Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

13 Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan, Si Kecil Tumbuh Cerdas dan Berperilaku Baik

Kinan   |   HaiBunda

Jumat, 16 Feb 2024 16:05 WIB

9 Kalimat yang Ingin Didengar Anak dari Orang Tuanya saat Sedih atau Bahagia
Ilustrasi 13 Cara Mendidik Anak Tanpa Kekerasan, Si Kecil Tumbuh Cerdas dan Berperilaku Baik/Foto: Getty Images/kate_sept2004
Daftar Isi
Jakarta -

Mendidik anak tanpa kekerasan menjadi tantangan bagi sebagian besar orang tua. Mengasuh dengan kekerasan, termasuk berteriak atau memukul berdalih hukuman, masih kerap diperdebatkan.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), penerapan pola asuh dengan kekerasan memang dapat mengubah anak secara cepat, tetapi dampak yang mereka dapat akan berefek panjang. 

Penelitian secara konsisten juga menunjukkan bahwa kekerasan adalah salah satu dari strategi disiplin yang dapat memperburuk masalah perilaku anak. Jika orang tua senang berteriak misalnya, hal ini rentan membuat anak mungkin jadi lebih banyak berteriak.

Masalah lain yang dapat ditimbulkan dari pengasuhan dengan kekerasan yakni tidak mengajarkan anak bagaimana mengatur perilakunya. Jika seorang anak dimarahi karena memukul saudaranya, mereka tidak akan belajar cara menyelesaikan masalah dengan damai. 

Cara mendidik anak tanpa kekerasan

Lalu bagaimana cara mendidik anak tanpa kekerasan yang dapat mulai diterapkan oleh orang tua? Berikut ulasannya seperti dilansir berbagai sumber:

1. Tetapkan aturan yang jelas

Bunda akan cenderung jarang marah-marah jika sudah menetapkan peraturan rumah yang jelas. Sampaikan atau tempelkan aturan rumah agar lebih jelas.

Ketika aturan dilanggar, tindak lanjuti dengan konsekuensi langsung. Tahan keinginan untuk membentak atau melampiaskan dengan kekerasan. 

2. Buat konsekuensi sebelumnya

Jelaskan terlebih dahulu konsekuensi negatif dari pelanggaran peraturan kepada anak. Misalnya menggunakan teknik time-out, mengambil hak istimewa anak, atau konsekuensi logis lainnya untuk membantu anak belajar dari kesalahan.

Misalnya, Bunda bisa mengatakan: "Jika kamu tidak mengerjakan PR sebelum makan malam, maka tidak boleh menonton televisi di malam hari."

Dari sana, terserah pada anak untuk membuat pilihan yang baik. Karena keputusan ada di tangan mereka, kecil kemungkinan Bunda harus marah-marah anak akan melakukan tugas mereka.

Pertimbangkan konsekuensi mana yang mungkin paling efektif. Ingatlah bahwa konsekuensi yang berhasil bagi satu anak belum tentu berhasil bagi anak lainnya.

3. Memberikan penguatan positif

Dikutip dari Very Well Family, cara mendidik anak tanpa kekerasan berikutnya yakni memberi motivasi agar mereka mau mengikuti aturan dengan menggunakan penguatan positif. Jika ada konsekuensi negatif karena melanggar aturan, pastikan Bunda juga menawarkan konsekuensi positif karena mengikuti aturan.

Misalnya, jangan ragu memuji anak jika mereka mengikuti aturan. Katakan sesuatu seperti, "Terima kasih sudah mengerjakan daftar tugasmu tepat saat kamu tiba di rumah hari ini. Bunda sangat menghargainya".

4. Cari tahu penyebab orang tua mudah marah

Apabila Bunda mendapati diri sendiri membentak anak atau melakukan kekerasan, cobalah mencari tahu mengapa Bunda bereaksi seperti itu. Misalnya jika ini disebabkan karena rasa marah, pelajari strategi untuk menenangkan diri. 

Hal ini akan membantu Bunda menjadi teladan dalam strategi pengelolaan amarah yang sehat. Ambil waktu istirahat untuk menenangkan pikiran terlebih dahulu.

5. Berikan 'penawaran' di waktu yang tepat

10 Basic Manner yang Perlu Diajarkan ke Anak Perempuan dan Laki-LakiIlustrasi keluarga/Foto: Getty Images/iStockphoto/oatawa

Daripada membentak atau melakukan kekerasan, beri anak penawaran jika suatu waktu ia tidak mau mendengarkan. Hal ini akan membuat mereka mengetahui hasil yang mungkin terjadi setelah mereka menindaklanjutinya. 

Sebagai contoh, Bunda dapat mengatakan: "Kalau kamu mau merapikan mainanmu, kamu bisa bermain lagi setelah makan malam."

Berteriak atau pengasuhan dengan kekerasan sering kali berujung pada perebutan kekuasaan. Semakin sering Bunda meneriaki anak untuk melakukan sesuatu, kemungkinan besar ia akan semakin berperilaku menantang.

6. Berikan anak waktu

Memukul atau pengasuhan dengan kekerasan dapat membuat Si Kecil bertanya-tanya, mengapa ia pantas untuk dipukul atau dimarahi. Daripada memukul atau memarahinya, Bunda bisa memberikannya waktu untuk sendiri.

Namun, cara ini akan lebih berhasil apabila anak memiliki waktu positif yang cukup bersama Bunda. Jadi ketika ia 'dikeluarkan' dari sebuah situasi, ia bisa belajar mengatur diri sendiri dan mengekspresikan emosinya dengan tepat.

7. Respons perilakunya dengan sikap positif

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, anak-anak cenderung kesulitan mengatur emosinya. Jadi jika mereka melihat Bunda menunjukkan emosi yang sama, itu akan menjadi siklus yang berkembang dengan sendirinya. 

Daripada membentak, cobalah menghadapi situasi tersebut dengan tenang dan mereka mungkin akan bereaksi dengan cara yang sama.

8. Bersabar

Anak-anak menangkap nada bicara dan bahasa tubuh orang tua, bukan hanya saat Bunda berkomunikasi dengan mereka. 

"Kita harus memperhatikan kata-kata dan juga bahasa tubuh kita, baik saat berinteraksi langsung dengan anak-anak atau dengan orang dewasa dan pengasuh lainnya," ungkap dokter spesialis anak, Kimberly Churbock, MD.

Hal ini bisa sangat sulit terutama dalam situasi pengasuhan bersama atau keluarga campuran, namun ingatlah bahwa anak-anak dapat memahami kapan konflik dapat terjadi. 

9. Kenalkan anak dengan berbagai emosi

Biarkan anak belajar mengenali emosinya sendiri. Seiring waktu, ketika anak mengembangkan suara dan kosa kata mereka sendiri untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhan secara verbal, mereka dapat belajar menggunakan kata-kata ekspresif ini daripada bertindak dengan kekerasan.

10. Beri pilihan

6 Permainan Ini Bisa Meningkatkan Kecerdasan Anak, Sederhana dan MenyenangkanIlustrasi anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/ronnachaipark

Dokter Churbock menyarankan langkah ini sebagai cara untuk memberi anak-anak rasa percaya diri dan kendali, termasuk saat Bunda meminta mereka melakukan tugas yang tidak diinginkan. 

Jika anak tidak mau mandi misalnya, beri mereka pilihan mainan mana yang ingin mereka bawa ke dalam bak mandi atau apakah mereka ingin main gelembung.

11. Tetapkan batasan

Anak-anak biasanya merespons dengan positif jika Bunda memberi mereka kesempatan untuk berbuat baik. Daripada terburu-buru marah atau berteriak, cobalah menghitung dengan suara keras sampai lima atau beri mereka batas waktu untuk melakukan apa yang Bunda minta. 

12. Ajarkan keterampilan baru

Bunda bisa mengajarkan banyak hal baru kepada Si Kecil untuk mengisi waktu luang, alih-alih berteriak atau memukulnya. Bisa sesederhana bermain board game, menonton video edukasi, dan sebagainya.

Si Kecil dapat mengambil banyak pelajaran, daripada mendapat limpahan amarah yang berdampak buruk baginya.

13. Terkadang mungkin perlu diabaikan

Ketika anak berusaha mendapatkan perhatian Bunda dengan merengek atau mengeluh, jangan langsung memberikan apa yang dia mau. Berpura-puralah bahwa Bunda sedang mengerjakan sesuatu atau melihat ke arah lain.

Berikan penjelasan kepadanya untuk meminta sesuatu dengan sopan. Lambat laun, anak dapat memahami dan menjadikannya sebagai kebiasaan baik.

Demikian ulasan tentang cara mendidik anak tanpa kekerasan, agar mereka dapat tumbuh cerdas dan berperilaku baik. Mana yang sudah mulai Bunda terapkan di rumah?

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda