PARENTING
7 Cara Mengajarkan Empati pada Anak Tentang Pekerjaan Orang Lain
Kinan | HaiBunda
Senin, 16 Dec 2024 19:40 WIBMengajarkan empati kepada anak sejak usia dini penting untuk dilakukan, Bunda. Seperti yang diketahui, empati termasuk salah satu konsep yang sulit untuk dipraktikkan, bahkan untuk orang dewasa.
Anak yang masih belajar untuk memahami tentang perasaan pun perlu diajarkan tentang apa itu empati. Lalu bagaimana cara mengajarkan empati pada anak tentang pekerjaan orang lain?
Dikutip dari What to Expect, empati penting diperkenalkan karena akan membantu anak berteman dan bersosialisasi dengan baik. Hal ini merupakan dasar dari kasih sayang dan kebaikan.
Salah satu komponen yang juga perlu dipahami oleh anak adalah bahwa orang lain memiliki pikiran dan perasaan masing-masing. Hal ini pun berbeda dari yang dimilikinya.
Kapan anak bisa mulai diajarkan tentang empati?
Sejak usia 18 bulan, anak mulai mengenali tentang perasaan. Baik perasaannya sendiri dan perasaan orang lain. Sebagai contoh, anak mungkin tampak ingin memeluk saat Bunda terlihat sedang sedih.
Kemudian di usia 2 tahun, anak mulai banyak meniru orang lain di sekitarnya. Misalnya dengan bermain pura-pura bicara di telepon.
Meski terkesan biasa, hal ini berarti anak sudah mulai mampu membayangkan dirinya dalam situasi yang berbeda dan menempatkan dirinya pada posisi orang lain.
Pada rentang usia 2 hingga 4 tahun, anak menjadi semakin baik dalam mengelola perasaan mereka, belajar berbagi, dan bergiliran. Apa hubungannya itu dengan empati?
Untuk berinteraksi dengan orang lain, mereka harus lebih kooperatif dan berbagi sudut pandang orang lain.
Cara mengajarkan empati pada anak
Mengajarkan empati pada anak berarti Bunda perlu mengatur ekspektasi terlebih dahulu tentang kapan mereka akan siap secara emosional. Namun, sebenarnya membuat anak-anak bisa lebih memahami perasaan orang lain dapat dimulai dari aktivitas sehari-hari.
Berikut beberapa cara mengajarkan empati pada anak yang dapat Bunda terapkan seperti dilansir berbagai sumber:
1. Berikan contoh empati
Selama masa balita, cara terbaik untuk mengajarkan empati tentang pekerjaan orang lain adalah dengan mencontohkannya melalui tindakan Bunda sendiri. Tempatkan diri Bunda dengan respons empati saat melihat pekerjaan orang lain yang terlihat sulit.
Meski tampak tidak memperhatikan, anak sebenarnya melihat sikap tersebut dan akan mencoba untuk turut melakukannya pada orang lain.
Pastikan untuk membiarkan anak melihat Bunda melakukan hal-hal baik untuk orang lain. Misalnya, mengajaknya memberikan minuman saat ada pekerja kebersihan sedang menyapu jalanan dekat rumah.
2. Bicarakan tentang perasaan
Jangan ragu membicarakan tentang perasaan pada Si Kecil, tidak perlu malu atau menutupi emosi yang dirasakan. Sebagai contoh, saat ia terlihat sedih melihat pekerjaan orang lain tampak sulit, jelaskan tentang apa itu perasaan sedih.
Percakapan yang demikian dapat membantu anak mengenali dan menyebutkan emosinya. Semakin ia dapat memberi label pada perasaannya, semakin baik ia akan mengenalinya pada orang lain.
3. Bacakan buku cerita
Membacakan buku adalah salah satu cara yang bagus untuk mempelajari tentang emosi, termasuk mengajarkan mengenai empati. Ini bisa didapat dari alur cerita dan macam-macam karakter yang ada di dalamnya.
Dikutip dari BBC, penelitian menyebut bahwa dalam cerita dan karakter buku yang digambarkan dengan baik, anak dapat belajar membangun keterampilan empatinya.
"Buku dapat membantu anak mengembangkan perspektif baru, menyebutkan dan berbagi emosi mereka, serta menginspirasi mereka untuk mengubah perasaan empati menjadi tindakan," ungkap Miranda McKearney OBE, dari The Reading Agency.
Bunda dapat memilih buku cerita dengan karakter yang mengeksplorasi tentang perasaannya, serta buku tentang macam-macam pekerjaan untuk menambah pengetahuan Si Kecil.
4. Ajak banyak berinteraksi dengan orang lain
Anak dapat belajar cara menjadi sosok yang empati melalui banyak latihan dan interaksi dengan orang lain. Dengan demikian, kemampuannya untuk mengenal emosi pun akan meningkat.
Dengan lebih banyak bersosialisasi, anak juga terlatih untuk bisa lebih memahami tentang pentingnya setiap pekerjaan dan mengapa perlu menghargai semuanya dengan baik.
5. Beri perkenalan pada tiap perasaan
Anak balita akan dapat memahami dan mengelola emosinya dengan lebih baik jika ia dapat mengenali perasaannya. Jadi, beri nama pada perilakunya sesering mungkin.
Katakan misalnya, 'Kamu baik sekali mau mengajak bicara bapak yang sedang berjualan tersebut. Ia mungkin sedang merasa kesepian'.
Dengan mendengar bahwa Bunda memperhatikan perilakunya, ia akan belajar bahwa Bunda mengenali dan menghargai responsnya. Ia juga perlu memahami emosi negatif, jadi jangan takut untuk dengan tenang menunjukkan ketika anak di usia 5 tahun bersikap kurang peduli.
6. Puji perilaku empati
Saat anak melakukan suatu tindakan kebaikan, beri tahu dia apa yang telah dilakukannya dengan benar dan sampaikan sespesifik mungkin.
7. Ajarkan aturan dasar kesopanan
Tata krama yang baik adalah salah satu cara yang bagus bagi anak untuk menunjukkan kepedulian dan rasa hormat kepada orang lain, terutama yang sedang bekerja.
Frasa-frasa seperti 'tolong', 'maaf', 'permisi' dan 'terima kasih' sebaiknya mulai dibiasakan pada anak sedini mungkin. Demikian dikutip dari Baby Center.
Meskipun terkadang terdengar seperti hafalan, tapi frasa-frasa ini mengajarkan anak betapa pentingnya memperlakukan orang lain dengan rasa hormat.
Ucapkan penggunaan semua frasa ini secara teratur kepada anak dan orang lain saat bersamanya, sehingga ia akan belajar bahwa ini adalah bagian dari komunikasi normal, baik di rumah maupun di depan umum.
Demikian ulasan tentang berbagai cara mengajarkan empati pada anak tentang pekerjaan orang lain. Semoga bermanfaat untuk Bunda dan juga pembelajaran Si Kecil, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
Mengenal Fantastic Five, Fase Penting Perkembangan Anak Usia 5 Tahun!
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
5 Aktivitas Sederhana Ini Bisa Mengasah Empati Anak Sejak Usia Dini
Bunda Perlu Tahu, Pentingnya Mengajarkan Kejujuran pada Anak Sejak Dini
Anak Tak Mau Ditinggalkan dan Cemas Berpisah, Harus Bagaimana?
Tips Agar Anak Tak Jadi Pelampiasan Emosi Bunda
TERPOPULER
Si Kembar Raffi & Raffa Anak Mendiang Mpok Alpa Ultah Pertama, Intip 5 Momennya
Cici Panda Tinggalkan Jakarta Demi Keluarga, Intip Potretnya Bahagia Menetap di Bali
Bunda Ini Miliki Firasat Sebelum Melahirkan Bayi Down Syndrome, Seperti Apa?
Waspadai Gejala Batuk-Pilek yang Tak Kunjung Sembuh, Dokter Paru Jelaskan Penyebabnya
Deretan Public Figure yang Bakal Menyambut Kelahiran Anak Perempuan, Intip Potretnya
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Primer Make Up Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
Review Es Krim Baskin Robbins Musk Melon & Popping Shower, Rasa Favorit Nomor #1 di Jepang
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Lotion Anti Nyamuk untuk Bayi yang Aman untuk Kulit
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Pensil Alis Warna Coklat Muda yang Bisa Jadi Pilihan Bunda
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Bronzer untuk Pemula hingga Kulit Sawo Matang
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Kronologi Artis Korea Jeon Hye Bin Kecopetan di Bali, Berharap Tak Rusak Citra Pulau Dewata
Si Kembar Raffi & Raffa Anak Mendiang Mpok Alpa Ultah Pertama, Intip 5 Momennya
Bunda Ini Miliki Firasat Sebelum Melahirkan Bayi Down Syndrome, Seperti Apa?
Waspadai Gejala Batuk-Pilek yang Tak Kunjung Sembuh, Dokter Paru Jelaskan Penyebabnya
Lama Tak Muncul, Ikram Rosadi Kembali Unggah Potret Bersama Larissa Chou dan Anak
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Air Mata & Ketegangan Warnai Dua Episode Pertama Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas
-
Beautynesia
Nama Kota 'Depok' Ternyata Singkatan, Ini Artinya...
-
Female Daily
Mengenal Keonho CORTIS yang Curi Perhatian di Media Sosial!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Mel Ahyar Berdayakan UMKM Kalsel Lewat Koleksi Tanah Laut yang Memukau
-
Mommies Daily
Lagi Banyak yang Batuk, Pilek, dan Demam! Ikuti Langkah-Langkah Pencegahan Ini