PARENTING
Ilmuwan Jepang Temukan Cara Menghilangkan Kromosom yang Sebabkan Down Syndrome
Nadhifa Fitrina | HaiBunda
Senin, 28 Jul 2025 16:35 WIBSebuah terobosan ilmiah kembali datang dari Jepang dan kali ini menyentuh salah satu kondisi genetik paling dikenal di dunia, yakni down syndrome. Para peneliti berhasil melakukan sesuatu yang sebelumnya hanya ada di ranah teori.
Melalui teknologi pengeditan gen Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR), ilmuwan dari Universitas Mie Jepang menghapus kromosom ekstra yang menjadi penyebab sindrom ini. Pendekatan ini tentunya tak hanya untuk menambal masalah, melainkan langsung menyasar ke akarnya.
Langkah ini memberikan harapan baru bagi banyak keluarga yang selama ini hanya bisa mengandalkan terapi suportif. Jika terus berkembang, teknologi ini bisa mengubah cara dunia melihat dan menangani down syndrome.
Dikutip dari laman New York Post, teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan CRISPR-Cas9. Sistem pengeditan gen berbasis enzim yang mampu mengenali dan memotong bagian tertentu dari DNA.
Teknologi ajaib ini bisa "Menghapus" kromosom tambahan
Teknologi Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats atau CRISPR-Cas9 kembali membuktikan keajaibannya dalam dunia medis. Sistem pengedit gen ini bekerja dengan presisi tinggi, memotong untaian DNA tepat di titik yang diinginkan.
Ryotaro Hashizume dan tim dari Universitas Mie mengembangkan metode allele-specific editing. Teknik ini secara khusus menargetkan kromosom 21 tambahan pada pasien sindrom Down.
Penelitian ini membuktikan bahwa, alih-alih hanya memperbaiki kerusakan kecil, CRISPR dapat menghilangkan seluruh kromosom.
Setelah kromosom ekstra dihapus, sel-sel yang tumbuh di laboratorium menunjukkan pola ekspresi gen yang lebih seimbang. Gen perkembangan sistem saraf menjadi lebih aktif, sementara gen metabolisme menunjukkan penurunan aktivitas.
Lebih mencengangkan lagi, CRISPR juga berhasil menghapus kromosom ekstra dari fibroblas kulit pasien sindrom Down. Sel-sel yang telah dikoreksi ini terbukti tumbuh lebih cepat dan membelah diri lebih efisien dibandingkan sel tanpa pengeditan.
Para peneliti meyakini, bahwa teknologi ini bukan hanya untuk memberikan perbaikan fungsional. Namun, juga bisa membuka jalan bagi terapi jangka panjang yang menyasar akar masalah genetiknya.
Dalam makalah ilmiah yang diterbitkan di PNAS Nexus, para peneliti menyatakan akan terus mengevaluasi risiko dari perubahan DNA serta menilai bagaimana sel hasil pengeditan ini bekerja dari waktu ke waktu. Mereka ingin benar-benar menarget kelebihan genetik penyebab down syndrome.
Salah satu tantangan besar yang masih dihadapi adalah menghindari efek samping pada kromosom sehat. Meskipun CRISPR sangat presisi, masih ada risiko enzim "tersasar" dan memengaruhi bagian DNA lain.
Namun secara keseluruhan, potensi dari teknologi ini sulit diabaikan. Dengan satu alat, para ilmuwan kini dapat menghapus akar genetik dari sebuah kondisi yang selama ini hanya bisa ditangani secara suportif.
Dampak kesehatan down syndrome yang ingin ditekan lewat terapi genetik
Orang dengan down syndrome sering kali menghadapi berbagai tantangan medis seumur hidupnya. Selain keterlambatan perkembangan dan disabilitas intelektual, mereka juga lebih rentan terhadap beragam gangguan fisik.
Sekitar 50 persen lahir dengan kelainan jantung bawaan, terutama lubang di tengah jantung atau atrioventricular septal defect. Masalah pencernaan, gangguan kekebalan tubuh, serta kesulitan makan dan tidur juga umum terjadi.
Selain itu, mereka memiliki risiko lebih tinggi mengalami sleep apnea, kejang, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta masalah gigi dan tulang belakang. Kondisi tiroid yang tidak stabil pun kerap muncul sejak usia dini.
Melalui pendekatan seperti CRISPR ini, para ilmuwan berharap bisa menekan dampak-dampak medis ini sejak level genetik. Jika penyebab genetiknya berhasil dihapus, kualitas hidup penderita bisa jadi jauh lebih baik di masa depan.
Muncul kontroversi
Inovasi genetika seperti CRISPR ini memicu perbincangan hangat di berbagai belahan dunia. Isu ini bukan hanya soal kemajuan dari teknologi, tapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan yang mendasarinya.
Meski terdengar revolusioner, langkah menuju penghapusan down syndrome secara genetik tidak lepas dari kontroversi. Perdebatan etika mencuat, yakni apakah dunia benar-benar siap, secara moral dan sosial, untuk "menghapus" suatu kondisi genetik yang selama ini membentuk identitas seseorang?
Islandia pun pernah menjadi sorotan dunia karena kebijakan dan respons masyarakat terhadap hasil skrining prenatal. Hampir seluruh populasi di sana memilih melakukan aborsi saat diketahui adanya risiko down syndrome.
"Ketika kita mulai mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang dengan sindrom Down sendiri tentang hal ini...mereka merasa terganggu...dan kita mendengar cerita serupa dari keluarga mereka," ujar dokter dan profesor etika terapan dari Universitas Islandia kepada ABC News Australia, Astriour Stefansdottir.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang inklusi, keberagaman, dan hak hidup. Namun, di sisi lain, teknologi CRISPR juga membuka peluang bagi keluarga yang ingin mencegah tantangan medis berat yang sering terjadi pada down syndrome.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
3 Penyebab Stroke yang Terjadi pada Anak Muda
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Benarkah Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu? Ini Penjelasannya Bun
Teh Hijau Bermanfaat untuk Anak Down Syndrome? Ini Kata Peneliti
Mengenal Down Syndrome dan Cara Mendeteksinya
Inspiratif, Perjuangan Ibu Membesarkan Anak Down Syndrome yang Sempat Koma
TERPOPULER
Terpopuler: Potret Manuella Putri Sophia Latjuba yang Tinggal di Jerman
5 Potret Outfit Santai ala Park Bo Young Bintang Our Unwritten Seoul
5 Potret Mesra Glenca Chysara & Sang Suami Rendi John, Berawal dari Cinlok
Isabel Anak Ayu Azhari Diterima di 3 Kampus Bergengsi Luar Negeri, Ungkap Alasan Pilih Kedokteran
Tak Hanya saat Hamil, Bahaya Masih Mengintai Bunda hingga Setahun Setelah Melahirkan
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Alat Penyedot Ingus Bayi yang Aman dan Tips Menggunakannya untuk Atasi Hidung Tersumbat
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
10 Obat Sariawan untuk Ibu Menyusui yang Aman dan Mudah Ditemukan dari Medis-Alami
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Review Trans Studio Cibubur Tempat Bermain Indoor, Lengkap dengan Wahana dan Harga Tiket
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
20 Botol Minum Lucu untuk Anak, Keunggulan, dan Estimasi Harganya
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Lotion Bayi & Anak untuk Merawat Kulit Kering dan Sensitif, Pilih yang Terbaik
Asri EdiyatiTERBARU DARI HAIBUNDA
Niat Salat Jamak Qashar Dzuhur Ashar & Tata Caranya Lengkap
5 Potret Outfit Santai ala Park Bo Young Bintang Our Unwritten Seoul
Terpopuler: Potret Manuella Putri Sophia Latjuba yang Tinggal di Jerman
5 Potret Mesra Glenca Chysara & Sang Suami Rendi John, Berawal dari Cinlok
9 Perawatan Diri untuk Bintitan yang Mudah Dilakukan
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Bantah Memihak, Denny Sumargo Sebut DJ Panda-Erika Salah
-
Beautynesia
Bikin Gemas, Ini 7 Idol K-Pop dengan Mata 'Boba'
-
Female Daily
Review Lengkap Alt Perfumery! Ada yang Sudah Kamu Incar?
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Gaya Nadin Amizah Saat Bridal Shower, Simpel Pakai Veil Putih
-
Mommies Daily
8 Soft Skill yang Perlu dimiliki Gen Alpha dan Gen Beta, Mommies Wajib Tahu!