PARENTING
Anak Gen Alpha Lebih Suka YouTube & Twitch daripada TV, Haruskah Orang Tua Khawatir?
Nadhifa Fitrina | HaiBunda
Selasa, 26 Aug 2025 16:52 WIBAnak-anak gen Alpha tumbuh dalam dunia yang jauh berbeda dari masa kecil generasi sebelumnya. Jika dulu layar TV jadi pusat hiburan, kini mereka lebih akrab dengan layar ponselnya.
Menilik dari laman Parents, platform seperti YouTube dan Twitch kini menjadi pilihan utama hiburan anak. Anak bisa menonton apa saja, kapan saja, tanpa harus menunggu jadwal tayang di televisi.
Tak bisa dipungkiri Bunda, konten buatan pengguna di internet lebih menarik perhatian mereka. Dari vlog hingga short video, semua terasa lebih dekat dengan keseharian anak.
Bunda pasti sadar, anak-anak lebih sering menyebut nama YouTuber favoritnya daripada karakter kartun di televisi. Perubahan pola tontonan ini memunculkan banyak diskusi di kalangan orang tua.
Generasi Alpha dan perubahan pola tontonan
Generasi Alpha adalah anak-anak yang sejak lahir sudah akrab dengan dunia digital. Mereka tak pernah merasakan masa tanpa internet, media sosial atau YouTube sehingga pilihan tontonan mereka pun berbeda.
Alih-alih menunggu acara kartun di TV, Si Kecil kini lebih suka menonton orang lain bermain game di Twitch. Bunda tentu bisa melihat perbedaan ini dibandingkan generasi sebelumnya.
Jika dulu karakter Nickelodeon atau Disney Channel jadi idola, sekarang nama YouTuber atau streamer lebih sering disebut anak-anak.
"Televisi tradisional itu terjadwal, pasif, dan seragam. Ia tak bisa bersaing dengan platform seperti YouTube, TikTok, atau Twitch yang bersifat on-demand, personal, dan interaktif," ujar psikolog klinis di Encino, California, Michael Wetter, PsyD, ABPP, FAACP, dikutip dari Parents.
"Anak-anak sekarang tumbuh dalam lingkungan di mana mereka tidak perlu menunggu acara tayang-mereka mengharapkan konten langsung tersedia, sesuai minat, dan terhubung secara sosial. Mereka tidak sekadar menonton, mereka ikut mengedit, mengomentari, dan membagikannya," sambungnya.
Survei menunjukkan anak usia 2 tahun lebih suka menonton Youtube
Anak-anak milenial dan Gen Z dulu menikmati tontonan seperti Dora the Explorer atau sitkom Disney Channel yang penuh cerita seru. Kini, generasi Alpha lebih memilih layar kecil di tangan mereka ketimbang layar televisi di ruang tamu.
Fenomena ini terlihat jelas dari kesuksesan CoComelon, Blippi, Ms. Rachel, hingga lagu Baby Shark yang meledak dari YouTube. Kreator cilik seperti Vlad dan Niki pun memulai langkah mereka di platform ini sebelum merambah layanan streaming besar.
Dilansir dari Parents, data dari survei Precise TV, 87 persen anak usia 2-5 tahun lebih suka menonton YouTube daripada saluran lain. Common Sense Media juga mencatat 40 persen anak usia 2 tahun sudah memiliki tablet, menandakan pergeseran besar dari televisi tradisional.
Daya tariknya sederhana, Bunda. YouTube bisa ditonton kapan saja lewat ponsel atau tablet yang sering diberikan orang tua agar anak tenang di restoran, perjalanan, atau ruang tunggu.
"YouTube dan aplikasi berbasis ponsel lain bisa diakses di mana saja," kata penulis buku Growing Up in Public: Coming of Age in a Digital World, Devorah Heitner, PhD.
Anak dengan generasi Alpha cenderung beralih ke Twitch
Semakin besar usianya, anak-anak Generasi Alpha cenderung beralih ke Twitch dibanding YouTube. Bunda, platform ini sudah lama digandrungi remaja, dengan lebih dari 40 persen penggunanya berusia 16-24 tahun.
Awalnya Twitch dikenal sebagai tempat online gaming, tetapi kini kontennya makin beragam. Remaja bisa menonton pengalaman sehari-hari, dari "sehari dalam hidup" hingga obrolan santai dengan streamer favorit.
Streamer populer seperti Kai Cenat dan Clix berhasil menarik jutaan penonton. Tak heran Twitch kini menjadi ruang modern bagi remaja untuk membangun komunitas sekaligus menemukan teman baru.
Psikolog klinik program ADHD di Duke, Scott H. Kollins, PhD, menyebut, bahwa streaming tidak lagi menjadi sekadar hobi, Bunda.
"Bagi sebagian orang, ini tentang mengejar mimpi lebih besar. Streaming sekarang dianggap jalur karier nyata," jelas Kollins.
"Seperti anak-anak yang bermimpi jadi atlet profesional, ada juga yang berharap jadi streamer besar atau bintang e-sports. Meski hanya sedikit yang berhasil, kemungkinan itu saja sudah membuat mereka bersemangat," tambahnya.
Dampak layar yang perlu Bunda waspadai pada anak
Masalah terbesar bukan hanya soal keamanan fisik atau emosionalnya, melainkan bagaimana layar memengaruhi perkembangan anak, Bunda.
"Pertanyaannya bukan hanya apakah konten itu 'aman' secara hukum atau moral-tetapi apakah yang mereka konsumsi membentuk ekspektasi, citra diri, dan kemampuan menghadapi dunia nyata," jelas Wetter.
"Saat anak punya akses tanpa batas ke konten, mereka mulai mengandalkannya bukan hanya untuk hiburan, tapi juga untuk regulasi emosi," tambahnya.
Kondisi ini sering berujung pada tantrum, konflik soal waktu layar, dan kesulitan fokus di sekolah. Bahkan, anak bisa mengalami hambatan dalam berkomunikasi tanpa gadget di tangan.
Lebih jauh lagi, Wetter menekankan anak-anak masa kini jarang sekali merasakan bosan. Padahal, rasa bosan justru bisa menjadi pengalaman penting yang membantu mereka berkembang.
"Padahal, kemampuan menghadapi kebosanan adalah keterampilan perkembangan yang penting," ujarnya.
Risiko kesehatan pun tidak bisa diabaikan, Bunda. Sebuah studi dari Journal of the American Heart Association menunjukkan anak dan remaja yang terlalu lama di depan layar berpotensi lebih tinggi mengalami masalah penyakit jantung.
Cara menjaga keamanan menonton pada anak
Sebelum membahas cara menjaga keamanan menonton pada anak, penting dipahami bahwa pendampingan Bunda sangat berperan dalam membentuk kebiasaan digital yang sehat. Berikut ini caranya dikutip dari Parents:
1. Buat aturan yang jelas
Melarang anak sepenuhnya dari YouTube atau Twitch memang hampir mustahil di era digital. Oleh karena itu, Wetter menyarankan orang tua menetapkan aturan yang konsisten tentang waktu layar.
Aturan bisa berupa zona tanpa gadget saat makan bersama atau menjauhkan layar satu jam sebelum tidur. Dengan jadwal seimbang antara menonton, belajar, bermain aktif, dan istirahat, anak bisa tetap sehat dan terarah, Bunda.
2. Gunakan struktur dan kesepakatan
Psikolog klinis dan kepala petugas medis di North Carolina, Scott H. Kollins, PhD, menegaskan, bahwa penting untuk memberi anak "struktur," bukan sekadar larangan.
"Struktur itu bisa berupa batas waktu, penggunaan alat privasi, pengecekan rutin, atau kesepakatan media keluarga yang disepakati bersama," kata Kollins.
Dengan cara ini, anak belajar bahwa dunia digital ada batasnya dan bukan sesuatu yang tak terkendali. Keteraturan ini membantu mereka tumbuh lebih disiplin dalam menggunakan teknologi, Bunda.
3. Ajak anak berdiskusi terbuka
Untuk anak yang lebih besar, Kepala Petugas Pengasuhan Anak di Bark Technologies, Titania Jordan menyarankan percakapan dimulai dengan rasa ingin tahu, bukan untuk menghakimi anak.
"Tanyakan apa yang mereka tonton dan kenapa mereka suka. Kalau bisa, tonton bersama. Itu membantu orang tua memahami konten yang mereka hadapi," jelasnya.
Dengan ikut menonton, Bunda bisa lebih tahu pola tontonan anak. Selain itu, anak juga merasa lebih dihargai karena pendapatnya didengarkan.
4. Dampingi anak dengan aktif
Intinya, peran Bunda sangat penting dalam mendampingi anak. Keterlibatan mereka menjadi kunci utama dalam tumbuh kembang yang sehat.
"Salah satu hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah membimbing anak menjelajah dunia digital, bukan langsung melarang," kata Kollins.
Dengan begitu, orang tua hadir bukan sekadar sebagai pengawas, melainkan juga teman yang bisa diajak berbagi. Anak pun akan lebih terbuka saat menghadapi konten yang membingungkan atau menakutkan.
5. Ajarkan media literacy sejak dini
Menurut Wetter, anak-anak harus belajar memahami perbedaan antara kenyataan dan hiburan. Hal ini membantu mereka lebih kritis dalam melihat konten di media sosial.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ndf/ndf)Simak video di bawah ini, Bun:
Kenali Tanda Sumeng pada Si Kecil & Cara Mengatasinya
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Viral di Medsos, 7 Bahasa Gaul Gen Alpha yang Perlu Dipahami Bunda
5 Channel YouTube yang Mengedukasi, Cocok Ditonton Anak Sekolah Bun
5 Rekomendasi Channel YouTube yang Menghibur dan Bantu Anak Belajar
Cara Blokir Konten Porno di YouTube untuk Keamanan Anak
TERPOPULER
Cerita Zaskia Adya Mecca soal Putri Sulungnya Harus Jalani Operasi Saluran Pernapasan
Doa Orang Terzalimi, Bisa Dibaca saat Alami Perlakuan Tak Adil
Momen Ultah ke-3 Amala Anak Irish Bella Dirayakan Bareng Ayah Sambung, Intip Potret Serunya
Kenapa Ibu Hamil Tidak Boleh Tidur Telentang? Ketahui Risiko Bahayanya
Mengenal Diet Korea Switch On yang Disebut Bisa Turunkan Berat Badan dalam 1 Bulan
REKOMENDASI PRODUK
10 Obat Anak untuk Mengatasi Susah Buang Air Besar
Asri EdiyatiREKOMENDASI PRODUK
7 Rekomendasi Skincare Anak 8 Tahun yang Aman dan Cara Memilihnya yang Tepat
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Calming Rub Cream untuk Bantu Redakan Batuk Pilek hingga Kembung
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
Ngopi Santai ala Bunda Kekinian? Coba 5 Rekomendasi Kopi Susu Ini
PritadanesREKOMENDASI PRODUK
11 Rekomendasi Eyebrow Pomade, Tahan Lama dan Bikin Alis Terlihat Lebih Natural
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Mengenal Diet Korea Switch On yang Disebut Bisa Turunkan Berat Badan dalam 1 Bulan
Cerita Zaskia Adya Mecca soal Putri Sulungnya Harus Jalani Operasi Saluran Pernapasan
Doa Orang Terzalimi, Bisa Dibaca saat Alami Perlakuan Tak Adil
13 Drama Korea Terbaru September 2025, Terbaik Diprediksi Raih Rating Tinggi
Kenapa Ibu Hamil Tidak Boleh Tidur Telentang? Ketahui Risiko Bahayanya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Ingat Lagi 18 Tahun Perjalanan Cinta Rien Wartia & Andre Taulany yang Kini Bermuara di Meja Hijau
-
Beautynesia
Capek Beraktivitas Seharian tapi Susah Tidur? Ini 7 Penyebabnya yang Sering Nggak Disadari
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
8 Foto Nicki Nicole, Penyanyi Argentina yang Pacaran dengan Lamine Yamal
-
Mommies Daily
9 Rekomendasi Tempat Brazilian Wax Favorit di Jakarta, Lengkap dengan Harga