HaiBunda

PARENTING

Anak Merengek Minta Batal Puasa, Orang Tua Harus Bagaimana? Ini Penjelasan Ustazah

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Kamis, 06 Mar 2025 04:30 WIB
Ilustrasi Anak Merengek Minta Batal Puasa/Foto: Getty Images/iStockphoto/Rawpixel
Jakarta -

Anak-anak sudah boleh diajarkan berpuasa sejak usia dini, Bunda. Ketika berlatih, mereka bisa berpuasa secara bertahap seperti puasa setengah hari.

Meski begitu, terkadang anak-anak akan merengek untuk membatalkan puasanya. Penyebabnya pun beragam mulai dari merasa lapar, haus, bahkan tergoda dengan teman-temannya yang tidak berpuasa.

Ketika anak merengek untuk membatalkan puasanya ini, kira-kira apa yang perlu Bunda dan Ayah lakukan, ya?


Hal yang perlu dilakukan saat anak merengek minta buka puasa

Menurut Ustazah sekaligus Psikolog Klinis, Ustazah Tika Faiza, M.Psi., Psikolog, ada beberapa hal yang perlu Bunda lakukan ketika anak yang belum baligh merengek untuk membatalkan puasanya. Berikut penjelasannya:

1. Biarkan anak mengungkap perasaannya

Ustazah yang akrab disapa Faiza ini mengungkap bahwa ketika anak merengek untuk membatalkan puasanya, Bunda bisa mengajak mereka untuk mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu. Setelah itu, Bunda bisa memberikan nasihat secara positif.

"Kalau ada anak yang ingin batal latihan puasanya, kita bisa menggunakan keadaan ini sebagai ruang untuk berdialog. Tentang apa itu? Memberikan kesempatan dia untuk mengungkapkan ketidaknyamanannya," ujarnya ketika diwawancarai HaiBunda, beberapa waktu lalu.

"Kemudian kita feedback dengan positif. 'Oh, enggak nyaman ya? Enggak enak ya? Enggak makan, enggak minum, karena biasanya semuanya dimakan, semuanya diminum. Oh iya, Bunda paham kok itu memang enggak nyaman, Bunda terima, enggak apa-apa, ayo, maunya gimana nih, Abang maunya gimana, dibatalkan latihannya?'," sambungnya.

Perlu diketahui bahwa anak dibesarkan dengan unconditional positive regard, Bunda. Artinya, anak diterima dan dicintai tanpa syarat. Ketika Bunda mengancam mereka dengan kalimat, 'Kamu anak Bunda kalau puasanya penuh', mereka akan merasa tertekan.

"Kenapa tertekan? Di saat sebenarnya kemampuannya belum sampai, tapi dia sudah dipaksa oleh orang tuanya untuk puasa penuh, padahal sebenarnya dia belum wajib sehingga terjadi proses inkongruensi. Saya ini belum bisa, tapi saya dipaksa untuk bisa. Terus di situ bisa terjadi secara kepribadian, dia akan merasa saya ini tidak sesuai dengan harapan. Dan dampaknya bisa sampai dewasa," tutur Ustazah Faiza.

2. Ajarkan anak tentang komitmen

Ketika akan mengajarkan anak berpuasa, Bunda bisa menggunakan konsep The Power of Briefing. Malam hari sebelum berpuasa, buatlah komitmen bersama anak, terlebih ketika mereka sudah mengetahui konsep jam.

"Abang besok puasa sampai jam berapa? Kalau dia sudah mengenal konsep jam, itu akan lebih baik. Misalnya puasa sampai jam 11 atau jam 1. 'Janji ya, kita belajar berkomitmen ya'. kalau besok ternyata dia merengek sebelum jamnya, mari kita ingatkan tentang komitmen itu," papar Ustazah Faiza.

Saat anak ingin membatalkan puasanya, Bunda bisa tanyakan alasan mengapa mereka ingin membatalkan puasanya itu. Namun, jangan lupa untuk tetap mengingatkan komitmen yang telah dibuat.

Bunda juga perlu melihat kondisi Si Kecil, ya. Jika dirasa anak lemas, latihan puasanya boleh dihentikan.

"Kalau memang kita melihat anak kita ini sepertinya kok kayaknya lemes banget, mari kita ingat lagi. Sepanjang dia belum terkena kewajiban berpuasa, tidak mengapa kalau misalkan dia mencukupkan latihannya, artinya dia boleh membatalkan latihan itu dengan makan atau minum," tutur Ustazah Faiza.

Jika anak ingin melanjutkan puasanya setelah makan dan minum, mereka diperbolehkan. Namun, pastikan Bunda menjelaskan bahwa ini adalah latihan menahan atau latihan berpuasa, dan bukan makna dari puasa itu sendiri.

"Boleh tidak dilanjutkan lagi? Boleh, tapi judulnya latihan menahan atau latihan berpuasa, bukan puasa itu sendiri, agar anak ini tidak mengalami distorsi. Ternyata puasa itu boleh disambung-sambung, ini kan pemahaman yang kurang tepat, karena dalam Islam namanya puasa dari subuh sampai maghrib," papar Ustazah Faiza.

3. Ajarkan nilai delay gratification

Selanjutnya, Bunda bisa ajarkan tentang nilai delay gratification ketika anak merengek untuk membatalkan latihan puasanya. Konsep ini mengajarkan anak untuk menunda kenyamanan dan kesenangannya dalam beberapa waktu.

"Puasa adalah momentum yang sangat tepat untuk mengajarkan itu (delay gratification). Kan tidak bisa makan, tidak bisa minum. Puasa ini bukan hanya tentang makan dan minum, tapi termasuk menahan hal-hal yang kemungkinan akan menurunkan kualitas puasa, misalnya terlalu lama main game, karena puasa itu kan targetnya bukan hanya makan dan minum saja, tapi membentuk kepribadian baik," jelas Ustazah Faiza.

"Biasanya nge-game sekian jam, mari di bulan puasa kita kurangi. Delay gratification ini, kalau bisa kita jelaskan dengan bahasa yang sederhana. Ditunda dulu kesenangannya, kita ajarkan dia pelan-pelan, dan sebagainya, kalau itu terbentuk dalam karakter dirinya, itu sangat bagus sekali," pungkasnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Tips Persiapan Puasa untuk Anak agar Tetap Sehat & Semangat

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Potret Kirana Larasati Ikut Miss Universe Indonesia 2025, Tampil Memesona di Usia 37 Th

Mom's Life Annisa Karnesyia

Ternyata Bayi yang Lahir Bulan Ini Cenderung Lebih Tinggi dan Sehat

Parenting Nadhifa Fitrina

Cerita Rachel Amanda saat Tiroidnya Harus Diangkat karena Kanker, Suara Sember selama 3 Bulan

Mom's Life Nadhifa Fitrina

200 Nama Hawaii Aesthetic untuk Anak Perempuan dan Artinya, Cantik Penuh Keunikan

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

Terbukti Secara Ilmiah, Olahraga Ini Bantu Ibu Hamil Lebih Sehat secara Fisik dan Mental

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ternyata Sarapan di Jam Ini Bisa Bikin Diet Lebih Efektif, Sudah Coba Belum?

Potret Kirana Larasati Ikut Miss Universe Indonesia 2025, Tampil Memesona di Usia 37 Th

Ternyata Bayi yang Lahir Bulan Ini Cenderung Lebih Tinggi dan Sehat

Terbukti Secara Ilmiah, Olahraga Ini Bantu Ibu Hamil Lebih Sehat secara Fisik dan Mental

200 Nama Hawaii Aesthetic untuk Anak Perempuan dan Artinya, Cantik Penuh Keunikan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK