Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kapan Anak Sudah Mulai Bisa Berbohong?

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Senin, 29 Sep 2025 17:40 WIB

Kapan Anak Sudah Mulai Bisa Berbohong?
Ilustrasi Bunda dan Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/surachetkhamsuk
Daftar Isi
Jakarta -

Setiap orang tua pasti pernah dibuat tersenyum oleh celoteh lucu anaknya. Dari perkataan polos hingga imajinasi yang terkadang tak masuk akal.

Namun, tidak semua ucapan anak bisa dianggap jujur sepenuhnya, Bunda. Ada kalanya mereka mengatakan sesuatu yang tidak benar, meski bukan berarti mereka sengaja berbohong.

Dilansir dari laman Parenting Science, berbohong berbeda dengan sekadar salah ucap atau berimajinasi. Berbohong membutuhkan niat untuk menipu dan kesadaran bahwa apa yang disampaikan tidak sesuai kenyataan.

Fenomena ini tentu membuat banyak orang tua penasaran. Apakah kebiasaan berbohong adalah tanda yang wajar, atau justru hal yang perlu diwaspadai?

Nah, di sinilah pertanyaan menarik muncul. Lalu, sebenarnya, pada usia berapa Si Kecil sudah mulai bisa berbohong?

Kapan anak mulai sudah mulai bisa berbohong?

Beberapa penelitian menemukan balita ternyata bisa mulai berbohong lebih cepat dari yang Bunda kira. Bahkan sebelum usia dua setengah tahun, sebagian anak sudah mencoba mengatakan sesuatu yang tidak sesuai kenyataan.

Saat memasuki usia empat tahun, lebih dari 70 persen anak tercatat pernah berbohong setidaknya sekali, menilik dari Parenting Science. Hal ini menjadi petunjuk bahwa kemampuan berbohong pada anak berkembang seiring dengan bertambahnya usia.

Perlu dipahami juga bahwa kebiasaan ini tidak serta-merta menggambarkan moralitas anak. Mereka masih membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa memahami benar dan salah dalam konteks berbohong.

Apakah kondisi ini normal terjadi pada anak?

Banyak ahli menyebutkan berbohong adalah bagian dari proses tumbuh kembang anak. Bahkan, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini muncul seiring berkembangnya kemampuan kognitif Si Kecil.

Dikutip dari BBC News, Direktur Institute of Child Study di Universitas Toronto, Dr. Kang Lee, menjelaskan pandangannya. Menurutnya, orang tua tidak perlu langsung panik ketika anak mulai berbohong.

"Orang tua tidak perlu khawatir jika anak mereka berbohong," kata Dr. Lee.

"Itu adalah tanda bahwa mereka telah mencapai tonggak perkembangan baru. Mereka yang memiliki perkembangan kognitif lebih baik berbohong karena mereka dapat menutupi jejak mereka," sambungnya.

Bagaimana mendorong anak agar terbiasa jujur?

Dikutip dari Parenting Science, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar anak terbiasa berkata jujur:

1. Ciptakan lingkungan yang mendukung kejujuran

Penelitian menunjukkan anak lebih mudah bersikap jujur ketika mereka merasa aman dan diterima. Lingkungan yang penuh tekanan justru membuat anak takut untuk mengakui kesalahan.

Oleh karena itu, Bunda bisa membiasakan suasana rumah yang hangat dan penuh kepercayaan. Dengan begitu, Si Kecil tidak ragu untuk mengatakan apa yang sebenarnya ia rasakan.

2. Tunjukkan teladan dari orang tua

Anak belajar paling cepat dari contoh yang ia lihat sehari-hari, Bunda. Jika orang tua konsisten menunjukkan kejujuran, Si Kecil akan menirunya secara alami.

Bunda bisa memulai dari hal-hal kecil, seperti menepati janji atau berkata apa adanya meski sederhana. Sikap ini akan tertanam di benak anak sebagai nilai yang patut dijaga.

3. Hargai setiap pengakuan yang jujur

Ketika anak berani berkata jujur, berikan apresiasi agar ia merasa dihargai. Pujian kecil bisa menjadi dorongan untuk anak terus terbuka di masa depan.

Bunda tidak perlu memberikan hadiah besar, cukup berikan ucapan positif atau senyuman hangat. Dengan begitu, anak akan memahami bahwa berkata jujur adalah hal yang baik.

4. Hindari hukuman yang berlebihan

Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa hukuman keras justru membuat anak semakin pintar menyembunyikan kebenaran. Mereka cenderung memilih berbohong agar terhindar dari konsekuensi yang menakutkan.

Sebaliknya, Bunda bisa menggunakan pendekatan lembut seperti mengajak bicara dan memberi arahan. Cara ini membantu anak belajar bertanggung jawab tanpa harus menutupi kesalahan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda