HaiBunda

PARENTING

Apa Itu 'Bayi Karnivora'? Tren Baru yang Dipertanyakan Ahli Gizi

Nadhifa Fitrina   |   HaiBunda

Kamis, 02 Oct 2025 09:10 WIB
Apa Itu ‘Bayi Karnivora’? Tren Baru yang Dipertanyakan Ahli Gizi/Foto: Getty Images/Christie Cooper
Jakarta -

Belakangan ini, tren unik seputar pola makan bayi sukses menyita perhatian publik. Melansir dari New York Post, ada seorang bayi yang baru saja merayakan ulang tahun pertamanya dan disebut termasuk dalam kelompok "bayi karnivora".

Bayi ini tak tertarik pada menu MPASI seperti biasanya, Bunda. Ia justru terlihat lahap mengunyah potongan daging rib eye hingga New York strip layaknya orang dewasa.

Fenomena ini pun mengundang rasa penasaran banyak orang. Sebab, pola makan semacam ini terdengar sangat berbeda dari anjuran umum untuk bayi seusianya.


Tak heran, jika tren ini kemudian memunculkan pro dan kontra. Apalagi, sejumlah ahli gizi mulai mempertanyakan dampaknya terhadap tumbuh kembang Si Kecil.

Nah, Bunda mungkin ingin tahu lebih dalam, sebenarnya apa yang dimaksud dengan tren bayi karnivora? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini.

Apa itu tren bayi karnivora?

Istilah bayi karnivora ini merujuk pada Si Kecil yang sejak dini dibiasakan hanya mengonsumsi makanan hewani. Pola makan ini biasanya berisi daging, telur, hingga produk susu tanpa adanya tambahan sayur atau buah.

Tren unik ini banyak dikenal lewat influencer yang lebih dulu mengadopsi carnivore diet sebagai gaya hidup mereka. Bahkan, sebagian selebritas menilai pola makan berbasis hewani memberi manfaat, seperti meningkatkan energi dan menjaga kebugaran tubuh.

Namun, bagi bayi, tren ini menyimpan risiko yang tidak bisa disepelekan, Bunda. Penelitian menyebut, bahwa pola makan yang terbatas dapat menimbulkan masalah serius, seperti batu ginjal, gangguan pencernaan, hingga kanker usus besar.

Ahli jelaskan cara aman kenalkan pola makan karnivora pada Si Kecil

Dikutip dari New York Post, beberapa pakar menilai tren bayi karnivora bisa diterapkan tanpa masalah, selama tidak dilakukan secara berlebihan, Bunda.

Mereka bahkan percaya pola ini mampu mendukung tumbuh kembang generasi Alpha dan Beta agar lebih percaya diri. Seorang gastroenterolog anak dari NYU Langone Health, Bridget Kiernan menyebutkan, bahwa pola makan berbasis daging tidak sepenuhnya berbahaya.

Asalkan, menurutnya, orang tua tetap memperhatikan keseimbangan asupan harian Si Kecil.

"Diet yang banyak mengandung daging bisa aman untuk bayi, tapi tetap harus moderasi," ujar Kiernan.

Itu berarti, Bunda tidak serta-merta langsung memberikan menu penuh daging setiap kali makan. Sebaiknya porsi anak dibagi seimbang, misalnya 30 persen protein, 30 persen lemak, 30 persen karbohidrat, dengan tambahan serat dan produk susu.

Kiernan juga mengatakan, bahwa mengonsumsi daging secara berlebihan justru dapat memicu masalah kesehatan pada bayi di kemudian hari.

"Daging bisa menjadi makanan pendamping untuk bayi. Tapi bayi tetap butuh karbohidrat, biji-bijian, serta gula alami dari buah dan sayuran," jelas Kiernan.

Risiko membiasakan pola makan Si Kecil hanya daging

Ada sejumlah risiko kesehatan yang bisa muncul bila pola makan Si Kecil hanya berisi daging tanpa variasi lainnya, dikutip dari Motherly. Simak, yuk!

1. Kekurangan vitamin C

Vitamin C punya peran besar untuk pertumbuhan anak, Bunda, mulai dari pembentukan tulang rawan hingga menjaga daya tahan tubuh. Sayangnya, nutrisi ini sama sekali tidak ada dalam pola makan yang hanya mengandalkan daging.

Tanpa vitamin C, risiko gangguan tumbuh kembang hingga masalah imunitas bisa meningkat pada Si Kecil. Karena itu, ahli selalu menekankan pentingnya menambahkan buah dan sayuran ke dalam menu harian anak.

2. Tidak ada serat dalam menu daging

Serat berperan penting dalam mendukung pencernaan dan menjaga keseimbangan mikrobioma usus anak. Namun, asupan serat otomatis hilang ketika pola makan Si Kecil hanya berisi produk hewani.

Kondisi ini dapat memicu sembelit dan gangguan saluran cerna yang mengganggu kenyamanan anak. Karena itu, serat dari sayur, buah, serta biji-bijian tetap harus diberikan.

3. Pentingnya pola makan beragam

Profesor pediatri dari Dell Medical School, Steven Abrams mengingatkan, bahwa meski daging kaya zat besi, zinc, dan protein yang mudah diserap tubuh, pola makan yang beragam jauh lebih penting, Bunda.

"Makan dengan pola yang beragam sejak kecil membuat anak lebih mungkin untuk tetap makan seperti itu ketika mereka dewasa. Dan anak-anak tetap membutuhkan serat, antioksidan, serta polifenol dari buah dan sayuran," ujar Abrams.

Nah, itulah Bunda, ulasan tentang mengenal tren bayi karnivora yang kini sedang ramai diperbincangkan. Meski tampak praktis dan berbeda, pola makan ini bisa saja membuat Si Kecil kehilangan asupan nutrisi pentingnya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Kebiasaan Penyebab Gigi Si Kecil Berlubang, Termasuk Sering Gigit Kuku Bun!

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Kisah Cinta Enzy Storia dan Suami Diplomat, Sempat Ditolak hingga Dekat Kembali karena COVID-19

Mom's Life Amira Salsabila

Begini Cara Orang Sukses Basa-basi agar Disukai dan Dihormati

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Fauzan Julian Kurnia

Ketahui Pentingnya Menyusui Bayi 30 Menit Setelah Lahir, Cegah 2 Kondisi Serius Ini

Menyusui Dwi Indah Nurcahyani

5 Potret Outfit Batik Artis Indonesia, Maudy Ayunda hingga Sheila Dara

Mom's Life Amira Salsabila

Apa Itu 'Bayi Karnivora'? Tren Baru yang Dipertanyakan Ahli Gizi

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Alca Oktaviani Melahirkan Anak Pertama, Bintang Emon Ungkap Rasa Terima Kasih ke Istri

7 Pertolongan Pertama saat Anak Alami Keracunan Makanan

Sosok Orang Terkaya Termuda Berusia 19 Tahun, Ini Asal Usul Kekayaannya

Ketahui Pentingnya Menyusui Bayi 30 Menit Setelah Lahir, Cegah 2 Kondisi Serius Ini

Begini Cara Orang Sukses Basa-basi agar Disukai dan Dihormati

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK