Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Studi: Bertengkar di Depan Anak Merusak Kesehatan Otaknya

Kinan   |   HaiBunda

Rabu, 17 Jun 2020 16:24 WIB

little girl cannot handle parents yelling and fighting
Studi: Bertengkar di Depan Anak Merusak Kesehatan Otaknya/ Foto: Getty Images/iStockphoto/vitapix
Jakarta -

Seringkali karena adanya alasan tertentu, orang tua bertengkar hebat di depan anak-anaknya. Mungkin tidak disadari bahwa sebenarnya perilaku seperti ini juga turut dirasakan efeknya pada anak.

Sebuah penelitian yang telah diterbitkan dalam Journal of Family Psychology mengatakan bahwa terlalu sering ada pertengkaran dalam rumah tangga, apalagi dilakukan di depan anak langsung, dapat mengganggu kesehatan otaknya.

Dilansir Parents, ini bahkan juga dapat membuat lebih sulit dalam memproses emosinya.

Dalam studi ini, tim peneliti melakukan klarifikasi data dan melakukan survei pada keluarga. Kemudian, anak-anak mereka melihat foto-foto orang tuanya saat sedang tampak marah, bahagia, dan netral.

Ketika proses tersebut dilakukan, peneliti tak lupa mengukur aktivitas otak anak melalui electroencephalography (EEG).

Otak anak-anak dalam kelompok konflik tinggi bereaksi lebih kuat terhadap foto orang tua yang tampak marah, dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok konflik rendah.

"Pola ini menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga yang berkonflik tinggi, memiliki aktivitas otak yang lebih waspada, sulit memproses tanda-tanda emosi antarpribadi. Ini berbeda dari anak-anak yang berkonflik rendah," ujar salah seorang peneliti, Alice Schermerhorn.

Parents fighting and little girl being upsetIlustrasi orang tua bertengkar di depan anak. (Foto: Thinkstock)

Schermerhorn pun menyarankan para orang tua untuk lebih mempertimbangkan kesehatan anak dalam menghadapi konflik, baik secara fisik maupun psikis.

Beberapa risiko dan efek negatif lain berkaitan dengan kebiasaan bertengkar di depan anak yakni:

1. Gangguan pola makan dan masalah fisik

Dilansir Very Well Family, beberapa studi telah menemukan kaitan antara perselisihan orang tua dengan gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia, pada anak. Anak dari keluarga yang sering bertengkar juga lebih berisiko memiliki masalah fisik seperti susah tidur, sakit perut, atau sakit kepala.

2. Punya pandangan negatif tentang keluarga

Anak-anak yang dibesarkan di rumah berkonflik tinggi cenderung memiliki pandangan negatif tentang hubungan keluarganya sendiri. Mereka juga cenderung melihat diri mereka secara negatif.

Sebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam Journal of Youth and Adolescence menemukan bahwa anak-anak yang terlalu sering melihat orang tuanya bertengkar juga memiliki harga diri yang lebih rendah.

3. Masalah komunikasi dan sosial

Rasa stres dan marah yang dipendam bisa membuat anak memperlakukan orang lain dengan permusuhan. Selain itu, mereka juga berisiko lebih sulit untuk percaya pada orang lain saat beranjak dewasa.

Nah, mulai saat ini cobalah untuk lebih peka dan pertimbangkan untuk tidak lagi bertengkar di depan anak ya, Bunda.

Simak juga tips jadi Bunda yang tidak gampang marah dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(som/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda