PARENTING
Bagaimana Perubahan Mental pada Anak Laki-laki dan Perempuan saat Memasuki Masa Puber?
Kinan | HaiBunda
Selasa, 09 Sep 2025 14:15 WIBAnak laki-laki dan anak perempuan diketahui memiliki perubahan mental yang sedikit berbeda saat masuk masa puber. Ketahui perbedaan dan cara tepat menghadapinya, Bunda.
Masa-masa ini menjadi hal yang penting dipahami supaya orang tua bisa memberikan tanggapan yang tepat ketika anak memasuki fase puber yang kritis.
Apa itu masa puber?
Dikutip dari Cleveland Clinic, masa puber atau pubertas adalah bagian alami dari perkembangan anak, ketika tubuh mereka mengalami perubahan fisik dan hormonal untuk mencapai kematangan seksual.
Tahapan pubertas tak hanya sesuai dengan perkembangan perubahan fisik, tapi juga melibatkan perubahan emosional dan mental.
Perubahan fisik dan emosional pubertas dimulai dan berakhir pada usia yang berbeda untuk setiap anak, bergantung pada jenis kelamin, ras dan etnis, serta faktor lingkungan.
Dengan kata lain, pubertas adalah cara alami tubuh untuk menjadi dewasa secara fisik. Hal ini adalah masa ketika organ utama dan sistem tubuh mulai matang, dan tubuh menjadi mampu melakukan reproduksi seksual.
Kapan masa puber dimulai?
Pubertas dimulai ketika bagian otak anak yang disebut hipotalamus mulai memproduksi hormon yang disebut gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Hipotalamus kemudian mengirim GnRH ke bagian otak lain yang disebut kelenjar pituitari. GnRH merangsang kelenjar pituitari untuk melepaskan dua hormon lain: luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH).
Hormon-hormon ini kemudian mengarah ke organ reproduksi, ovarium (untuk anak perempuan) atau testis (untuk anak laki-laki).
Hal ini memicu organ reproduksi untuk mulai melepaskan hormon seks, baik estrogen maupun testosteron. Hormon-hormon inilah yang memunculkan tanda-tanda pubertas.
Masa puber anak perempuan
Pubertas pada anak perempuan biasanya dimulai antara usia 8 hingga 13 tahun. Umumnya ini terjadi sekitar dua tahun lebih awal daripada anak laki-laki.
Masa puber anak laki-laki
Sementara itu pada anak laki-laki, masa puber biasanya dimulai antara usia 9 hingga 14 tahun. Anak laki-laki memasuki pubertas sekitar dua tahun lebih lambat daripada anak perempuan.
Perubahan mental pada anak saat memasuki masa puber
Ketika anak memasuki masa puber, lonjakan hormon seks yang ditambah dengan tekanan sosial dapat menyebabkan perubahan mental. Termasuk perubahan suasana hati, ledakan emosional, dan bahkan konflik dalam keluarga.
Hal ini karena anak sedang melalui perubahan drastis dalam identitas dan kehidupan sosial mereka. Oleh sebab itu, mereka mungkin mengalami masalah kepercayaan diri atau merasakan berbagai emosi terkait seksualitas, seperti keinginan, kebingungan, dan ketakutan.
Jika muncul masalah emosional atau perilaku serius, termasuk tanda-tanda kecemasan, depresi, perubahan suasana hati ekstrem, atau agresi, penting bagi anak untuk menemui profesional.
Perbedaan perubahan mental anak laki-laki dan perempuan
"Bagi anak, masa puber menjadi waktu di mana mereka mencoba menyesuaikan diri dengan pola tertentu," jelas psikiater anak Paul Mitrani, MD, PhD, dikutip dari Child Mind Institute.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan tampaknya lebih rentan terhadap kecemasan dan depresi, serta dapat membawa risiko tersebut selama bertahun-tahun.
Lalu pada anak laki-laki, pubertas yang lebih awal mungkin tidak terlalu mengganggu. "Anak laki-laki yang matang lebih awal memiliki beberapa keuntungan sosial karena mereka lebih kuat," ungkap psikiater klinis, Sandra L. Whitehouse, PhD.
Namun itu tidak berarti anak laki-laki bebas dari risiko masalah emosional di masa puber ya, Bunda. Dengan peningkatan testosteron, mereka rentan memiliki emosi yang lebih kuat, peningkatan perilaku agresif, serta dorongan seksual mendadak yang mungkin sulit mereka kendalikan.
Bagaimana cara membantu anak menghadapi pubertas?
Orang tua tidak dapat mengendalikan perubahan yang 'dibawa' oleh tubuh di masa puber anak, tetapi ada banyak cara untuk membantu anak mempersiapkan diri dan mengelola transisi tersebut.
Terlepas dari usia mereka, ketika Bunda pertama kali mulai menyadari ada tanda-tanda pubertas pada anak, sebaiknya periksakan ke dokter anak.
Pada anak perempuan, pubertas biasanya dimulai dengan pertumbuhan payudara serta rambut ketiak atau kemaluan. Pada anak laki-laki, tanda pertama biasanya testis yang membesar dan pertumbuhan rambut tubuh.
Namun cara terbaik mempersiapkan anak menghadapi pubertas dimulai jauh sebelum tanda-tanda muncul.
"Semakin awal orang tua membicarakan hal ini dengan cara yang sesuai usia, semakin baik hasil akhirnya," kata Mitrani.
Mulailah mendiskusikan pubertas dengan anak sejak dini, bahkan bisa dimulai sekitar usia 7-8 tahun. Penting untuk menghilangkan stigma seputar pubertas dan membiarkan anak bertanya.
Ingatlah bahwa Bunda juga tidak perlu menjelaskan semuanya sekaligus, karena ini bisa membuat mereka kewalahan atau bingung. Lakukan perlahan dan biarkan pertanyaan anak memandu percakapan lebih lanjut.
Kapan tanda perlu konsultasi ke dokter?
Selain pada tahap awal pubertas, konsultasi ke dokter juga mungkin diperlukan jika anak mengalami ciri-ciri berikut:
- Jerawat parah yang tidak kunjung hilang
- Nyeri yang berkaitan dengan lonjakan pertumbuhan
- Tanda-tanda depresi, kecemasan, atau gangguan kesehatan mental lainnya
- Menstruasi tidak teratur setelah satu tahun sejak menstruasi pertama
- Nyeri menstruasi dan kram yang lebih dari ringan
Selain itu, konsultasi ke dokter juga jika anak laki-laki mulai menunjukkan tanda-tanda pubertas sebelum usia 9 tahun atau justru belum menunjukkan tanda pubertas hingga usia 15 tahun.
Untuk anak perempuan, konsultasikan jika mulai menunjukkan tanda-tanda pubertas sebelum usia 8 tahun atau belum menunjukkan tanda pubertas hingga usia 13 tahun.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)Simak video di bawah ini, Bun:
Ingin Anak Sukses? Ini 5 Kalimat yang Harus Dihindari Orang Tua Menurut Ahli
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
7 Ucapan Orang Tua yang Harus Didengar Anak Setiap Hari, Bunda Perlu Tahu
4 Cara agar Anak Merasa Miliki Privasi, tapi Tetap Bisa Bunda Pantau
Buang Jauh Gengsi Bun, Ini Pentingnya Orang Tua Minta Maaf pada Anak
Ucapan Orang Tua yang Dapat Mengganggu Psikologis Anak
TERPOPULER
Terpopuler: Potret Rumah Rossa yang Baru Direnovasi
Romantis! 5 Potret Hana Malasan Dilamar Sean Gelael di Pinggir Pantai
Kedekatan Yuni Shara dan Sang Putra yang Baru Ultah, Ini 5 Potretnya seperti Kakak Adik
Makna Lambang OSIS di Seragam Sekolah Anak dan Filosofi di Baliknya
5 Potret Ultah ke-4 Guzel Anak Ali Syakieb & Margin W, Tampil Cantik Bak Barbie Hidup
REKOMENDASI PRODUK
15 Rekomendasi Test Pack yang Tersedia di Apotek dan Harganya
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sabun Bayi untuk Kulit Kering dan Sensitif
Nadhifa FitrinaREKOMENDASI PRODUK
7 Sabun Cuci Muka atau Facial Wash yang Aman untuk Ibu Hamil Berjerawat
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Susu Bebas Laktosa untuk Anak yang Aman
KinanREKOMENDASI PRODUK
10 Susu UHT untuk Anak 1 Tahun yang Aman Dikonsumsi
KinanTERBARU DARI HAIBUNDA
Potret Liburan Pemain Bon Appetit, Your Majesty di Vietnam, Ada Yoona hingga Lee Chae Min
Terpopuler: Potret Rumah Rossa yang Baru Direnovasi
Romantis! 5 Potret Hana Malasan Dilamar Sean Gelael di Pinggir Pantai
Makna Lambang OSIS di Seragam Sekolah Anak dan Filosofi di Baliknya
5 Tanaman yang Mudah Stres saat Dipindahkan, Hati-hati Bun!
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Beby Prisilia Disebut Tak Tahu Onadio Leonardo Konsumsi Narkoba
-
Beautynesia
5 Kalimat Penyemangat dari Orang Tua yang Bantu Anak Bangkit dari Masa Sulit
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
7 Makanan Sehat untuk Wanita Usia 40-an, Supaya Aging Gracefully
-
Mommies Daily
Ayah, Jangan Lakukan 10 Hal Ini saat Anak Perempuan Sudah Remaja