HaiBunda

PARENTING

Mi Instan asal Indonesia Disebut Kandung Residu Pestisida Berlebihan, Ketahui Bahayanya

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Minggu, 10 Jul 2022 13:20 WIB
Mi Instan asal Indonesia Disebut Kandung Residu Pestisida Berlebihan, Ketahui Bahayanya/Foto: Getty Images/iStockphoto/4kodiak
Jakarta -

Bukan hanya di Tanah Air, mi instan juga punya begitu banyak penggemar di berbagai belahan dunia. Maka itu tak mengherankan mi instan menjadi produk yang laris manis untuk diperdagangkan.

Sayangnya, pengiriman salah satu produk mi instan dari Indonesia, Mie Sedaap, diblokir Badan Pengawas Obat dan Makanan di Taiwan. Hal itu disebabkan produk mi instan terdeteksi mengandung residu pestisida berlebihan, Bunda.

Meski begitu, Marketing Manager Noodle Category Wings Food Katria Arintya Anindyantari membantah temuan tersebut.


"Produk Mie Sedaap tidak mengandung residu pestisida. Penahanan Mie Sedaap di negara Taiwan tidak ada kaitannya dengan hal tersebut. Penahanan produk yang terjadi dikarenakan adanya perbedaan regulasi yang diterapkan oleh regulator setempat," jelas Arintya pada CNNIndonesia.com, Rabu (6/7).

Selama ini pestisida dikenal sebagai bahan kimia yang digunakan petani untuk menjauhkan tanamannya dari serangan hama. Namun, residunya masih bisa terbawa hingga produk turunan tanaman tersebut.

Seperti dilansir dari laman Centre for Food Safety milik pemerintah Hong Kong, residu pestisida bisa ditemukan di produk makanan karena:

  • Penggunaan pestisida secara langsung pada tanaman pangan
  • Pemberian pakan pada hewan ternak berupa tanaman pangan yang diberi pestisida
  • Kontaminasi lingkungan

Residu pestisida yang berlebihan pada makanan bisa disebabkan oleh perdagangan yang tidak memperhatikan praktik pertanian yang baik. Misalnya saja penggunaan pestisida secara berlebih.

Selain itu, kemungkinan petani juga tidak memberikan waktu yang cukup agar pestisida terurai sebelum panen.

Bahaya residu pestisida terhadap kesehatan

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada lebih dari seribu pestisida yang digunakan di seluruh dunia. Tiap pestisida memiliki tingkat toksisitas berbeda.

Pestisida tua dan murah seperti dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT) telah dilarang oleh negara-negara yang mengadopsi Konvensi Stockholm 2001. DDT bisa bertahan selama bertahun-tahun di tanah dan air.

Kemudian melihat fungsinya, insektisida lebih beracun bagi manusia dibanding herbisida.

Secara umum, residu pestisida dalam jumlah berlebihan akan beracun bagi manusia. Dampak kesehatan jangka panjang bisa menyebabkan kanker, gangguan kesuburan, masalah sistem kekebalan, dan saraf.

Tak cuma Mie Sedaap yang ditolak oleh BPOM Taiwan. Mi instan asal Jepang dan Filipina pun mengalami nasib serupa.

Total ada sebanyak 19 pengiriman mi instan seberat 4.431 kg diblokir.

SIMAK ARTIKEL LENGKAPNYA DI SINI.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Harga Mi Instan Bakal Naik 3x Lipat, Apa yang Harus Bunda Lakukan?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Turun BB 25 Kg dalam 4 Bulan, Ini 4 Cara Ampuh Menurut Pakar Bun!

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Keren! 5 Potret Sada Anak Fitri Tropica Ikut Lomba Ice Skating di Malaysia, Jadi Princess Belle

Parenting Nadhifa Fitrina

6 Tips Menabung ala Jepang agar Uang Cepat Terkumpul

Mom's Life Annisa Karnesyia

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Mom's Life Nadhifa Fitrina

60 Ucapan Khitanan Anak Lengkap dari Singkat, Islami hingga Bahasa Inggris Penuh Doa & Rasa Syukur

Parenting ZAHARA ARRAHMA

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Wizzy Dapat Kejutan Manis Hamil Anak Kedua di Momen Ulang Tahunnya yang Ke-31

6 Tips Menabung ala Jepang agar Uang Cepat Terkumpul

Keren! 5 Potret Sada Anak Fitri Tropica Ikut Lomba Ice Skating di Malaysia, Jadi Princess Belle

Turun BB 25 Kg dalam 4 Bulan, Ini 4 Cara Ampuh Menurut Pakar Bun!

Intip 5 Momen Hengky Kurniawan Bareng Putranya Bintang yang Tak Kalah Tampan Bun

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK