PARENTING
Daripada Tanya 'Mau Jadi Apa?' ke Anak, Ini Pertanyaan Pengganti yang Lebih Mendidik Menurut Pakar
Nadhifa Fitrina | HaiBunda
Minggu, 13 Jul 2025 19:50 WIBPertanyaan seperti "Mau jadi apa saat besar nanti?" memang terdengar wajar. Namun, ternyata kalimat tersebut ternyata bisa memberi tekanan pada anak.
Mengutip dari laman The Guardian, mantra seperti ini justru tak selalu mencerminkan realitas mimpi anak-anak dan bisa menimbulkan beban tersendiri. Anak jadi merasa harus memenuhi harapan yang belum tentu sesuai dengan keinginannya.
Akibatnya, Si Kecil tumbuh dengan rasa cemas dan takut merasa gagal. Dengan begitu, Bunda bisa membangun rasa percaya diri anak dari hal-hal yang disukainya.
Mereka pun akan tumbuh dengan semangat belajar, bukan ketakutan gagal memenuhi ekspektasi. Dengan begitu, proses tumbuh kembang anak akan terasa lebih menyenangkan bagi mereka.
Jangan terlalu cepat tanya karier anak, biarkan anak menikmati prosesnya
Dikutip dari laman Parents, banyak pakar parenting kini menyarankan agar orang tua tak terburu-buru menanyakan soal karier kepada anak. Justru, anak membutuhkan ruang untuk mengeksplorasi hal-hal yang membuat mereka bersemangat hari ini. Fokus pada masa kini membantu mereka mengenal diri tanpa beban masa depan.
Alih-alih menuntut ambisi jangka panjang, Bunda dan Ayah bisa mulai dengan mengobrol ringan seputar aktivitas yang mereka sukai. Tanyakan hal-hal yang membuat mereka senang, bangga, atau penasaran dalam keseharian.
Pendekatan ini memberi anak kebebasan untuk mengenali minat dan kekuatan secara alami. Mereka belajar tumbuh tanpa tekanan harus segera tahu apa yang ingin dicapai.
Anak pun akan lebih percaya diri karena merasa didengar dan dihargai. Lingkungan yang suportif seperti ini jauh lebih sehat untuk tumbuh kembang mereka.
Ini pertanyaan pengganti yang lebih mendidik menurut pakar
Melansir dari Business Insider, ada pertanyaan alternatif yang jauh lebih mendidik dan tidak membebani anak. Menurut pakar, pertanyaan ini bisa membantu anak mengenal dirinya dengan lebih baik.
1. Dukung anak untuk bekerja dan bertanggung jawab
Mendukung anak untuk bekerja bukan berarti mendorong mereka jadi dewasa terlalu cepat, Bunda. Justru ini bisa jadi cara untuk mengajarkan tanggung jawab secara bertahap.
Bunda bisa mulai dengan pertanyaan yang mendorong anak membangun kemandirian. Seperti "Apa hal baru yang ingin kamu coba untuk belajar mandiri?".
Lewat pengalaman kerja, anak bisa belajar mengatur waktu, menghargai usaha, dan membangun etos kerja. Saat mereka menghadapi tantangan, Bunda juga bisa hadir sebagai pendampingnya.
2. Ajarkan anak untuk mengelola uang
Mengajarkan anak remaja mengelola uang adalah bagian penting dari proses pendewasaan. Dari pekerjaan pertama, mereka mulai memahami arti tanggung jawab finansial.
Biarkan anak belajar dari kesalahan keuangan sejak dini, seperti boros atau lupa menabung. Pengalaman itu akan membantu mereka jadi lebih bijak dalam mengelola uang ke depannya.
Bunda bisa mulai dengan pertanyaan sederhana yang membangkitkan rasa tanggung jawab finansial. Seperti, "Kalau kamu punya uang sendiri, apa yang ingin kamu lakukan dengan uang itu?".
3. Berhenti menolong terlalu cepat
Salah satu hal yang sering terjadi di dunia pendidikan adalah saat Bunda terlalu cepat turun tangan ketika anak mengalami kesulitan. Padahal, tidak semua tantangan perlu langsung diselesaikan oleh orang tua.
Terlalu sering diselamatkan justru membuat anak tidak belajar menghadapi masalah. Akhirnya, mereka tumbuh tanpa keterampilan penting untuk menyelesaikan persoalan sendiri.
Bunda bisa bertanya seperti ini, "Kalau kamu menghadapi masalah, apa yang ingin kamu coba dulu sebelum minta bantuan?". Pertanyaan ini membantu anak untuk mengambil keputusannya sendiri.
4. Biarkan anak bereksplorasi
Bunda mungkin sering merasa perlu mendorong anak agar fokus pada satu atau dua kegiatan saja dan menuntut hasil terbaik. Namun, pola pikir seperti ini bisa membuat anak kehilangan ruang eksplorasi yang sehat.
Padahal, tak ada yang salah jika anak ingin mencoba banyak hal, meski belum jadi yang terbaik. Misalnya, anak berhenti dari kegiatan olahraga karena merasa tidak cocok, bukan berarti ia pemalas ya, Bunda.
Untuk mendukung eksplorasi yang sehat, Bunda bisa mulai dengan pertanyaan yang membebaskan anak mengenali minatnya sendiri. "Ada hal baru apa yang ingin kamu coba belakangan ini?".
5. Beri tanggung jawab di rumah
Bunda, jangan remehkan pekerjaan rumah tangga yang terlihat sederhana. Memberi anak tanggung jawab harian pada anak justru bisa melatih mereka jadi pribadi yang disiplin.
Lewat tugas seperti merapikan tempat tidur atau menyapu lantai, anak belajar kerja sama, kebersihan, dan arti tanggung jawab. Hal ini menjadi bekal penting untuk kehidupan mereka nanti.
Kalau Bunda ingin anak tumbuh jadi dewasa yang bisa mengurus diri sendiri, beri mereka kesempatan untuk belajar dari hal-hal kecil. Kegiatan sederhana bisa jadi bekal penting sebelum anak menghadapi dunia luar.
Untuk membangun rasa tanggung jawab, Bunda bisa ajukan pertanyaan yang membuat anak merasa terlibat. "Dari semua pekerjaan rumah, mana yang paling kamu suka atau bikin kamu merasa berguna?".
6. Anak akan menemukan jalannya sendiri
Sering kali orang tua terlalu fokus mendorong anak menentukan cita-cita besar sejak dini. Biarkan anak merasakan proses belajar, menghadapi kegagalan, dan menemukan solusi sendiri.
Bunda bisa ajukan pertanyaan reflektif agar anak memahami arti menjadi dewasa. "Menurut kamu, hal apa yang bikin seseorang bisa dibilang sudah dewasa?".
Dengan bimbingan dan dukungan dari Bunda, anak akan tumbuh lebih kuat. Mereka pun belajar bahwa menjadi dewasa bukan hanya soal profesi, tapi juga soal cara menghadapi hidup dengan bijak.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
Jangan Hanya Bilang "Hebat", Begini Cara Memuji Anak yang Tepat
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
7 Cara Stimulasi Anak agar Cepat Berjalan
5 Tahap Perkembangan Anak Sesuai Usia, Kenali Strategi Pengasuhannya
Bunda Perlu Tahu, Pentingnya Mengajarkan Kejujuran pada Anak Sejak Dini
Beda Pertumbuhan Anak Perempuan x Anak Lelaki
TERPOPULER
Nadia Soekarno Melahirkan Anak Pertama di Swiss, Ungkap Nama Penuh Doa untuk Sang Putri
Potret Dion Wiyoko & Istri Perbarui Janji Pernikahan Usai 8 Tahun Bersama
7 Anak Artis Lahir di Tanggal Cantik dengan Nama Penuh Makna
5 Potret Ultah ke-5 Saka Anak Ussy Sulistiawaty dan Andhika Pratama, Dirayakan Sederhana Di Rumah
Bundafest 2025 Hadir Lagi! Saatnya Bunda Belajar dan Seru-seruan Bareng
REKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Maskara Waterpoof dan Bikin Lentik Tahan Lama
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
9 Rekomendasi Obat Maag Cair yang Aman untuk Anak, Pilih yang Terbaik & Ampuh untuk Si Kecil
KinanREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Loose Powder untuk Kulit Kering hingga Berminyak
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Anak untuk Mengatasi Susah Buang Air Besar
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Skincare Anak 8 Tahun yang Aman dan Cara Memilihnya yang Tepat
Nadhifa FitrinaTERBARU DARI HAIBUNDA
Usai Jalani Operasi Bariatrik karena Obesitas, Jelita Ramlan Umumkan Kehamilan Anak Kedua
7 Cara Ajarkan Empati pada Anak: Cegah Nirempati Saat Ia Dewasa
Mengenal 17+8 Tuntutan Rakyat yang Viral di Medsos dan Dibagikan Para Artis
Nadia Soekarno Melahirkan Anak Pertama di Swiss, Ungkap Nama Penuh Doa untuk Sang Putri
Ibunda Anak yang Ambil Jam Mahal Sahroni Putuskan Kembalikan: Bukan Hak Kita
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Prilly Latuconsina Ungkap Kondisinya Usai Mendadak Dilarikan ke Rumah Sakit
-
Beautynesia
Sekilas Mirip, Ini Perbedaan Sejarah di Balik Perkedel dan Kroket
-
Female Daily
Mudah dan Efektif, Ini 4 Olahraga Low Impact untuk Jaga Kesehatan Tubuh!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
4 Zodiak Paling Gampang Panik Saat Ada Kerusuhan
-
Mommies Daily
25 Contoh Soal Pembagian Pecahan untuk Kelas 5 SD dan Kunci Jawabannya