dukungan yang bisa diberikan orang tua.
"Ketika kita menerima dan mendengarkan anak, maka anak pun akan merasa aman di dekat kita dan membuat anak jadi lebih mudah mengeluarkan isi hatinya. Kita pun bisa lebih mudah masuk ke anak," kata Yashinta.
Bunda juga bisa simak pesan Tasya Kamilla untuk para pembully berikut ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(sih/rap)