
parenting
Serba-serbi Bedong Bayi yang Perlu Diketahui Orang Tua
HaiBunda
Sabtu, 02 Aug 2025 15:00 WIB

Daftar Isi
Membedong bisa jadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk membuat bayi nyaman dan tidur lebih lama. Namun, tetap ada aturan aman untuk bedong bayi ya, Bunda.
Dikutip dari The Bump, membedong secara sederhana berarti 'melilitkan' bayi dengan erat menggunakan selimut sedemikian rupa sehingga mereka merasa aman, seperti saat berada di dalam kandungan ibu.
Bagi Si Kecil, saat dibedong dengan tepat rasanya sangat hangat dan nyaman. Penulis buku The Happiest Baby on the Block, Harvey Karp, MD, menyebutkan bahwa membedong bisa menjadi cara untuk menenangkan bayi.
Selain itu, American Academy of Pediatrics (AAP) juga menyebut bahwa bedong dapat membantu mendorong dan meningkatkan kualitas tidur bayi.
Kapan bayi boleh dibedong?
Menurut National Childbirth Trust, Bunda bisa mulai membedong bayi sejak hari pertama setelah lahir, baik saat tidur siang maupun tidur malam. Hal ini membantu mereka merasa nyaman dan hangat, dan bahkan dapat mencegah refleks kaget (startle reflex) yang menghentak.
Meski begitu, pertimbangkan untuk mulai berhenti membedong saat bayi sudah berusia 2-3 bulan. Ketika mereka belum terbiasa, hal ini dapat meningkatkan risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak.
Begitu juga saat bayi sudah bisa berguling ke posisi tengkurap, membedong juga sebaiknya sudah tidak lagi dilakukan. Biasanya ini mulai terjadi pada usia 4 hingga 6 bulan, tetapi bisa juga lebih cepat.
"Membedong menciptakan rasa nyaman dan menenangkan seperti yang bayi rasakan saat di dalam kandungan sebelum lahir," ungkap perawat profesional maternitas, Melissa Gersin, RN.
Manfaat dari bedong bayi
Berikut beberapa manfaat dari bedong bayi yang perlu diketahui Bunda dan Ayah:
1. Menenangkan bayi
Di dalam kandungan, bayi berada di lingkungan yang hangat dan nyaman. Nah, bedong mengingatkan mereka akan perasaan itu dan dapat membantu menenangkan bayi saat mereka rewel.
2. Tidur lebih lama
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang dibedong lebih jarang terbangun dan jam tidurnya lebih lama.
3. Mengurangi refleks kaget
Refleks Moro atau refleks kaget pada awal kehidupan dapat menyebabkan bayi menggerakkan lengan dan kaki secara tiba-tiba, yang bisa membangunkan bayi dari tidur.
Bedong membantu meredam refleks ini, sehingga memungkinkan tidur lebih lama dan lebih nyenyak. Ketika lengan bayi tetap tertutup rapat dalam bedong, mereka umumnya tidak akan terbangun mendadak karena refleks kaget ini.
4. Mengurangi bayi menggaruk wajah
Dikutip dari Baby Center, dibedong dapat mencegah bayi menggaruk wajah mereka secara tidak sengaja. Kebiasaan ini terkadang juga membuat wajah bayi kerap mengalami luka cakaran dari kuku tangannya sendiri.
5. Posisi tidur yang aman
Bedong dapat membantu memastikan bayi tidur telentang, terutama pada bayi baru lahir. Seperti diketahui, telentang merupakan posisi tidur yang disarankan untuk mengurangi risiko SIDS.
Cara bedong bayi yang bisa membuat Si Kecil nyaman
![]() |
Salah satu cara termudah untuk membedong bayi adalah menggunakan bedong siap pakai dengan perekat seperti velcro atau ritsleting. Bunda cukup meletakkan bayi di dalamnya lalu memasang perekat.Â
Namun, Bunda juga bisa membedong bayi menggunakan kain bedong biasa atau selimut besar yang tipis dan lembut. Jika perlu, Bunda bisa meminta bantuan perawat atau dokter anak untuk mengajari cara membedong bayi baru lahir saat pemeriksaan pertama di rumah sakit.
Berikut beberapa cara membedong bayi dengan aman dan nyaman:
1. Gunakan kain yang tipis dan lembut
Letakkan kain bedong di permukaan datar dalam posisi seperti belah ketupat. Kemudian lipat sudut atas ke arah tengah.
2. Letakkan bayi secara perlahan
Letakkan bayi menghadap ke atas di atas selimut, pastikan posisi lehernya tetap berada di sepanjang tepi atas.Â
Lakukan secara perlahan dan jangan biarkan selimut menyentuh pipi bayi, karena dapat membuat mereka mengira itu adalah payudara. Sentuhan tersebut bisa memicu refleks rooting  dan membuat mereka menangis karena bingung tidak segera disusui.
3. Lipat sisi kanan dan kiri selimut
Pegang perlahan lengan kiri bayi di sepanjang sisi tubuhnya. Ingat, jika lengan bayi ditekuk di atas dada, kemungkinan mereka bisa keluar dari bedong.
Ambil selimut sekitar 10 cm dari bahu kiri bayi, tarik ke bawah dan menyilangkan tubuhnya dengan rapat. Setelah itu, selipkan ke bawah tubuh mereka di sisi sebaliknya.
Balutan ini harus diperkirakan agar pas, tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar.Â
4. Lipat sisi bagian bawah ke atas
Kemudian, ambil sudut selimut bagian bawah dan angkat ke atas menutupi kaki dan lengan kanan bayi. Selipkan sudut sisa tersebut di belakang bahu kanan mereka.
Pada bagian ini, atur kelonggaran di bagian kaki dan tungkai bayi agar mereka tetap bisa bergerak. Penting untuk memastikan bedong tidak terlalu ketat atau membatasi gerakan kaki bayi.
5. Pastikan tidak mudah terbuka
Terakhir, ambil sudut yang tersisa, tarik menyilang tubuh bayi (pastikan lengan tetap lurus), dan selipkan dengan rapat.
Periksa kembali apakah bedong sudah pas dan tidak mudah terlepas saat bayi bergerak. Jika lipatan mudah longgar, Bunda mungkin perlu memulai dari awal atau mencoba kain bedong lain.
Efek samping bedong bayi
Dikutip dari Healthline, meski bedong sebenarnya aman dan memiliki banyak manfaat untuk bayi, tetap perlu diperhatikan. Jika bayi tidak dibedong dengan benar atau berguling ke posisi tengkurap saat dibedong, ini bisa sangat berbahaya.
Salah satu risikonya adalah sindrom kematian bayi mendadak atau SIDS, yang terjadi ketika bayi yang tampaknya sehat meninggal secara tiba-tiba tanpa sebab jelas.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), SIDS sering terjadi saat bayi tidur. Bayi yang dibedong bisa berbahaya dalam tidurnya jika ditempatkan tengkurap atau jika mereka berguling ke posisi tersebut.
Bedong yang terlalu longgar juga berisiko karena lengan bayi bisa terlepas, menyisakan selimut longgar yang bisa menutupi mulut dan hidung mereka.Â
Jadi, bayi tidak boleh tidur dengan bedong yang longgar karena ini juga meningkatkan risiko SIDS. Efek samping lain dari pemakaian bedong yang tidak tepat adalah displasia panggul.Â
Di dalam rahim, kaki bayi menekuk ke atas dan saling bersilangan. Jika kaki diluruskan atau dililitkan terlalu ketat, sendinya berisiko terkilir dan mengganggu pertumbuhan tulang rawannya. Maka dari itu, penting untuk memastikan pinggul bayi bisa bergerak bebas dan melebar.
Selanjutnya, bedong yang terlalu ketat juga bisa menyebabkan bayi kepanasan. Saat membedong, pastikan bayi tidak terlalu panas terutama saat tidur panjang di malam hari. Tanda-tanda bayi kegerahan yang perlu diwaspadai meliputi:
- Berkeringat
- Rambut basah dan lembap
- Pipi muncul ruam atau tampak kemerahan
- Napas berat
Pilihan kain yang paling baik untuk membedong bayi?
Saat memilih kain bedong untuk bayi, utamakan sirkulasi udara, kelembutan, dan keamanan. Cari bedong dari bahan kain seperti katun, cotton bamboo, dan muslin.
Bahan-bahan kain ini sangat lembut untuk kulit sensitif dan memungkinkan aliran udara tetap lancar, sehingga bayi tidak kepanasan. Hal yang tak kalah penting, pertimbangkan ukuran dan jenis bedong (tradisional atau berbentuk wrap) sesuai kebutuhan Si Kecil.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
Yuk, Simak Saran Dokter Sebelum Memijat Bayi

Parenting
Bahaya Salah Membedong Bayi Menurut Dokter, Bisa Sebabkan Kelainan Tulang Kaki

Parenting
Anak Mendadak Sakit saat Liburan? Lakukan Pertolongan Pertama Ini

Parenting
Cara Lingkar Kepala Bayi Baru Lahir, Simak Angka Normal untuk Anak Laki-laki & Perempuan

Parenting
6 Cara Merawat Gigi Bayi 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu


7 Foto
Parenting
Potret 7 Anak Artis saat Menikmati MPASI, Ekpresinya Cute dan Gemas
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda