Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Terlalu Banyak Screentime Ganggu Kualitas Tidurnya, Begini Penjelasan Studi

Kinan   |   HaiBunda

Rabu, 13 Aug 2025 21:50 WIB

Chinese boy using smart phone in the living room
Ilustrasi anak main gadget/Foto: Getty Images/AzmanJaka
Daftar Isi
Jakarta -

Bermain gadget sebenarnya boleh saja diterapkan pada anak-anak, tapi penting untuk memberi batasan waktu yang tepat dan jelas. Pastikan anak memiliki jadwal screentime yang tepat, agar tidak mengganggu kualitas tidur dan kemampuan belajarnya.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa screentime berlebihan dapat mengganggu kualitas tidur anak. Padahal seperti diketahui, tidur sangat penting bagi anak termasuk untuk kemampuan belajarnya.

Oleh sebab itu, Bunda perlu lebih tegas dan konsisten dalam mengatur jadwal screentime anak supaya tidak berlebihan.

Studi tentang screentime dan kualitas tidur anak

Penelitian baru yang diterbitkan dalam JAMA Pediatrics menunjukkan bahwa screentime berlebihan dan pola tidur memiliki kaitan konsekuensi yang sangat besar. 

Terlalu banyak screentime dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk, bahkan mengganggu tidur. Sementara itu, tidur memainkan peran penting dalam perkembangan otak anak.

Dikutip dari laman Motherly, terutama pada anak pra-remaja dan remaja awal, hubungan antara tidur dan kesehatan otak bahkan bisa menyebabkan risiko gejala depresi di kemudian hari.

Hubungan antara screentime dan perkembangan otak

Penelitian baru dari Adolescent Brain Cognitive Development (ABCD), menyebutkan bagaimana screentime, tidur, dan kesehatan emosional saling terhubung.

Dalam analisis terbaru terhadap lebih dari 900 anak, para peneliti menemukan rantai efek yang jelas:

  • Lebih banyak screentime pada akhir masa kanak-kanak (usia 9–10 tahun) dikaitkan dengan waktu tidur yang lebih singkat dua tahun kemudian.
  • Tidur yang lebih singkat dikaitkan dengan perubahan pada bagian white matter pada otak, terutama di cingulum bundle. Ini merupakan jalur utama yang terlibat dalam pengaturan emosi.
  • Perubahan otak tersebut dikaitkan dengan lebih banyak gejala depresi pada masa remaja awal (usia 11–13 tahun). Studi ini menggunakan teknik pencitraan canggih seperti NODDI, yang dianggap lebih presisi untuk melihat white matter dibandingkan MRI tradisional.

Meskipun perubahan tersebut tidak serta merta berarti seorang anak akan mengalami depresi, hal ini menunjukkan bahwa masalah tidur selama masa kanak-kanak dapat membuat otak lebih rentan terhadap masalah kesehatan emosional.

Hasil studi ini memperkuat penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa tidur sangat penting bagi perkembangan otak yang sehat (terutama selama masa pubertas). 

Mengapa tidur sangat penting untuk anak?

Pada dasarnya, tidur memengaruhi suasana hati secara langsung. Tidur juga memainkan peran yang lebih dalam dalam bagaimana otak anak, terutama remaja, berkembang seiring waktu.

Berikut ulasan tentang alasan mengapa tidur sangat penting bagi tumbuh kembang anak: 

1. Otak bekerja lebih keras saat anak tidur

Selama tidur, terutama di masa remaja, otak akan bekerja lebih keras. Organ ini berupaya memperkuat memori, menyeimbangkan hormon pengatur suasana hati, dan menyempurnakan koneksi antara berbagai wilayah otak.

2. Mengoptimalkan white matter 

Salah satu sistem otak yang sedang dibentuk selama masa kanak-kanak dan remaja adalah area white matter. Ini adalah jaringan komunikasi yang membantu pikiran dan emosi bekerja dengan lancar. 

Jalur white matter utama yang disebut cingulum bundle membantu mengatur emosi dengan menghubungkan area otak, yang bertanggung jawab atas perasaan dan pengendalian diri.

3. Kurang tidur mengubah struktur otak

Studi ini menemukan bahwa tidur yang lebih sedikit dikaitkan dengan masalah pada pengoptimalan white matter di cingulum bundle. 

Hal ini capat membuat pengaturan emosi menjadi lebih sulit, sehingga meningkatkan risiko munculnya gejala depresi.

Perubahan tersebut terlihat jelas dalam hasil pemindaian otak, lalu yang paling berkontribusi terhadap masalah kurang tidur tersebut adalah terlalu banyak screentime. 

Rekomendasi jam tidur anak sesuai usia

Durasi tidur anakIlustrasi anak tidur/Foto: Getty Images/Natee Meepian

American Academy of Sleep Medicine merekomendasikan jam tidur harian anak-anak berikut ini untuk meningkatkan kesehatan yang optimal:

  • 1-2 tahun: 11 hingga 14 jam (termasuk tidur siang)
  • 3-5 tahun: 10 hingga 13 jam (termasuk tidur siang)
  • 6-12 tahun: 9 hingga 12 jam
  • 13-18 tahun: 8 hingga 10 jam

Anak rentan mengalami penurunan kualitas tidur apabila waktu tidurnya terus-menerus tidak mencapai jumlah di atas. 

Jika dibiarkan, mereka rentan jadi sulit konsentrasi, mengalami penurunan kemampuan memproses, dan sulit mengingat informasi. Hal itu berdampak pada kecerdasan dan potensi akademiknya. 

Tips aturan screentime yang aman di rumah

Beberapa perubahan kecil terkait screentime dapat memberikan dampak besar dalam melindungi kualitas tidur anak, serta kesejahteraan emosional mereka dalam jangka panjang.

Berikut beberapa tips yang bisa Bunda coba terapkan di rumah agar penggunaan screentime tetap aman: 

1. Atur jadwal screentime sebelum tidur

Usahakan untuk mematikan semua gadget setidaknya 30–60 menit sebelum waktu tidur. Tujuannya untuk membantu produksi melatonin meningkat secara alami dan mendukung proses tidur yang lebih mudah.

2. Hindari tidur berdekatan dengan gadget

Sebisa mungkin, singkirkan perangkat elektronik dari area tidur. Termasuk seperti ponsel, tablet, dan televisi. Hal ini dapat membantu meminimalkan screentime di malam dan meningkatkan kualitas tidur.

3. Lakukan kebiasaan santai selain screentime

Bermain gadget kerap dilakukan sebagai cara untuk menghabiskan waktu santai. Nah, biasakan agar Si Kecil melakukan kebiasaan santai lainnya selain dengan screentime.

Termasuk di antaranya dengan melakukan berbagai aktivitas yang menenangkan, seperti membaca, menggambar, mendengarkan musik, atau sekadar mengobrol. Kegiatan-kegiatan ini dapat membantu otak bertransisi ke waktu istirahat.

4. Tetap konsisten

Konsistensi sangat penting dibandingkan memberi aturan yang terlalu ketat. Tidak apa-apa jika ada pengecualian sesekali, yang paling penting adalah konsisten untuk tetap kembali pada rutinitas secara keseluruhan dan selalu perhatikan pola tidur anak. 

5. Menjadi contoh yang baik

Anak-anak memperhatikan apa yang dilakukan orang tuanya. Cobalah untuk ikut mematikan gadget di malam hari bersama mereka, agar waktu tanpa screentime terasa lebih menyenangkan.

Hal yang perlu diingat, sebisa mungkin tetapkan aturan yang jelas terkait penggunaan gadget, agar tidak berlebihan dan justru merusak tumbuh kembang anak.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda