
parenting
Haru, Bocah 12 Th 'Ngamen' di Facebook untuk Biaya Pemakaman Sang Ayah
HaiBunda
Kamis, 17 Feb 2022 23:00 WIB

Cerita perjuangan seseorang demi anggota keluarga memang selalu menyentuh hati. Termasuk yang dilakukan oleh seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun berikut.
Belum lama ini, ia diketahui mengamen secara live di akun Facebook miliknya. Yang membuat haru, hal tersebut ia lakukan demi mendiang ayahnya, Bunda.
Bocah bernama Chanadej Khiewsen tersebut berasal dari Thailand. Diketahui, aksi mengamen itu dilakukan untuk mengumpulkan dana demi membiayai pemakaman ayahnya.
Mengutip dari MStar, Chanadej Khiewsen sendiri sebenarnya sudah terbiasa mengamen sambil main gitar di jalanan. Hal tersebut memang sudah ia lakukan sejak berusia lima tahun.
Dalam sesi mengamen live di Facebook tersebut, Chanadej Khiewsen memberitahu para penonton bahwa ayahnya telah meninggal dunia. Ia meninggal usai berjuang karena kanker.
"Hari di mana aku tidak ingin datang telah tiba. Tapi Ayah menyuruhku untuk hidup di dunia nyata. Aku ingin melakukan ini demi Ayah untuk terakhir kalinya. Aku melakukan konser langsung untuk Ayah. Hari ini, aku memohon (bantuan) untuk pemakaman Ayah."
"Aku tidak ingin menggunakan istilah ini sama sekali," tulisnya.
Sesi mengamen di malam Selasa yang berlangsung pada 15 Februari 2022 lalu ini berjalan dengan sendu. Chanadej Khiewsen bahkan terlihat beberapa kali menghapus air mata saat memainkan alat musik.
Sebagai informasi, Chanadej Khiewsen hanya tinggal berdua dengan mendiang ayahnya, Bunda. Awalnya, ia mengamen demi dapat sumbangan untuk biaya sekolahnya.
Tetapi selama beberapa bulan terakhir, ayahnya didiagnosis menderita penyakit mematikan. Mau tak mau, Chanadej Khiewsen harus mengamen sambil bermain musik untuk biaya pengobatan sang ayah.
Sebelumnya, ia juga pernah mengikuti kompetisi musik untuk anak-anak di program Kidzaa TV. Chanadej Khiewsen bahkan telah bermain gitar dan bernyanyi di Pasar Akhir Pekan Chatuchak dan Siam Square.
Penggemarnya pun kerap merekam penampilannya saat dia bermain musik dan mempostingnya di YouTube. Namun sejak ayahnya jatuh sakit, ia memilih untuk bermain musik secara live di Facebook dibandingkan di jalanan.
Simak kisah lainnya di halaman berikut ya, Bunda.
Bunda, simak juga cerita pengorbanan dr.Hastry bagi waktu antara jadi ibu dengan identifikasi jenazah dalam video berikut:
KISAH BALITA DONOR SUMSUM TULANG BELAKANG DEMI ADIK
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Di belahan dunia lainnya, ada juga kisah anak melakukan tindakan yang tak kalah luar biasa dan mengharukan. Ini kisah seseorang yang rela mendonorkan bagian tubuhnya untuk orang yang dicintainya.
Ia adalah bocah laki-laki yang ketika itu masih berusia empat tahun. Ia rela mendonorkan sumsum tulang belakangnya untuk kedua adik kembarnya.
Bocah hebat ini bernama Michael, putra kedua dari ibu asal Pennsylvania, Robin Pownall. "Saya memiliki dua anak laki-laki yang lebih tua, Dominick (9) dan Michael (4). Musim semi lalu saya hamil anak kembar dan seharusnya lahir di bulan Desember."
"Kami senang tapi khawatir pada Santino dan Giovanni karena lahir prematur pada 14 Oktober 2017, di usia kehamilan 33 minggu. Mereka menghabiskan waktu berminggu-minggu di NICU," kata Robin dikutip dari Love What Matters.
Setelah beberapa waktu dirawat di RS, si kembar diperbolehkan pulang. Namun, ketika 10 hari di rumah, Santino dan Giovanni dinyatakan positif mengalami Chronic Granulomatous Disease (CGD).
Ini merupakan kelainan kekebalan tubuh langka yang memengaruhi sebagian sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini membuat si kembar nggak mampu melawan infeksi tertentu.
Santino dirawat di Children's Hospital of Philadelphia (CHOP) karena infeksi luka. Satu-satunya cara untuk kembali normal dan sehat adalah melalui transplantasi.
"Putra tertua kami, Dominick, yang sekarang berusia 9 tahun, memiliki penyakit granulomatosa kronik juga dan sekarang dianggap sembuh setelah transplantasi sel induk yang dia terima di rumah sakit ini, delapan tahun lalu. Lalu, anak tengah kami, Michael, yang baru berusia 4 tahun, ternyata dinyatakan cocok untuk transplantasi sumsum tulang belakang pada kedua saudara kembarnya," tutur Robin.
Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.
RELA DONORKAN SUMSUM TULANG BELAKANG DEMI ADIK KEMBAR
Ilustrasi anak sakit/Foto: Getty Images/iStockphoto/gorodenkoff
Robin memberi tahu Michael bahwa dia adalah 'satu-satunya jalan' bagi adik-adiknya. Robin pun bertanya apakah Michael mau membantu menyelamatkan nyawa adik kembarnya. Tak ragu, Michael bilang kalau dia sangat bersedia untuk menyumbang sumsum tulang belakangnya.
"Saya menjelaskan keseluruhan proses pada Michael, bagaimana hal itu bisa menyakitkan, dan bahwa dia akan mendapatkan jarum yang cukup besar. Dia berkata, 'Apakah akan menyelamatkan adik-adik?' Saya berkata, 'Ya' dan dia berkata, 'Baiklah, saya akan melakukannya'," ujar Robin.
Awalnya Michael takut seperti orang lain, tapi keberaniannya jauh melebihi anak-anak berusia 4 tahun pada umumnya. Saat ini, si kembar dirawat di Rumah Sakit Anak Philadelphia. Santino dan Giovanni menjalani kemoterapi dan akan menerima transplantasi dari kakak 'superhero' mereka, Michael, pada 8 Maret 2018 mendatang.
"Saya sangat takut dan gugup untuk anak laki-laki saya, tapi ketika saya melihat ke matanya, saya melihat kekuatan. Saya tahu segalanya akan baik-baik saja," tutup Robin.
Sekilas tentang Chronic Granulomatous Disease (CGD) yang dialami adik kembar Michael, dikutip dari American Academy of Allergy, Asthma dan Immunology (AAAAI) adalah penyakit imunodefisiensi primer bawaan (inheren immunodeficiency disease/PIDD) yang meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur tertentu.
Orang dengan CGD tidak dapat melawan kuman umum sehingga sangat sakit akibat infeksi yang ringant. Hal ini karena kehadiran CGD membuat neutrofil sulit menghasilkan hidrogen peroksida. Padahal sistem kekebalan tubuh memerlukan hidrogen peroksida untuk melawan jenis bakteri dan jamur tertentu. Infeksi berat ini bisa meliputi infeksi kulit atau tulang dan abses pada organ dalam (seperti paru-paru, hati, atau otak).
Anak-anak dengan CGD sering sehat saat lahir, namun mengalami infeksi berat pada saat balita. Bentuk CGD yang paling umum adalah warisan genetik dengan cara X-linked, yang berarti hanya memengaruhi anak laki-laki. Ada juga bentuk resesif autosomal CGD yang mempengaruhi kedua jenis kelamin.
Pilihan terapi untuk CGD termasuk antibiotik profilaksis dan obat antijamur, suntikan interferon-gamma, dan penanganan infeksi akut yang agresif. Transplantasi sumsum tulang bisa menyembuhkan KLD, namun terapi ini sangat kompleks. Selain itu calon transplant dan donor harus dipilih dengan cermat, juga menimbang risiko dan manfaatnya secara hati-hati. Periset sedang menyelidiki pendekatan lain termasuk terapi gen sebagai pilihan terapi di masa yang akan datang.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Kisah Ayah Cleaning Service, Rela Tak Libur 27 Th Demi Sekolahkan Anak Jadi Dokter & Hakim

Parenting
Viral Video Siswa SD Bawa Bekal Nasi dan Ulat Turi, Ternyata Alasannya..

Parenting
Viral Bocah Menangis Ingin Dijemput Ibunda di Sekolah, Curhatannya Bikin Terenyuh

Parenting
Bikin Nangis, Bocah SD Chat Ibunda yang Sudah Meninggal Kabarkan Dapat Nilai 100

Parenting
Kisah Haru Anak SD Chat WA ke Mendiang Ibunda, Bikin Terenyuh Bun


7 Foto
Parenting
7 Potret Ralia Rules Anak Rian D'Masiv, Viral karena Challenge Nyanyi di TikTok
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda