
parenting
Cerita Islami dengan Hikmah Kejujuran yang Bisa Diteladani Anak
HaiBunda
Kamis, 06 May 2021 14:01 WIB

Bagi anak, saat Bunda membacakan buku cerita ia tak sekadar mendengar kisah yang disampaikan. Ia juga belajar banyak hal, termasuk melatih imajinasi, memetik hikmah baik yang bisa ditiru, serta mempelajari karakter dalam cerita.Â
Dikutip dari Healthline, membaca untuk anak (di usia berapa pun) dapat melatih perkembangan otaknya lho, Bunda. Selain itu, kegiatan ini juga membantu meningkatkan bonding dengan anak.
Dalam sebuah studi tahun 2013 dalam Sage Journal: Child Language Teaching and Therapy, anak yang sejak dini terbiasa dibacakan cerita memiliki kemampuan lebih dalam aspek perkembangan bahasa dan kognitifnya di kemudian hari.
Nah, salah satu jenis cerita yang dapat Bunda bacakan secara rutin untuk anak yakni cerita Islami. Anak dapat membantu mengenal karakter baik, serta meniru perilaku-perilaku terpuji sesuai cerita Islami tersebut, termasuk tentang sikap jujur.
Cerita Islami untuk anak
Ada banyak jenis cerita Islami untuk anak yang bisa Bunda bacakan, misalnya sebelum tidur. Ini dapat membantunya tidur lebih nyenyak, sekaligus belajar tentang teladan terpuji agar terhindari dari kebiasaan-kebiasaan buruk.
Dikutip dari buku '100 Kisah Islami Pilihan untuk Anak-anak' oleh Salman Iskandar, berikut salah satu cerita Islami untuk anak yang bisa Bunda pilih:
Cerita Islami dengan judul: Kejujuran Abdul Qadir
Saat berusia 18 tahun, Syaikh Abdul Qadir meminta izin kepada ibunya merantau ke Bagdad untuk menuntut ilmu. Ibunya tidak menghalangi cita-cita mulia Abdul Qadir meskipun dia khawatir melepaskan anaknya sendirian menempuh perjalanan beratus-ratus kilometer.
Sebelum pergi, ibunya berpesan kepada Abdul Qadir agar berkata jujur dalam keadaan apa pun. Lalu, ibunya membekali uang 40 dirham dan dijahit di dalam pakaian Abdul Qadir. Setelah itu, ibunya melepas Abdul Qadir pergi bersama kafilah dagang yang kebetulan hendak menuju Kota Bagdad.
Namun, dalam perjalanan, mereka dihadang dan diserang oleh 60 orang penyamun. Semua barang dagangan kafilah dirampas. Para penyamun itu sama sekali tidak mengusik Abdul Qadir karena mereka menyangka dia tidak mempunyai apa pun, kecuali pakaian yang melekat di tubuhnya.
Salah seorang penyamun bertanya pada Abdul Qadir, "Hai Anak Muda! Apa yang ada pada dirimu?"
Abdul Qadir menjawab dengan sejujurnya bahwa ia memiliki uang 40 dirham di dalam pakaiannya. Penyamun itu heran dan tidak memercayainya. Akhirnya, dia melaporkan kepada pemimpinnya. Lalu, pakaian Abdul Qadir dipotong dan dirobek isinya. Para penyamun terkejut. Mereka mendapati 40 dirham sebagaimana dikatakan Abdul Qadir.
Pemimpin penyamun itu pun langsung bertanya pada Abdul Qadir, "Kenapa engkau berkata jujur, padahal engkau mengetahui bahwa 40 dirham uangmu itu akan kami rampas?"
"Aku telah berjanji kepada ibuku bahwa aku tidak akan pernah berkata bohong walau apapun yang terjadi. Karena dengan berbohong, orang tidak akan lagi memercayaiku. Padahal, kepergianku ke Bagdad untuk mencari ilmu kepada orang awam. Aku ingin orang-orang selalu memercayaiku."
Ketika mendengar Abdul Qadir mengatakan alasan kejujurannya, pemimpin penyamun tersadar. Dia pun menangis, menginsafi kesalahannya. Dia bersumpah tidak akan merampok lagi. Penyamun itu bertobat di hadapan Abdul Qadir, yang diikuti oleh para pengikutnya.
![]() |
Hikmah cerita tentang kejujuran bagi anak
Cerita Islami Abdul Qadir mengajarkan tentang hikmah bersikap jujur. Meski terkesan hal yang biasa, namun kejujuran sangat penting dibiasakan dan diperkenalkan pada anak sejak dini lho, Bunda.Â
Dikutip dari Psychology Today, kejujuran dilihat anak lebih banyak dari lingkungan sekitar, terutama dari orang tua. Sikap yang ditunjukkan oleh orang tua dalam kehidupan sehari-hari, berpengaruh besar terhadap perkembangan sikap ini.
Menurut psikolog dari Rutgers University, Vanessa LoBue, PhD, membacakan cerita tentang kejujuran juga membawa pengaruh positif. Terutama jika karakter dalam cerita tersebut berani mengatakan kebenaran.
Cara-cara membiasakan sikap jujur bisa diterapkan orang tua dalam beberapa langkah. Pertama, jangan lupa memberikan apresiasi jika anak berani berkata jujur, meskipun ia mungkin melanggar aturan. Ini akan membuat anak mereka lebih baik dipuji karena jujur daripada dihukum karena berbohong dan pelanggarannya.
"Kedua, bicarakan dengan anak tentang nilai pentingnya mengatakan kebenaran. Bacakan cerita yang menyoroti manfaat positif dari mengatakan kebenaran alih-alih konsekuensi negatif dari berbohong," pesan LoBue.
Terakhir, jangan lupa jujur pada diri sendiri dan terapkan contoh yang nyata pada anak. "Sebab pada akhirnya anak-anak akan menggunakan kejujuran orang tua sebagai pedoman untuk menjadi teladan mereka sendiri," imbuhnya.
(som/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
56 Pertanyaan Umum untuk Anak saat Ngobrol agar Lebih Dekat dengan Si Kecil

Parenting
5 Cara Mengajari Anak Membaca Tanpa Memaksa, Bunda Perlu Tahu

Parenting
Cara Ajarkan Menyayangi Binatang ke Anak

Parenting
Manfaat Ajak Anak Belanja Bulanan, Belajar Mengelola Uang dengan Happy

Parenting
Latih Anak Jadi Sosok Penolong Sejak Dini Yuk, Bun


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda