HaiBunda

PARENTING

5 Tanda Anak Usia 1-3 Tahun Alami Overstimulasi, Rewel Salah Satunya Bun

Kinan   |   HaiBunda

Selasa, 21 Nov 2023 04:00 WIB
Ilustrasi 5 Tanda Anak Usia 1-3 Tahun Alami Overstimulasi, Rewel Salah Satunya Bun/Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel
Jakarta -

Bukan rahasia lagi kalau anak mempunyai emosi yang besar. Jika ia tiba-tiba menangis atau menjadi agresif padahal tampak baik-baik saja beberapa saat yang lalu, bisa jadi mereka sedang kewalahan. Apa tanda anak 1 hingga 3 tahun mengalami overstimulasi?

Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa ada banyak faktor yang dapat menyebabkan tantrum atau perubahan perilaku emosional pada anak. Namun, salah satu penyebab utamanya adalah stimulasi berlebihan.

Kelebihan sensorik dapat membuat anak lelah dan mencapai titik puncaknya. Meskipun perubahan ini mungkin tampak secara tiba-tiba, tetapi biasanya ada beberapa tanda utama yang menandakan 'ledakan' akan segera terjadi.


Apa itu overstimulasi?

Dikutip dari laman Parents, overstimulasi adalah respons tubuh terhadap aktivitas atau rangsangan berlebihan. Manusia selalu berinteraksi dengan rangsangan lingkungan, tetapi masing-masing memiliki kapasitas dan keterbatasan yang berbeda. 

Hal ini juga berlaku bagi anak-anak sesuai tahap usianya, Bunda. Bayi mungkin lebih mudah terstimulasi secara berlebihan dibandingkan anak yang usianya lebih tua.

Meskipun setiap anak dapat mengalami rangsangan berlebihan, beberapa anak dengan autisme, kecemasan, atau diagnosis lain lebih rentan mengalaminya.

Sering kali banyak faktor yang berperan dalam overstimulasi. "Seorang anak mungkin bisa berada di taman yang ramai pada satu kesempatan, tapi di waktu lain merasa overstimulasi. Misalnya saat kurang tidur atau melewatkan jam makan," ujar analis perilaku, Kerri Milyko, PhD, BCBA-D, LBA (NV).

Tanda anak mengalami overstimulasi

Tanda anak mengalami overstimulasi bisa bervariasi menurut usia dan temperamen. Bayi mungkin merespons rangsangan berlebihan dengan menangis, menggerakkan anggota badan, dan/atau memalingkan muka. 

Sementara itu, anak balita dan anak prasekolah mungkin menunjukkan perilaku marah. Pun termasuk pada anak usia 1 hingga 3 tahun, Bunda.

Anak-anak yang kesulitan memproses rangsangan lingkungan mungkin melakukan perilaku untuk menghindari, melarikan diri, atau meminimalkan rangsangan tersebut. 

Bunda mungkin memperhatikan bahwa anak tampak mudah tersinggung, gelisah, atau tidak fokus. Beberapa juga ada yang lebih ekstrem, seperti menangis, membentak, menjatuhkan diri ke tanah, atau bahkan melukai diri sendiri. 

Tanda-tanda overstimulasi pada anak usia 1-3 tahun di antaranya seperti:

1. Rewel atau menangis

Ilustrasi anak menangis/Foto: Getty Images/iStockphoto/M-image

Anak yang overstimulasi mungkin menjadi rewel atau menangis tanpa alasan yang jelas. Mereka mungkin juga menangis lebih kencang dari biasanya atau menangis terus-menerus. 

Bahkan, ada juga yang sampai menangis hingga wajahnya terlihat memerah. Hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke wajah.

2. Tampak gelisah

Anak yang overstimulasi mungkin menjadi hiperaktif atau gelisah. Mereka mungkin tidak bisa diam dan terus bergerak.

3. Menjauh dari orang lain

Untuk tujuan ingin menenangkan diri, anak yang overstimulasi juga biasanya akan menjauh dari orang lain atau dari situasi ramai tersebut. Mereka mungkin ingin sendiri atau bersembunyi di balik orang tuanya.

4. Sulit konsentrasi

Saat mengalami overstimulasi, anak mungkin jadi kesulitan mengikuti instruksi atau menyelesaikan tugas. Ini karena pikirannya sulit untuk memproses karena terlalu banyak stimulasi yang diterima.

5. Tidak bisa tidur nyenyak

Terlalu banyak stimulasi yang diterima oleh otak juga membuat anak jadi sulit untuk tidur nyenyak, baik di siang mau pun di malam hari. Mereka mungkin jadi lebih mudah terbangun di malam hari atau sulit untuk kembali tidur.

Bagaimana cara mengatasi anak yang overstimulasi?

Jika Bunda melihat ada tanda-tanda overstimulasi pada anak, penting untuk segera mengambil langkah untuk menenangkan mereka. Berikut beberapa tipsnya:

  • Bawa anak ke tempat yang tenang dan sejuk. Lingkungan yang tenang dan sejuk dapat membantu anak merasa lebih nyaman. 
  • Berikan mereka pelukan atau sentuhan yang lembut. Sentuhan fisik bisa memberi Si Kecil rasa aman dan nyaman.
  • Bicaralah dengan anak dengan suara yang tenang dan lembut, sehingga dapat membantu menenangkan mereka.
  • Nyalakan musik yang menenangkan supaya anak lebih rileks dan tenang.

Jika anak masih mengalami kesulitan untuk menenangkan diri, terutama menjelang waktu tidur, Bunda dapat mencoba memandikannya dengan air hangat atau memberinya pijatan.

Demikian ulasan tentang tanda-tanda anak mengalami overstimulasi. Ingat, jangan paksa anak tetap berada pada lingkungan yang ramai jika mereka sudah menunjukkan tanda kelelahan ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

3 Penyebab Anak Berbohong dan Cara Meresponnya

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mengenal Penyakit Kanker, Penyebab Mpok Alpa Meninggal Dunia

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Mom's Life Annisa Karnesyia

Harapan Almarhumah Mpok Alpa untuk Masa Depan Anak Kembarnya Semasa Hidup

Mom's Life Amira Salsabila

Ternyata Sushi Bukan Asli Jepang, Ini Negara Asalnya

Mom's Life ZAHARA ARRAHMA

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Tinggalkan 4 Anak Termasuk Sepasang Kembar

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Momen Dominique Sanda Dampingi Sang Putra Dilantik Jadi Dokter, Intip 5 Potretnya

Gangguan Otot Dasar Panggul Sering Terjadi Usai Melahirkan, Simak Cara Mencegahnya

7 Tempat Wisata Beri Promo Seru HUT ke-80 RI, ada Dufan hingga TMII!

Mpok Alpa Meninggal Dunia, Banjir Ucapan Duka Cita dari Rekan Artis

Kebiasaan Ngopi & Jajan Kantin Bikin Gaji Pegawai di Jakarta Hanya Numpang Lewat

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK