HaiBunda

PARENTING

Bahaya Beri Hukuman Silent Treatment ke Anak, Bisa Bikin Trauma Bun

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Selasa, 24 May 2022 18:20 WIB
Ilustrasi silent treatment/ Foto: iStock
Jakarta -

Bunda pernah mendengar istilah silent treatment? Biasanya hal ini dilakukan oleh orang tua kepada anak mereka sebagai bentuk hukuman.

Untuk Bunda ketahui, silent treatment adalah ketika orang tua menolak mengobrol dan berkomunikasi dengan anak. Orang tua sering menggunakan cara ini untuk membuat anak menyadari kesalahan mereka semacam bentuk hukuman.

Dalam hal ini anak dituntut mengetahui kesalahannya tanpa orang tua mau untuk memberi penjelasan. Mungkin ada banyak alasan mengapa orang tua menggunakan perlakuan diam ini.


Namun kebanyakan adalah untuk memberi hukuman kepada anak tanpa harus berteriak untuk menyampaikan maksudnya. Mengutip laman Narcisstic Abuse Support, silent treatment adalah taktik yang paling sering digunakan oleh orang tua dengan gangguan kepribadian narsistik yang cenderung ingin semua hal berjalan sesuai dengan keinginan mereka.

Kebanyakan orang tua narsis memang tak dewasa secara emosional. Sehingga kadang mereka ingin menghindari konflik atau menjawab pertanyaan yang tak nyaman dengan menggunakan silent treatment sebagai jalan keluar.

Perilaku silent treatment bikin anak insecure dan trauma

Memberikan silent treatment kepada anak berarti orang tua menghukum mereka dengan cara yang menimbulkan rasa sakit cukup dalam.

Rasa sakit yang bagaimana nih? Yakni rasa sakit karena anak merasa diabaikan. Anak-anak merasa cemas dan takut bahwa orang tua enggan untuk berbicara dengan mereka lagi. Rasa takut semacam ini membuat anak merasa tidak aman.

Mengabaikan anak-anak secara sengaja akan membuat mereka merasa ditinggalkan, ditolak, dikucilkan, dan perasaan tidak diinginkan. Bahkan, penelitian telah menunjukkan bahwa perasaan sering ditolak ini dapat mengurangi tingkat harga diri dan kepercayaan diri anak.

Tak seperti bentuk kekerasan fisik, silent treatment termasuk dalam kekerasan emosional. Meski tidak melukai anak secara fisik, tetap saja dapat berdampak buruk pada kesejahteraan emosional anak. Perasaan ditolak tersebut akan membahayakan pikiran anak dan menyebabkan rasa insecure, stres, dan kecemasan.

Lalu apa yang seharusnya dilakukan orang tua saat anak melakukan salah?

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

 



(som/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Momen Haru Keluarga dan Sahabat Antar Mpok Alpa ke Tempat Peristirahatan Terakhir

Mom's Life Annisa Karnesyia

Kisah Anita Jalani Operasi Kanker Payudara Minim Sayatan Berkat Robot Medis

Menyusui Melly Febrida

60 Persen Perempuan Takut Melahirkan, Studi Terbaru Ungkap Cara Tetap Tenang

Kehamilan Annisa Karnesyia

Bayi Kejang vs Kaget: Bagaimana Bedakannya?

Parenting Tim HaiBunda

Transmart Full Day Sale Ikut Meriahkan Kemerdekaan RI dengan Diskon 50%+20%! Hanya Besok, Bun

Mom's Life Triyanisya & Sandra Odilifia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ungkapan Hati Dio Anak Sulung Andre Taulany, Ingin Orang Tua Damai & Tidak Bercerai

Bayi Kejang vs Kaget: Bagaimana Bedakannya?

60 Persen Perempuan Takut Melahirkan, Studi Terbaru Ungkap Cara Tetap Tenang

Kisah Anita Jalani Operasi Kanker Payudara Minim Sayatan Berkat Robot Medis

Momen Haru Keluarga dan Sahabat Antar Mpok Alpa ke Tempat Peristirahatan Terakhir

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK