Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Banyak Makan Gorengan Bisa Merusak Otak Anak? Ini Kata Pakar dari Harvard

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Kamis, 25 Apr 2024 13:30 WIB

Gorengan, the popular and traditional Javanese side dish of food deep-fried in batter; a typical dish served in Nasi Kucing fare. This fritter dish consists of mixed vegetable fritters on the left and tempeh fritters on the right. Fritters are served with small green chili peppers. The dish is served on a woven bamboo plate lined with banana leaf. It is placed on a wooden table lined with recycled brown paper. In the background is a Javanese batik curtain.
Ilustrasi Gorengan/Foto: Getty Images/iStockphoto/MielPhotos2008
Jakarta -

Gorengan merupakan salah satu camilan yang kerap dikonsumsi oleh segala usia termasuk anak-anak. Namun, benarkah mengonsumsi banyak gorengan dapat membuat otak anak rusak?

Gorengan adalah berbagai masakan yang diolah dengan cara digoreng dengan menggunakan banyak minyak. Makanan ini kemudian menjadi salah satu cemilan khas di Indonesia.

Kalori di dalam gorengan pun bervariasi tergantung jenis gorengannya. Mengutip dari laman Eat This Much, satu pisang goreng dengan ukuran 111 gram bisa mengandung sampai 190 kalori, lho.

Selain pisang goreng, ada pula gorengan nikmat lainnya yang kerap ditemukan. Misalnya saja bakwan, tahu isi, tempe goreng, dan masih banyak lagi.

Di balik rasa lezat gorengan, menyimpan berbagai dampak negatif bagi tubuh dan kesehatan. Bahkan, pada anak-anak gorengan disebut bisa membuat kecerdasan menurun.

Gorengan bisa membuat merusak otak anak menurut pakar

Pakar nutrisi dan otak dari Harvard Medical School, dr. Uma Naidoo, mengungkapkan bahwa makanan yang digoreng memang bisa merusak otak, Bunda. Penelitian ini dilakukan pada 18.080 orang dan ditemukan bahwa terlalu sering mengonsumsi makanan yang digoreng memiliki skor pembelajaran dan daya ingat yang rendah dibanding mereka yang jarang mengonsumsi makanan tersebut.

Tidak hanya itu, Naidoo juga menjelaskan makanan yang digoreng ini bisa menyebabkan peradangan. Jika peradangan terjadi pada pembuluh darah di otak, maka suplai darah ke otak dapat terganggu sehingga dapat merusak otak.

Naidoo pun menyarankan agar Bunda memasak makanan dengan alternatif lainnya. Misalnya dengan dipanggang atau dikukus.

"Sebagai alternatif, saya menyarankan memasak dengan dipanggang, air-fried, atau dikukus untuk mengolah makanan favorit Anda," ujar Naidoo, dikutip dari CNBC.

Selain itu, studi yang lain juga menemukan adanya kaitan antara makanan yang digoreng dengan kesehatan mental. Studi ini dilakukan pada 715 orang.

Dalam penelitian tersebut, para ahli menemukan orang yang mengonsumsi lebih banyak gorengan memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi. Bahkan, peneliti pun menyimpulkan orang yang sering mengonsumsi gorengan dapat mengalami depresi seumur hidupnya.

Seperti apa penjelasan lengkapnya? TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda