Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

3 Hal yang Sering Salah Kaprah soal Parenting Islami Menurut Ustazah

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Selasa, 23 Apr 2024 21:25 WIB

Happy cheerful Asian muslim family stay together in living room in weekend, Beautiful Asian woman muslim and lovely little boy portrait and looking at camera.
Ilustrasi Parenting Islami/Foto: Getty Images/iStockphoto/golfcphoto

Parenting Islami merupakan salah satu gaya pengasuhan yang disesuaikan dengan ajaran Islam dan Al-Qur'an. Meski begitu, ternyata ada beberapa hal dalam parenting Islami yang sering salah kaprah.

Kewajiban setiap orang tua adalah mengasuh anak-anaknya dengan baik bahkan sejak mereka masih dalam kandungan. Karena itu, ada baiknya untuk memilih gaya parenting yang tepat.

Jika dilihat di berbagai media sosial, Bunda mungkin bisa menemukan banyak pola asuh atau gaya parenting yang tersebar dan diterapkan oleh banyak orang. Salah satu yang gaya parenting yang baik dan bisa ditiru adalah parenting Islami.

Meskipun gaya parenting Islami berpegang teguh pada Al-Qur'an, ternyata ada beberapa hal yang sering disalahartikan.

Salah kaprah tentang parenting Islami

Belum lama ini, HaiBunda berkesempatan berbincang dengan Ustazah sekaligus psikolog, Ustazah Tika Faiza,M.Psi.,Psikolog. Ia turut menjelaskan tentang salah kapah parenting Islami di masyarakat. Berikut ini deretannya:

1. Orang tua merasa tenang saat anak salat dan mengaji

Salah satu hal penting dalam parenting Islami adalah mengajarkan anak untuk mendirikan salat lima waktu serta mengaji. Namun, kedua hal ini saja tidak cukup.

Ustazah Faiza menyebut beberapa orang tua mungkin merasa tenang ketika anaknya salat dan mengaji. Padahal, anak bisa saja mengalami kerusakan jiwa.

"Di satu sisi itu tidak salah. Tapi di zaman ini, kerusakan jiwa anak itu kadang-kadang tidak terlihat karena dia enggak salat. Dia tetap salat, tapi jiwanya rusak secara masif. Tapi orang tua enggak bisa melihat itu karena tertipu oleh pandangan mata," ungkapnya.

Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa kerusakan jiwa anak ini umumnya mulai terlihat ketika mereka sudah memasuki masa remaja. Setelah diperhatikan, bisa jadi anak memiliki pemikiran yang berbeda tentang agama.

"Biasanya bocornya itu setelah remaja. Baru ketahuan kalau selama itu, anaknya itu punya penghayatan lain tentang apa itu agama, terhadap apa itu salat," tutur Ustazah Faiza.

"Bisa jadi dia (anak) merasa saya salat karena disuruh sama orang tua saya. Tapi saya punya jiwa yang bebas. Misalnya minum alkohol, pergaulan bebas, bagi saya itu enggak masalah, yang penting saya salat, itu sudah bikin orang tua saya senang," sambungnya.

Klik baca halaman berikutnya untuk melihat salah kaprah lainnya tentang parenting Islami ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


SALAH KAPRAH PARENTING ISLAMI

Children learning muslim praying with adult woman.

Ilustrasi Parenting Islami/Foto: Getty Images/iStockphoto/PrathanChorruangsak

2. Orang tua tenang setelah menafkahi anak

Menafkahi anak merupakan salah satu bentuk pengasuhan serta tanggung jawab orang tua kepada anak-anaknya. Beberapa bentuk nafkah yang dimaksudkan ini adalah makanan, pendidikan, serta tempat tinggal.

Sayangnya, mengasuh dan menafkahi anak lebih dari sekedar makanan, pendidikan, serta tempat tinggal. Bunda dan Ayah juga perlu mengetahui apa yang anak rasakan.

"Memang betul itu juga bagian dari pengasuhan dan penunaian kewajiban. Kita tidak memungkiri bahwa anak-anak kita juga butuh dibesarkan dalam kelayakan hidup yang mungkin bisa diusahakan oleh orang tua," papar Ustazah Tika.

"Cuman salah kaprahnya adalah saking sibuknya memenuhi aspek kepengasuhan dari segi nafkah, orang tua mengabaikan segi perasaannya anak. Terus anaknya merasa, 'Kok sepi ya rumah?', padahal orang tuanya tidak bermaksud menyakiti anak dengan perasaan 'sendiri'-nya. Tapi itu tumbuh di hati mereka," lanjutnya.

Banner 9 Kesalahan Orang Tua Didik Remaja

3. Anak laki-laki malu dekat dengan Ayah

Hal lain yang sering salah kaprah tentang parenting Islami adalah saat anak laki-laki dekat dengan Ayahnya. Padahal, banyak nabi yang dekat dengan sang Ayah, termasuk Nabi Yusuf.

"Nabi Yusuf itu kalau memanggil Ayahnya punya panggilan yang so sweet. Kalau di Al-Qur'an, panggilannya sangat sederhana, bunyinya Ya Bunayya. Bahkan menjadi nama beberapa instansi. Padahal di balik kata itu, terdapat kedekatan yang sangat luar biasa antara Nabi Yusuf dengan Ayahnya," ujar Ustazah Faiza.

Beberapa orang mengatakan bahwa anak laki-laki yang dekat dengan Ayahnya kurang 'jagoan'. Padahal, Islam mengajarkan yang sebaliknya.

"Kan orang hari ini malu ya kalau anak laki-laki dekat sama Ayahnya. Kayak kurang jagoan gitu. Padahal kalau dalam Islam enggak gitu. Justru anak laki-laki itu perlu memiliki kedekatan dengan Ayahnya."

"Bagaimana kok anak laki-laki bisa dekat dengan Ayahnya? Karena ngobrol dari hati ke hati. Sehingga meskipun tugas Ayah itu memang benar mencari nafkah, enggak boleh mengabaikan bagaimana Ayah menyelami perasaan anaknya," imbuh Ustazah Faiza.

Demikian informasi tentang hal yang sering salah kaprah soal parenting Islami. Semoga dapat memberikan manfaat ya, Bunda.

Simak juga video bagi peran orang tua tentang cara pengasuhan anak laki-laki dan perempuan:

[Gambas:Video Haibunda]







(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda