PARENTING
Mengenal Suku-Suku di Pulau Jawa beserta Penjelasannya untuk Dipelajari Si Kecil
Annisya Asri Diarta | HaiBunda
Selasa, 21 May 2024 21:56 WIBPulau Jawa dengan populasi penduduk terbesar di Indonesia menjadi pusat kegiatan sosial, ekonomi, dan pemerintahan di Indonesia. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan keterkaitannya dengan berbagai sektor kehidupan, Pulau Jawa menjadi peran utama dalam dinamika Indonesia secara keseluruhan.
Salah satu aspek yang menarik adalah keragaman etnis dan budaya yang ada di pulau ini, Bunda. Dari ujung timur hingga barat, Pulau Jawa menjadi rumah bagi berbagai suku yang telah lama menetap dan membentuk identitas kultural mereka sendiri.
Walaupun dominan oleh suku Jawa, tetapi pulau ini juga dihuni oleh beragam etnis lainnya seperti Sunda, Banten, Betawi, dan Badui, serta komunitas minoritas seperti Madura, Tengger, dan Bawean. Setiap suku memiliki warisan budaya yang kaya, mencakup bahasa, tradisi, upacara adat, dan seni yang unik.
Kehadiran beragam suku di Pulau Jawa juga menciptakan lanskap sosial yang dinamis dan beragam. Interaksi antarbudaya menjadi hal yang umum, memungkinkan pertukaran gagasan, praktik, dan nilai-nilai antara berbagai kelompok etnis.
Fenomena ini memberi warna tersendiri bagi kehidupan sehari-hari di pulau ini, menciptakan sebuah mozaik budaya yang menarik dan kompleks. Pulau ini tidak hanya menjadi titik nadi dari segi demografi, tetapi juga pusat kekayaan budaya dan sosial yang memperkaya bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Suku-suku di pulau jawa
Terdapat suku Jawa, Sunda, dan Suku Tengger di Pulau Jawa yang tentunya menarik untuk dipelajari Si Kecil yang dikutip dari buku Mengenal Suku Bangsa di Nusantara oleh Apri Subagiyo.
1. Suku Jawa
Suku Jawa merupakan suku terbesar di Indonesia dan tersebar secara luas. Persebaran suku terjadi sejak zaman Belanda pada abad 18 dan diteruskan dengan program transmigrasi.
Kebudayaan Jawa meliputi wilayah Jawa bagian tengah, timur, dan Madura. Dengan batas sebelah barat adalah wilayah yang dihuni oleh suku bangsa Sunda. Kebudayaan ini kaya akan tradisi, seni, dan nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Menurut para ahli, pusat persebaran kebudayaan Jawa meliputi Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang, dan Kediri. Kota Yogyakarta dan Surakarta dikenal sebagai pusat kebudayaan Jawa yang sangat berpengaruh. Dahulu, kedua daerah ini merupakan pusat Kerajaan Mataram Islam.
Budaya suku Jawa sangat beragam, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat yang kaya akan tradisi dan warisan leluhur. Keraton Surakarta dan Yogyakarta menjadi pusat yang memelihara dan melestarikan adat istiadat tersebut. Kedua keraton ini tidak hanya sebagai pusat kekuasaan simbolis, tetapi juga sebagai penjaga tradisi dan budaya Jawa yang sangat berharga.
Salah satu perayaan tradisional yang sangat terkenal di Jawa adalah Grebeg Maulid atau Sekatenan, perayaan ini merupakan perayaan religius keislaman. Tujuan diselenggarakannya untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Grebeg Maulid diadakan sebagai cerminan rasa syukur dan penghormatan masyarakat Jawa terhadap Nabi Muhammad.
2. Suku Sunda
Suku Sunda merupakan kelompok etnis yang berasal dari bagian barat Pulau Jawa. Suku ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan suku lain di Indonesia. Ciri khas dari suku ini ditandai dengan kebudayaan, agama, mata pencaharian, dan keseniannya yang unik.
Orang Sunda sering disebut sebagai orang Priangan. Masyarakat ini mendiami daerah-daerah seperti Bandung, Bogor, Sukabumi, dan Tasikmalaya. Keberadaan mereka menciptakan mozaik budaya yang kaya dan beragam di Indonesia.
Masyarakat Sunda hidup berkelompok dalam struktur sosial yang erat. Mereka tinggal dalam kumpulan rumah yang disebut "babakan" yang biasanya terdiri dari beberapa puluh rumah.
Setiap babakan merupakan unit sosial dasar dalam masyarakat Sunda, di mana beberapa kampung yang berdekatan dengan batas-batas historis tertentu akan membentuk sebuah desa. Struktur sosial ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang kuat dalam budaya Sunda.
Sebagian besar masyarakat Sunda memeluk agama Islam. Nilai-nilai keislaman sangat terlihat dalam sistem pendidikan, adat istiadat, dan aktivitas keagamaan masyarakat Sunda.
Banyak ditemukan masjid dan pesantren di daerah-daerah Sunda, menjadi pusat pendidikan dan kegiatan religius. Kehidupan keagamaan yang kental ini mencerminkan komitmen masyarakat Sunda terhadap ajaran Islam.
Di samping itu, mitos dan takhayul masih memiliki tempat dalam budaya Sunda, terutama di pedesaan. Berbagai mitos tentang roh-roh halus, tempat-tempat keramat, dan cerita-cerita legenda masih hidup.
3. Suku Tengger
Suku Tengger memiliki asal usul yang sama dengan suku bangsa Jawa. Namun, karena pemisahan diri sejak zaman dulu, terdapat perbedaan yang signifikan dalam kebudayaan antara suku Tengger dan suku Jawa lainnya. Meski begitu, bahasa yang digunakan oleh suku Tengger masih sama dengan bahasa Jawa.
Sebagian besar masyarakat suku Tengger menganut agama Hindu Dharma yang dipengaruhi oleh keyakinan asli mereka terhadap lingkungan, menciptakan sebuah keunikan tersendiri dalam tradisi dan kepercayaan mereka. Suku Tengger tinggal di tiga desa di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur.
Tiga desa tersebut adalah Desa Jetak, Wonotoro, dan Ngadisari. Mereka hidup di daerah Pegunungan Tengger yang dikenal dengan suhu udaranya yang dingin. Kawah Gunung Bromo, yang terletak di kawasan ini, menjadi pusat pemujaan dan tempat sakral bagi suku Tengger, di mana berbagai upacara keagamaan dan ritual adat dilaksanakan.
Masyarakat suku Tengger sangat taat dalam menjalankan beberapa upacara tradisional yang dilakukan secara massal. Upacara-upacara tersebut meliputi Kasodo, Unan-unan, Pujan, Barikan, Nglukat, dan Entas-entas.
Setiap upacara memiliki makna dan tujuan tersendiri, yang semuanya berhubungan dengan kehidupan spiritual dan kesejahteraan komunitas. Misalnya, upacara Kasodo merupakan upacara yang paling terkenal, di mana persembahan diberikan kepada dewa-dewa di kawah Gunung Bromo untuk memohon berkah dan keselamatan.
Salah satu ciri khas kehidupan suku Tengger adalah kemampuannya menjaga tradisi dan kepercayaan leluhur di tengah arus modernisasi. Mereka hidup dengan menghormati alam dan menjaga keseimbangan ekosistem. Keyakinan ini tercermin dalam berbagai ritual dan praktik kehidupan sehari-hari, di mana hubungan harmonis dengan alam dan lingkungan menjadi bagian penting dari kepercayaan dan budaya mereka.
Kebudayaan suku Tengger juga terlihat dalam berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti arsitektur rumah tradisional, pakaian adat, dan sistem sosial yang kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Rumah-rumah tradisional Tengger biasanya dibangun dengan bahan-bahan alami yang tersedia di lingkungan sekitar, dan memiliki desain yang sesuai dengan kondisi cuaca dingin di pegunungan.
4. Suku Bawean
Mengutip buku Suku-suku Bangsa di Indonesia oleh Anie Rahmawati, Suku Bawean adalah salah satu suku Jawa yang tinggal di Pulau Bawean, yang terletak di Laut Jawa, sekitar 150 kilometer di utara Gresik, Jawa Timur. Suku ini merupakan hasil campuran dari berbagai suku bangsa yang pernah hidup di Pulau Bawean, seperti Suku Bugis, Makassar, Banjar, Madura, dan Jawa.
Pulau Bawean sendiri memiliki sejarah panjang sebagai tempat persinggahan dan hunian bagi berbagai etnis. Pengaruh dari Suku Bugis, Makassar, Banjar, dan Madura terlihat dalam berbagai aspek kehidupan suku Bawean, mulai dari adat istiadat, kuliner, hingga kesenian. Meski begitu, identitas sebagai bagian dari suku Jawa tetap kuat, terutama dalam hal bahasa dan beberapa tradisi utama.
Masyarakat suku Bawean dikenal dengan semangat merantaunya yang tinggi. Kebanyakan dari mereka pergi merantau ke berbagai wilayah di Indonesia, seperti Kalimantan dan Sulawesi, serta ke luar negeri, termasuk Malaysia, Australia, hingga Vietnam.
Kebudayaan suku Bawean dengan beragam tradisi dan seni yang mereka miliki telah menunjukkan kekayaan dan keunikan warisan budaya yang tetap terjaga hingga kini. Setiap unsur budaya tersebut tidak hanya menjadi identitas bagi suku Bawean, tetapi juga memperkaya mozaik budaya Indonesia yang sangat beragam.
Suku Bawean memiliki kekayaan budaya yang unik dan beragam, mencerminkan perpaduan berbagai pengaruh etnis yang telah membentuk identitas mereka. Beberapa kebudayaan yang terkenal dari suku Bawean meliputi kercengan, cukur jambul, pencak Bawean, dikker, dan madiling.
Bahasa Bawean yang merupakan campuran antara Bahasa Jawa dan Bahasa Madura, mencerminkan sejarah panjang interaksi antara berbagai etnis di pulau tersebut. Bahasa ini tidak hanya digunakan dalam komunikasi sehari-hari tetapi juga dalam upacara adat dan kegiatan sosial lainnya. Keunikan bahasa ini menjadi salah satu identitas yang membedakan suku Bawean dari suku-suku lainnya di Jawa dan sekitarnya.
Selain bahasa, kebudayaan suku Bawean juga kaya dengan berbagai kesenian dan tradisi. Tari-tarian tradisional, musik, dan berbagai bentuk kesenian lainnya masih dipertahankan dan diajarkan kepada generasi muda. Festival dan upacara adat juga sering diadakan untuk merayakan berbagai peristiwa penting, baik yang bersifat keagamaan maupun sosial.
5. Suku Badui
Suku Badui dianggap merupakan bagian dari suku bangsa Sunda. Hal ini karena sebagian besar budaya dan adat istiadat hampir sama dengan suku Sunda. Meski begitu, suku Badui memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dan menjadikannya unik.
Suku Badui terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok Badui Dalam dan kelompok Badui Luar. Badui Dalam disebut juga sebagai Kajeroan, sementara Badui Luar disebut sebagai Kaluaran.
Perkampungan Badui Dalam merupakan cerminan dari perkampungan masyarakat Sunda zaman dulu. Bentuk perkampungan ini memiliki tata letak yang khas, di mana rumah-rumah penduduk tersusun memanjang dari kedua sisi sebuah lapangan.
Masyarakat Badui Dalam sangat menjaga kemurnian tradisi dan adat istiadat mereka. Mereka hidup dengan aturan yang sangat ketat, menjaga agar tidak terpengaruh oleh dunia luar.
Kehidupan mereka sangat sederhana dan terpencil, tanpa menggunakan teknologi modern seperti listrik dan alat transportasi bermotor. Mereka juga tidak diperbolehkan untuk menerima pendidikan formal dari luar komunitas mereka, sehingga pengetahuan dan keterampilan diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.
Di sisi lain, kelompok Badui Luar atau Kaluaran lebih terbuka terhadap pengaruh luar. Mereka masih mempertahankan banyak tradisi dan adat istiadat Badui, tetapi lebih fleksibel dalam berinteraksi dengan dunia luar. Masyarakat Badui Luar dapat menggunakan teknologi modern secara terbatas dan menerima pendidikan formal, meskipun tetap menjaga identitas budaya mereka.
Salah satu ciri khas suku Badui adalah pakaian tradisional mereka. Badui Dalam mengenakan pakaian serba putih yang melambangkan kesucian dan kemurnian, sementara Badui Luar mengenakan pakaian berwarna hitam atau biru tua. Pakaian ini dibuat dari bahan alami dan dijahit secara tradisional, mencerminkan kehidupan mereka yang bersahaja dan dekat dengan alam.
Perkampungan Badui menjadi salah satu contoh penting dari warisan budaya yang hidup, dengan bentuk tata ruangnya yang khas dan kehidupan masyarakat yang masih mempertahankan cara hidup tradisional. Mereka tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kebersahajaan, kebersamaan, dan penghormatan terhadap alam kepada generasi berikutnya.
6. Suku Betawi
Sebutan suku Betawi berasal dari kata Batavia, artinya adalah nama kota Jakarta pada zaman penjajahan Belanda. Suku Betawi terbentuk dari berbagai macam etnis yang telah berbaur dan berasimilasi sejak zaman kolonial.
Etnis-etnis yang yang masuk dalam suku Betawi antara lain orang-orang Melayu, Sunda, Jawa, Bugis, Makassar, Bali, Ambon, serta ras-ras lainnya seperti Arab, Cina, dan Portugis. Proses asimilasi ini menghasilkan budaya yang kaya dan unik, mencerminkan keragaman etnis yang menjadi bagian dari identitas suku Betawi.
Kesenian suku Betawi sampai saat ini masih terpelihara dengan baik, menunjukkan kekayaan warisan budaya yang tetap relevan dalam kehidupan modern. Salah satu kesenian yang paling terkenal adalah ondel-ondel, sebuah pertunjukan yang menggunakan boneka raksasa dari anyaman bambu yang diberi pakaian tradisional.
Ondel-ondel biasanya dipakai dalam berbagai upacara dan perayaan untuk mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan. Seni drama suku Betawi juga masih hidup dan dinikmati oleh masyarakat sampai saat ini. Lenong Betawi adalah salah satu bentuk teater tradisional yang terkenal.
Lenong biasanya menampilkan cerita-cerita komedi yang mengandung kritikan sosial dan disajikan dengan dialog dan improvisasi yang khas Betawi. Pertunjukan lenong sering diiringi oleh musik gambang kromong untuk menambah suasana ceria dan meriah dalam setiap pementasan.
7. Suku Madura
Suku bangsa Madura mendiami Pulau Madura, dan sebagian Pulau Jawa bagian timur. Sementara yang lainnya terdapat di kota-kota besar di Indonesia. Beberapa masyarakat di daerah lain seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, kebanyakan mereka berpindah melalui program transmigrasi.
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Madura. Dialek Bahasa Madura bermacam-macam ada dialek Kangean, Sumenep, Pamekasan, Bangkalan, Probolinggo, Bondowoso, dan Situbondo. Dalam Bahasa Madura mengenai tingkatan yaitu kasar, menengah, dan halus. Biasanya masyarakat menggunakan bahasa kasar sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.
Mayoritas masyarakat Madura memeluk agama Islam. Maka dari itu, tokoh ulama sangat dihormati. Ulama di Madura tidak hanya berperan sebagai pemimpin spiritual tetapi juga sebagai figur yang memiliki kekuasaan dan otoritas dalam bidang sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan. Pengaruh mereka meluas hingga ke seluruh aspek kehidupan masyarakat, menjadikan mereka sebagai sosok yang sangat penting dan berpengaruh.
Demikian suku-suku yang terdapat di Pulau Jawa. Semoga bermanfaat sebagai pengetahuan umum Si Kecil ya, Bunda!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)
Simak video di bawah ini, Bun:
5 Rekomendasi Buku Cerita untuk Anak Kelas 1 - 2 SD
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
7 Contoh Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbaharui dan Penjelasan Lengkapnya
7 Hal Unik Tentang Planet Mars yang Perlu Diketahui oleh Si Kecil
Contoh Ekosistem dalam Kehidupan Sehari-hari: dari Alami hingga Buatan
Bunda Perlu Tahu, Pentingnya Mengajarkan Kejujuran pada Anak Sejak Dini
TERPOPULER
5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak
Ternyata Pola Tidur Anak Bisa Ungkap Kepribadiannya Sejak Dini
Turun 227 Kg, Artis Reality Show Ini Ungkap Perjalanan Dietnya
Kenangan Bubun Nitip ASI malah Jadi Basi
Saatnya Jadi Robeli, Manfaatkan Promo Spesial Transmart Full Day Sale hingga 25%
REKOMENDASI PRODUK
3 Pilihan Cooler Bag untuk ASI, Mana yang Paling Praktis & Tahan Lama?
Ratih Wulan PinanduREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Makeup Remover, Bersihkan Riasan untuk Kulit Berminyak hingga Kering
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Merek Cream Wajah untuk Atasi Bruntusan dan Ruam pada Bayi Beserta Estimasi Harganya
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniTERBARU DARI HAIBUNDA
Bukan Putri Diana, Ternyata Ini Gaun Pengantin Termahal di Keluarga Kerajaan Inggris
Saatnya Jadi Robeli, Manfaatkan Promo Spesial Transmart Full Day Sale hingga 25%
Ternyata Pola Tidur Anak Bisa Ungkap Kepribadiannya Sejak Dini
Turun 227 Kg, Artis Reality Show Ini Ungkap Perjalanan Dietnya
Pemerintah Jadikan 18 Agustus 2025 Libur Nasional, Ajak Warga Lomba 17-an!
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Potret Miris Pendidikan RI: Guru Emosi-Bangunan Sekolah Tak Layak
-
Beautynesia
Jadi Petani Muda, Simak Potret Kim Min Kyu yang Kembali Bintangi Drakor Baru
-
Female Daily
Level Up Literasi Keuangan Bisa Tetap Fun: LPS Financial Festival 2025 Akan Hadir di Surabaya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Anak Raja Judi yang Nikahi Supermodel Dituduh Selingkuh dengan Kakak Beda Ibu
-
Mommies Daily
Baru di Minggu Ini untuk Anak, Koleksi Baru Sanrio hingga Pop-Up Store Marshmallow Hadir di Indonesia